Ketika bulan bersinar, saya pertama kali sampai di planet NUFO. Saya langsung mengikuti kelas pertama bersama Ustadz Aziz. Malam itu, kami diajak main game untuk saling perkenalan diri. Saya tidak bertemu dengan Abah Nasih, yang diceritakan dari rumah oleh orang tua saya. Ternyata baru siangnya, ketika matahari telah terik, Abah Nasih datang dan bertanya kepada saya, “Namamu siapa?” Dan saya menjawab, “Nama saya Zaky.” Abah bertanya lagi, “Gimana di sini enak?” Kemudian saya menjawab lagi, “Enak, Bah”.
Ketika itu, saya malu karena belum kenal Abah Nasih. Setelah itu, beberapa hari kemudian, Saya sedikit kenal dengan Abah Nasih. Sifatnya baik, sabar, dan kuat walaupun bolak balik dari semarang ke Rembang. Ketika mau ke Rembang, Abah tidak pernah tidur. Tetapi, ketika sampai di Planet NUFO, Abah Nasih tidur hanya 2-3 jam. Dan ketika sudah pagi atau siang, Abah siap menyimak penghafal al-Quran sampai Magrib dan bahkan biasanya dilanjutkan bakda Isya’.
Abah biasanya pulang bersama ustadz-ustadzah yang mau ke Semarang karena Abah memiliki banyak kepentingan atau keperluan di sana. Salah satunya yaitu mencarikan jodoh yang pas untuk ustadz-ustadzah, karena beliau-beliau belum menikah. Hehehe. Kadang juga Abah mengisi acara di tempat-tempat lain. Beliau selalu meberikan informasi tentang yang baik dan yang tidak baik dan menyuruh kami agar kami menuju jalan yang benar.
Ketika sanja-sanja melakukan hal bagus, pasti dikasih hadiah oleh Abah. Saya pernah dikasih hadiah bebek satu, karena berhasil menanam tanaman yang ditugaskan Abah. Saya senang sekali. Hadiah itu memotivasi saya dan teman-teman untuk belajar lebih giat lagi. Belajar apapun di Planet NUFO, bukan Planet Bumi. He.
Oleh: Fajar Zaky Ramadhan, Santri Remaja (Sanja) SMP Alam Planet NUFO Rembang asal Banjarnegara