Penelusuran hadis juga dilacak dengan mengunakan kitab al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadīṡ al-Nabawī, melalui kata atau kalimat dalam matan hadis, yaitu Min Afdhal Ayyamikum Yaum Al-Jumu’ah, Wa Khalaqa Adam Ba’da al-‘Ashri Min Yaum Al-Jumu’ah, Yaum Al-Jumu’ah Sayyid Al-Ayyām, Ma Min Muslim Yamūtu Yaum Al-Jumu’ah Illa, ‘An Al-Ghasli Yaum Al-Jumu’ah.
Dari dua kitab di atas, bisa diketahui bahwa hadis-hadis tentang fenomena hari Jumu’ah dan shalat Jumu’ah terdapat dalam beberapa kitab hadis, yaitu Ṣaḥīḥ Bukharī, Ṣaḥīḥ Muslim, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal, Sunan Abu Dāwud, Sunan Ibnu Maajah, dan Sunan At-Tirmidzi.
Adapun redaksi hadis-hadisnya adalah sebagai berikut:
- Hadis
Tentang Keutamaan Hari Jumu’ah
- Ṣaḥīḥ Bukharī (Kitāb Bid’u Al-Wahy) Muhammad bin Ismaa‘iil Abuu ‘Abdullaah al-Bukhaarii (selanjutnya disebut Imam Bukhari). Al-Jaami’ As-Sahih, (Kairo: Daar Asy-Sya’b, 1987), Juz. II, hal. 16.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا.
Artinya: Telah memberitakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, dari Maalik, dari Abu Az-Zanaad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. pernah menyebut tentang hari Jumu’ah. Maka beliau berkata: “di hari Jumu’ah itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menun-jukkan sedikitnya waktu itu”. .
- Ṣaḥīḥ Muslim (Kitāb Al-Jumu’ah Bāb Fadhl Yaum Al-Jumu’ah) Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi Al-Naisaburi(selanjutnya disebut Imam Muslim),Al-Jaami‘ Al-Sahih, (Beiruut: Daar al-Fikr, t.th), Juz. III, hal. 6.
وَحَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ – يَعْنِى الْحِزَامِىَّ – عَنْ أَبِى الزِّنَادِ عَنِ الأَعْرَجِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ ».
Artinya: Telah memberitakan kepada kami Qutaibah bin Sa’iid telah memberitakan kepada kami Al-Mughirah, yakni Al-Hizaamiy, Abu Az-Zanaad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. berkata: “Hari yang baik saat terbitnya matahari adalah hari Jumu’ah. Hari tersebut adalah hari diciptakannya Adam, hari ketika Adam dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika Adam dikeluarkan dari surga. Hari kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jumu’ah”.
- Ṣaḥīḥ Muslim (Kitāb Al-Jumu’ah Bāb Hidāyah Hadzihi Al-Ummah Li-Yaum Al-Jumu’ah) Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi Al-Naisaburi(selanjutnya disebut Imam Muslim),Al-Jaami‘ Al-Sahih, (Beiruut: Daar al-Fikr, t.th), Juz. III, hal. 7.
وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَوَاصِلُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى قَالاَ حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِى مَالِكٍ الأَشْجَعِىِّ عَنْ أَبِى حَازِمٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ وَعَنْ رِبْعِىِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالاَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « أَضَلَّ اللَّهُ عَنِ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ.
Artinya: Telah memberitakan kepada kami Abu Kuraib dan Waashil bin ‘Abd Al-A’laa, keduanya berkata; telah memberitakan kepada kami Ibnu Fudhail, dari Maalik Al-Asyja’iiy, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah, dan Ri’iyyi bin Hirasy, dari Hudzaifah, keduanya berkata, telah berkata Rasulullah SAW.: “Allah menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jumu’ah. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, dan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Allah membawa kita dan menunjukan kita kepada hari Jumu’ah”.
- Ṣaḥīḥ Muslim (Kitāb Al-Jumu’ah Bāb As-Saa’ah Allatii Fi Yaum Al-Jumu’ah) Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi Al-Naisaburi(selanjutnya disebut Imam Muslim),Al-Jaami‘ Al-Sahih, (Beiruut: Daar al-Fikr, t.th), Juz. III, hal. 6.
عَنْ أَبِى بُرْدَةَ بْنِ أَبِى مُوسَى الأَشْعَرِىِّ قَالَ قَالَ لِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِى شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ «هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ».
Artinya: Dari Abi Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari, bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW. sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari Jumu’ah?” Lalu Abu Burdah mengatakan, Aku menjawab, Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.”.
- Sunan Ibnu Mājah (Kitāb Iqāmah As-Ṣalāh Bāb Fi Fadhl Al-Jumu’ah) Muhammad bin Yaziid Abu Abdillah A-Qazwiinii (selanjutnya disebut Ibnu Majah), Sunan Ibnu Maajah, (Riyadh: Bait Al-Afkaar Ad-Dauliyah, 1999), Juz. I, hal. 344.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي لُبَابَةَ بْنِ عَبْدِ الْمُنْذِرِ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ: إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الأَيَّامِ، وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللهِ، وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ مِنْ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ، فِيهِ خَمْسُ خِلاَلٍ: خَلَقَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ، وَأَهْبَطَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ إِلَى الأَرْضِ، وَفِيهِ تَوَفَّى اللَّهُ آدَمَ، وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا الْعَبْدُ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ، مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ، مَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ، وَلاَ سَمَاءٍ، وَلاَ أَرْضٍ، وَلاَ رِيَاحٍ، وَلاَ جِبَالٍ، وَلاَ بَحْرٍ، إِلاَّ هُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ.
Artinya: : Telah memberitakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah memberitakan kepada kami Yahya bin Abu Bukair, telah memberitakan kepada kami Zuhair bin Muhammad, dari Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqiil, dari ‘Abdurrahman bin Yaziid Al-Ansharii, dari Abu Lubaabah bin Abd Al-Mundzir, berkata; telah berkata Nabi SAW.: “Sesungguhnya hari Jumu’ah adalah hari yang termulia dan teragung di sisi Allah, ia lebih agung dari pada hari raya Idul Adha dan Idul Fitri. Di dalamnya ada lima hal yang sangat agung, Yaitu diciptakanya Adam AS., diturunkanya ke bumi dan meninggal dunia. Di dalamnya pula di dapatkan sebuah waktu dimana tidak ada seorang hamba yang meminta kepada-Nya kecuali Allah SWT. akan mengabulkanya, selama dia tidak meminta sesuatu yang dilarang. Dan didalamnya pula terjadi kiamat. Tidak ada malaikat, langit, bumi, angin gunung dan lautan kecuali mereka khawatir terhadap hari Jumu’ah”.
- Meninggal di Hari Jumu’ah
- Sunan At-Tirmidzī (Kitāb Bāqī Musnad al-Anṣār, bāb Mā Jā’a Fī-Man Māta Yaum Al-Jumu’ah). Muhammad bin ‘Iisaa bin Saurah bin Muusaa bin Adh-Dhahaak At-Tirmidzii, Sunan At-Tirmidzii, (Beirut: Daar Al-Hadits, 2003), Juz. III, hal. 339.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِىٍّ وَأَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِىُّ قَالاَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِى هِلاَلٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ سَيْفٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ ».
Artinya: Telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, ‘Abdurrahman bin Mahdi dan Abu Amir Al-Aqadiy memberitakan kepada kami, mereka berkata Hisyam bin Sa’ad memebritahukan kepada kami, dari Said bin Abu Hilal dari Rabi’ah bin Saif, dari ‘Abdullah bin Amr, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,: “Orang Islam yang meninggal pada hari Jumu’ah akan dijaga oleh Allah dari fitnah kubur”.
- Musnah Ahmad bin Hanbal (Musnad ‘Abdullah bin ‘Amr RA.). Aḥmad bin Ḥanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, (Beirūt: Dar al-Fikr, t.th), Juz. VI, hal. 24.
حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ سَيْفٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ.
Artinya: Telah memberitakan kepada kami Abu ‘Aamir, telah memberitakan kepada kami Hisyam, yakni ibn Sa’din, dari Sa’id bin Abi Hilal, dari Rabi’ah bin Saif, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi SAW. berkata: “Orang muslim yang meninggal pada hari jumat atau malam jumat akan terbebas dari siksa kubur”.
