Kisah  

Satu Gedung Dua Hati: Awal Sebuah Perasaan

Cinta adalah rasa yang dialami oleh seseorang ketika merasakan hati yang berbunga, bahagia bahkan merasakan sesuatu yang tidak dirasakan oleh seseorang kecuali dirinya.

Ya, cinta itu datang seperti angin diwaktu malam membuat badan mengigil dan susah bagi orang biasa untuk mengendalikannya. Begitu juga diriku yang hampir dibuat binasa olehnya. Itu memang lah sebuah fitrah yang dimilki oleh kita sebagai ummat manusia. Diberikan oleh sang maha kuasa agar kita bisa meraskan sebagian dari sifat kasih sayangNya. Hanya terkadang kita yang salah kaprah dalam melaksanakan dan memahaminya, sehingga banyak sesuatu yang rusak atas dasar cinta.

Bumi diputar pada porosnya. Matahari dan bulan pun bergantian bermunculan dengan kehendak kekuasaanya. Bagitupun hati kecil ini yang terselipkan sebutir cinta hanya karena memandang keindahan salah satu mahklukNya. Tak bisa kupungkiri, bahwasanya semua ini adalah kehendak Tuhan YME.

Mencitai orang yang kita cintai adalah fitrah, tapi dicintai oleh orang yang kita cintai adalah sebuah kelebihan

Hari demi hari, minggu demi minggu bahkan bulan demi bulan selalu terbesit dalam benakku atas pertemuan singkat dengannya, banyak isi hati yang harus di tumpahkan kepadanya. Tapi apalah daya, karena sering terbesit dalam hatiku, pantaskah aku ini? Siapakah aku? Seketika itu pun terasa kerdilah jiwa ku ini, tapi batinku memberontak, kau harus berani kau harus kuat karena seperti itulah seharusnya jiwa seorang kesatria.

“Cinta mengubah kepahitan menjadi manis

Tanah dan tembaga menjadi Emas

Yang keruh menjadi jernih

Sipesakit menjadi sembuh

Penjara menjadi taman

Derita menjadi nikmat

Kekerasan menjadi kasih sayang”

Begitulah ahli tassawuf yaitu Rumi menyairkan tentang cinta.

Mencitai orang yang kita cintai adalah fitrah, tapi dicintai oleh orang yang kita cintai adalah sebuah kelebihan yang mana seseorang pun akan merasakan kebahagiaan yang tak ada tepinya. Karena seperti itulah kekuatan cinta sebenarnya.

Sejak awal memang aku merasakan adanya sebuah timbal balik atas cinta yang kurasakan hari ini, berhari-hari ku sangat meraskan kebahagian, ibarat hujan gerimis yang selalu muncul dari nya sebuah pelangi. Lontaran kebahagian dirasakan disetiap keadaan dan tempat dimana pun aku berpijak, bahkan mungkin semua orang disisiku pun ikut merasakannya.

Semakin jauh ku melangkah semakin dalam rindu yang ku rasakan kepadanya. Dan saat aku merindukanya, aku lebih memilih berdo’a  dari pada bertemu karena yang ku tahu doa ku lebih dalam dari rinduku. Yang ku tahu kita tidak akan bisa mencegah atau mengahapus perasaan, ya kita hanya bisa mengendalikannya atau dikendalikan oleh Nya.

Itulah cerita singkat tentang perasaan yang ingin ku ceritakan. Mungkin akan kuceritakan kisahku dalam cerita berikutnya. Pasti akan menjadi pertanyaan, siapakah dia hingga begitu istimewa ? dimanakah awal kita bertemu? Mengapa kita bisa saling mengenal ? dan segelintir pertanyaan-pertanyaan mungkin akan terungkap dalam lembaran kisah berikutnya.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *