Puisi  

#2 : Tagar Dua

Nanda

Bersitan nama yang tetiba

Muncul di benak yang curiga

Bertanya siapa kau sebenarnya

 

Jemu dalam ratapan

Aku dalam keemasan

Desas-desus khalayak

Layak didih nan beriak

 

Kesepian merundungku

Tekanan membekukku

Rampak dengan senduku

Bak jadi diari depresiku

 

Anggap mereka paling tinggi

Dunia dan seisinya kau dapat

Tak payah bersusah penat

Segala menjelma sehari-hari

 

Berselesa ria di taman surga

Lantas pejam dengan suka-suka

Tak resah akan aku makan apa

Berzaman pun makmur sejahtera

 

Kala haus, ada yang menuang

Kala lapar, ada yang merendang

Kala lelah, ada yang menimang

Kala sedih, lantas siapa yang kan datang?

 

Nanda

Benar saja kau orangnya

Antah berantah kita bersua

Entah pula hati ini membuana

 

Kau kenalkanku padanya

Sejatinya jiwa dari rumah

Gemah ripah loh jinawi

Asal bahagia, ku kan setia

 

Bila kata Tuhan hendak

Ku memilih di persimpangan

Menjadi raja atau mereka

Jelas sudah aku yang kedua

 

Hari itu, penantian panjangku

Wajah ranum kedua orangtuaku

Tiba di rumahku yang tunggu

Atas ikhtiar dan kasih sayangmu

 

Nanda, kemarilah

Lihat berapa besar ku cintaimu

Dampingi aku mengakadmu

Terima kasih, rumah terbaikku

 

Oleh : Aletheia Raushan Fikra Ukma, Wakil Ketua OSIS Terpilih SMAN 1 Sulang, Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Ranting IPM Planet Nufo, Sekretaris Bidang Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Anggota Himpunan Pelajar Islam (HPI) Pusat, Penulis 2 Buku : Mengkaji Hari, Arsip Insomnia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *