Malam hari
Angin berhembus kencang menusuk pori-pori
Mendesak tubuh memaksa kaki,
Tuk beranjak pergi dari tempat yang tadi
Rintihan hujan itu rupanya kembali bersama kenangan
Mengoyak hati yang tenang,
Tak ingin rasanya hiasan dalam galaksi malam itu menghilang
Ungkap kata
Sebenarnya banyak sekali rangkaian kata yang ingin terbaca.
Banyak sekali wacana dalam wacana untuk berjumpa
Banyak sekali suara yang kini mendongkrak untuk bersua
Karena saking banyaknya,
mungkin semua hanya akan menjadi janji jiwa.
Layaknya aurora malam di kutub
Menari-nari nan mewarnai langitnya bumi
Namun sayang, ia hanya bisa dinikmati dengan ilustrasi, bagi kita yang berada di sini
Begitu ungkap hati yang saat ini sedang sepi
Mungkin saja, se sepi sekre cabang saat ini
Oh Kanda, Yunda
Alunan melodi cerita kita bagaimana?
Akankah berakhir begitu saja?
Taukah?
Rupanya dikau lancang memasuki ruang rinduku
Hingga terbelenggu nan kaku
Lantas, sampai kapan dikau menetap di qalbu?
Oh Kanda, Yunda
Asal dikau tahu
Bagaimana rasa hatiku saat meninggalkan kota lautan api
Senja pun ikut menyapa hati yang berat rasanya tuk pergi
Membawa rasa berbekas luka
Mata ini tak kuat rasanya menahan
Ia keluar menyatu berbentuk genangan
Maka lihatlah
Di dalamnya termuat kisah yang selama ini kita ceritakan.
Oh kawan seperjuangan..
Meski Bandung saat ini mendung,
itu artinya antara kita harus selalu terhubung
Meski saat ini Aceh sedang menampakkan sinarnya,
itu artinya kita ditakdirkan untuk selalu bersama
Meski raga bertanya-tanya, “kapankah kita kembali bergembira?”
Namun, ketika saat ini langit Semarang sedang dideteksi hujan
mungkin aku hanya bisa mengasah angan,
Mengangkat lengan,
Menengadahkan tangan,
Dan bermunajat kepada Tuhan
Tentang kita yang akan bertemu di waktu mendatang
Yang semoga saja bukan hanya sekedar harapan
Dan ternyata, saat ini aku terjebak bersama kenangan Kota Kembang
#BANTARA #Babad Nusantara #LK2Bandung2020
Oleh: Indah Nur Fadlillah, Ibu Suku LK2 Tingkat Nasional HMI Cabang Bandung.
Comments