Khalayak ramai sedang disibukkan dengan virus COVID-19 yang mencuri perhatian terkhusus seluruh warga Indonesia. Per tanggal 15 Maret 2020 virus ini positif menyerang 96 orang, delapan diantaranya meninggal dunia. Virus ini hampir sama dengan 17 tahun yang lalu di Indonesia, diberitakan Harian Kompas (25/01/2004) telah terjadi 10 juta ayam petelur mati disebabkan virus flu burung (H5N1). Virus ini mulai menjangkit warga Indonesia sejak Oktober 2003.
Virus Corona (Covid-19) pertama kali masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020, selama 13 hari telah menyerang 96 orang warga Indonesia. Angka ini akan terus bertambah jika dalam penanganan kurang maksimal dan setiap warga negara Indonesia tidak mencegah penyebaran virus ini. Sebab virus corona begitu cepat menular, dengan dugaan sementara berasal dari hewan kelelawar dan ular yang ada di Wuhan, Cina.
Baru-baru ini, 14 maret warga Jawa Tengah juga panik sebab di daerah Surakarta, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengeluarkan surat penetapan status kejadian luar biasa (KLB) virus corona dengan kebijakan menghentikan sementara kegiatan-kegiatan selama dua pekan ke depan atau 14 hari. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah-sekolah se-jateng selama dua pekan kedepan mulai 16 maret 2020. Rektor universitas juga menunda aktivitas kampus yang melibatkan massa dengan jumlah yang banyak, serta menggunkan kuliah dengan sistem daring/online selama beberapa pekan mendatang.
Sebagai warga yang memeluk ajaran agama Islam, perlu kiranya melihat 1.400 tahun yang lalu terkait kejadian-kejadian penyakit menular semacam ini. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
“Jika engkau mendengar wabah thaun di sebuah negeri maka janganlah kalian memasukinya, dan seandainya wabah thaun terjadi di negeri yang engkau di dalamanya janganlah engkau meninggalkan negerimu karena lari dari thaun” (HR. Bukhari: Fathul Bari nomor 5729).
Hadits tersebut berkaitan dengan Umar bin Khattab yang hendak pergi ke Syam, saat ditengah perjalanan mendapat kabar bahwa Syam sedang dilanda wabah thaun (sejenis penyakit kolera: diare akibat inveksi bakteri). Mendengar kabar tersebut, rombongan yang dipimpin oleh umar berselisih antar melanjutkan perjalanan atau kembali ke Madinah untuk menghindari wabah tersebut.
Saat berselisih, Umar mengambil keputusan untuk kembali ke Madinah, akan tetapi Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya kepada umar atas keputusannya ini “Apakah engkau menghindari takdir Allah?”. Umar menjawab “Kita lari dari satu takdir Allah menuju satu takdir Allah yang lain”. Setelah Umar mengatakan hal tersebut, Ibnu abbas datang dan berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda sesuai hadis di atas.
Dalam persoalan apapun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Cara mencegah virus Corona yang paling tepat adalah hidup sehat, hidup sehat sangat kompleks. Mulai makanan yang masuk ke dalam badan, pakaian, dan juga papan atau lingkungan yang sehat. Ada hadits yang memberikan paket komplit untuk hidup sehat yang kompleks dan instan.
“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit? ” para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau bersabda, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667).
Hadits tersebut adalah perumpamaan seorang muslim yang melakukan wudhu untuk sholat wajib, belum lagi jika menjadi muslim yang selalu menjaga wudhu. Sebab seseorang yang menjaga wudhu atau berusaha untuk demikian setidaknya satu hari melakukan wudhu 10x maka sangat tidak mungkin jika ia tekena virus dari bakteri atau kotoran. Dengan demikian ia akan terhindar dari kotoran ataupun bakteri yang bisa menganggu kesehatan dan bahkan bisa menyebabkab kematian.
Obat paling mujarab untuk mencegah agar tidak terkena virus corona adalah dengan berusaha menjaga wudhu, jika belum bisa setidaknya berusaha untuk menjaga wudhu. Saat keluar dari kamar mandi atau toilet untuk keperluan buang hajat dianjurkan untuk wudhu, jika akan tidur dianjurkan untuk wudhu, dan jika melaksanakan shalat-shalat sunah selain shalat sunah rawatib juga harus wudhu terlebih dahulu. Dengan demikian pasti tidak akan terkena virus-virus dari bakteri apapun dan bisa menjadi manusia seutuhnya – beribadah kepada Allah Swt.
Jika sudah terlanjur mendapat musibah terkena virus corona, jangan sekali-kali meninggalkan tempat dimana anda tinggal. Agar virus tidak tertular lebih luas lagi dan semakin memperburuk situasi dan kondisi. Langkah yang harus ditempuh adalah lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt, semoga bisa sembuh dan jika memang takdir menjemput kematian maka harus ikhlas dan selalu mempersiapkan diri untuk bekal di akhirat nanti, Wallahu A’lam.
Oleh: Muhammad Ismail Lutfi, Komandan Brigade GPII Jawa Tengah 2017-2021 dan Alumni Fakultas Dakwah UIN Walisongo Semarang