Sesuatu Yang Aku Sebut Rindu

Ada sebuah ruang dalam kepala, berisi sebuah mesin pencetak hujan yang akan keluar dari mata jika rindu sedang menghujam dari segala arah, terlebih saat jarak yang tak bisa dikatakan dekat sedang mencoba bercanda di tengah-tengah kita seperti sekarang,

Mungkin jika bukan karena pertolongan dari-Nya dalam menjawab doa-doa yang sering diterbangkan demi menabahkan rindu, bisa jadi saya sudah ditenggelamkan oleh rindu-rindu yang gemar menyerupai sebagai apa saja, entah sebagai sisa air hujan di kaca jendela, jingganya senja yang perlahan digantikan gelapnya malam, atau sebagai gigilnya cuaca tengah malam yang gagal dihangatkan selembar selimut.

[blockquote footer=”Pemuja Rindu”]Kepada kamu yang ku beri nama rindu, Saat nanti lenganku tak lagi ganjil karena telah digenapkan oleh dekapmu, dan pencipta kita juga berkehendak, akan kuantarkan dirimu ke tempat dimana segala hal tentang kita mengabadi disana, tanpa ada perkara-perkara yang bisa melukai.  Dalam semesta kata-kataku ini, kau hanya akan kujadikan sebagai sebuah bahagia, tawa, dan surga bagiku.[/blockquote]

Kelak, saat kita sudah sedikit merasakan bahagia, kenanglah segala luka juga kecewa dalam bentuk tawa, Karena beberapa hal yang menyedihkan tak sepatutnya kita rayakan dengan air mata apalagi dalam jangka waktu yang lama, percuma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *