Kisah  

Ayah, Pahlawan Tanpa Gelar Tapi Berkontribusi Besar

Pahlawan adalah manusia penyelamat yang membebaskan umat dari ketidakberdayan.  Memberikan harapan menuju jalan yang merdeka dengan banyak resolusi dalam sedikit kesempatan. Pahlawan bukan hanya yang identik dengan sandangan gelar.

Bukan hanya mereka yang terlihat menonjol berjuang untuk kepentingan hajat orang banyak, tapi lebih dari itu. Mereka yang berjuang keras, banting tulang, mengolah daya pikir baik untuk keluarga, dan masyarakat dapat dikatakan pahlawan. Sejatinya, merekalah pahlawan yang tiada gelar, tapi berkontribusi besar.

Mayoritas dari masyarakat menganggap bahwa pahlawan adalah orang yang tengah bertempur habis-habisan di medan peperangan. Pandangan ini tidak bisa di bilang salah, karena dahulu kala sering terjadi peperangan. Saking seringnya, hingga tidak ada kata libur.

Semuanya bertumpah ruah didalam satu kawasan dan saling menyerang. Hingga suatu ketika, muncul keinginan untuk merdeka. Oleh karena itu, kehadiran pahlawan kian didamba-dambakan dan menjadi sebuah urgensiuntuk memperoleh kebebasan.

Namun, tidak sedikit juga yang berpandangan bahwa pahlawan adalah mereka yang berjasa dalam hidupnya. Mereka yang mau mengulurkan tangan ketika melihat orang lain terpuruk dalam kesusahan.

Mereka yang rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengurangi penderitaan sesama, dan masih banyak kriteria pahlawan lain menurut paradigma yang berkembang di masyarakat. Di balik perbedaan pandangan tersebut, baik disadari maupun tidak, ternyata semua kriteria mengarah pada sesosok manusia yang akrab dengan sapaan “Ayah”.

Dedikasi seorang ayah

Layaknya superhero di film-film, seorang ayah juga turut berjuang dengan keras melebihi tokoh pahlawan di dunia fantasi. Bagaimana tidak? lihat saja tanggung jawab ayah sebagai kepala keluarga yang demikian besar. Misal, tentang perekonomian.

Meskipun pada zaman sekarang peran ayah dan ibu tidak ada pembatasan, tapi tetap saja seorang ayah harus mampu mengais rezeki guna menstabilkan dan menyehatkan perekonomian keluarga. Di kawasan desa dengan sistem culture wisdom yang tergolong kuat, semakin meningkatkan dikotomi antara peran ayah dan ibu.

Selain itu, keberhasilan dalam keluarga juga tergantung pada bagaimana cara pembinaan seorang ayah untuk keluarganya. Apalagi jika anak dari ayah tersebut adalah perempuan, maka semakin meninggikan rasa tanggung jawab dan kasih sayang dalam keluarga.

Seperti yang kita tahu bahwa perempuan merupakan makhluk yang diciptakan lebih lemah dari laki-laki sehingga rentan mendapat tindakan yang tidak diinginkan. Di sinilah peran ayah sebagai pengawas sekaligus pengontrol yang sangat diperlukan guna membentengi si anak dari lingkungan yang bisa dikatakan kurang baik. Ayah memang harus siap menjadi teman dan pengawal anak perempuannya, agar tidak terjerumus ke jalan kesesatan.

Di usia yang telah senja, seorang ayah masih bekerja dari pagi hingga petang. Tetes demi tetes keringat mengucur di seluruh tubuhnya. Walau bersusah payah, tapi dia tidak ingin terlihat lelah di mata keluarganya baik itu sang istri maupun anak-anaknya. Dia berusaha untuk tegar menghadapi tantangan zaman yang kian menakutkan.

Perjuangan yang disertai dengan keikhlasan dan kesabaran seorang ayah akan berbuah manis nantinya. Selain merekatkan ikatan keluarga, juga sebagai ladang pahala yang setara dengan perjuangan para mujahid. Sebab, menghidupi dan mengayomi keluarga merupakan salah satu bentuk jihad fiisabiilillah.

Untuk menjadi seorang ayah, tidak perlu mempunyai sertifikat dengan banyak gelar. Tidak harus berpendidikan tinggi terlebih dahulu dan tidak harus berkedudukan penting di dalam pemerintahan. Asalkan berkeluarga dan berdaya juang, maka itulah pahlawan besar yang sesungguhnya. Iya, pahlawan bagi keluarga terutama anak-anaknya. Tidak terbayang apabila pahlawan ini meninggalkan orang-orang yang senantiasa mencintainya. Tentu akan timbul rasa kehilangan yang mendalam. Sebab, sosok yang berharga dalam hidup telah tiada.

Maka berbahagialah kalian yang disisinya masih memiliki pahlawan hebat seperti ayah. Pahlawan yang akan mengerahkan kekuatan dengan maksimal untuk menghidupi keluarga.

Pahlawan yang akan terus berjuang tanpa meminta imbalan sepeserpun dari putra-putrinya. Dalam agama islam juga menyebut bahwa ayah adalah seseorang yang wajib dihormati dan dihargai sebagaimana mestinya. Meskipun kedudukan ayah tiga tingkat dibawah ibu, tapi kontribusinya sangat besar dan tidak perlu dipertanyakan kembali.

Adapun cara untuk menghargai jasa pahlawan ini bukan hanya dengan mengikuti upacara atau kegiatan peneladanan, melainkan lebih dari itu. Perlu ada perilaku yang tidak lazim dari biasanya (antimenstream), meliputi kepatuhan, dedikasi, kasih sayang, dan sebagainya.

Perilaku tersebut merujuk pada penjabaran berbakti, yang pada dasarnya memang diwajibkan bagi seorang anak kepada orang tuanya. Selagi pahlawan hebat tersebut masih ada, dan waktu masih sempat, mengapa tidak mencoba untuk membalas jasa-jasa perjuangan ayah? Mulai dari hal yang kecil terlebih dahulu, misal berusaha untuk membahagiakan dan tidak merepotkannya. Itu sudah lebih dari cukup. Wallahu ‘alam  bil-ashowab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *