Nanda
Bersitan nama yang tetiba
Muncul di benak yang curiga
Bertanya siapa kau sebenarnya
Jemu dalam ratapan
Aku dalam keemasan
Desas-desus khalayak
Layak didih nan beriak
Kesepian merundungku
Tekanan membekukku
Rampak dengan senduku
Bak jadi diari depresiku
Anggap mereka paling tinggi
Dunia dan seisinya kau dapat
Tak payah bersusah penat
Segala menjelma sehari-hari
Berselesa ria di taman surga
Lantas pejam dengan suka-suka
Tak resah akan aku makan apa
Berzaman pun makmur sejahtera
Kala haus, ada yang menuang
Kala lapar, ada yang merendang
Kala lelah, ada yang menimang
Kala sedih, lantas siapa yang kan datang?
Nanda
Benar saja kau orangnya
Antah berantah kita bersua
Entah pula hati ini membuana
Kau kenalkanku padanya
Sejatinya jiwa dari rumah
Gemah ripah loh jinawi
Asal bahagia, ku kan setia
Bila kata Tuhan hendak
Ku memilih di persimpangan
Menjadi raja atau mereka
Jelas sudah aku yang kedua
Hari itu, penantian panjangku
Wajah ranum kedua orangtuaku
Tiba di rumahku yang tunggu
Atas ikhtiar dan kasih sayangmu
Nanda, kemarilah
Lihat berapa besar ku cintaimu
Dampingi aku mengakadmu
Terima kasih, rumah terbaikku
Oleh : Aletheia Raushan Fikra Ukma, Wakil Ketua OSIS Terpilih SMAN 1 Sulang, Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Ranting IPM Planet Nufo, Sekretaris Bidang Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Anggota Himpunan Pelajar Islam (HPI) Pusat, Penulis 2 Buku : Mengkaji Hari, Arsip Insomnia