Sekolah Alam Planet NUFO Mlagen Pamotan Rembang Jateng, didesain secara canggih. Visi besarnya adalah reintegrasi sains dan teknologi ke dalam Islam. Mottonya excellent with al-Qur’an. Out put yang diharapkan adalah penghafal al-Qur’an yang kaya. Sebab, penghafal al-Qur’an harus menjadi contoh sebagai pribadi muslim yang kuat, bukan lemah, termasuk lemah ekonomi. Karena itu, yang dipersiapkan pertama kali adalah guru-guru yang mumpuni. Sebab, gurulah yang akan membina para murid di dalamnya. Tidak hanya dengan mengisi gelas kosong, tetapi juga mengobarkan api. Hanya dengan cara mengobarkan semangat para murid untuk belajar secara kontinue dan bertekad menjadi para penemu, maka cita-cita besar itu akan bisa dicapai.
Karena program utamanya adalah reintegrasi ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam Islam, maka guru-guru benar-benar dipilih yang memiliki hafalan al-Qur’an dan memiliki wawasan saintek, menguasai kitab kuning, dan tidak gagap teknologi.
Tentu saja, biayanya tidak murah. Sebab, para guru yang berkualitas tidak ada begitu saja, melainkan harus direncanakan. Mereka haruslah para guru dengan pendidikan di atas rata-rata. Semua berpendidikan Pascasarjana.
Namun demikian, Planet NUFO menerima tidak hanya murid dari keluarga kaya yang mampu membayar biaya operasional pendidikan yang mahal. Anak keluarga miskin pun tetap mendapatkan kesempatan karena bisa tidak membayar sepeser pun. Bahkan biaya hidup ditanggung. Syarat dan ketentuan tentu diberlakukan, yakni yang benar-benar sehat lahir batin dan memiliki keunggulan dalam aspek al-Qur’an, bahasa, dan matematika. Prinsip bahwa pendidikan tidak boleh dijadikan sebagai lahan bisnis untuk mencari penghidupan benar-benar dipegang teguh oleh para pendiri Sekolah Alam Planet NUFO yang semuanya adalah intelektual, pengusaha, dan/atau profesional dengan kehidupan yang mapan. Arief Budiman dan istrinya, adalah CEO sebuah perusahaan konsultan dan dalam beberapa tahun ini juga menjadi Dirut PT. RBSJ Rembang. Dr. Mohammad Nasih dan istrinya dr. Oky Rahma Prihandani, Sp.A. sama-sama intelektual dan profesional. Di samping menjadi profesi sebagai dosen di universitas di Jakarta dan Semarang, juga menjalani usaha di bidang pertanian dan peternakan. Ditambah lagi dengan Ana Maghfuroh, yang merupakan pengusaha muda sukses di NTT dengan omzet puluhan milyar pertahun. Justru lembaga pendidikan ini dijadikan sebagai ladang untuk pengabdian agar harta mereka benar-benar efektif dan efisien untuk perjuangan mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa.
Namun, mereka tidak mau lembaga pendidikan yang mereka dirikan dianggap sebagai lembaga murahan. Karena itu, yang mampu harus membiayai anak mereka sendiri. Nah, yang tidak mampulah yang akan mendapatkan subsidi. Dengan cara ini, pendidikan yang berkualitas, akan bisa dirasakan oleh semua, tanpa pandang bulu. Agar makin kuat, lembaga ini, walaupun tidak pernah mau mengajukan permohonan bantuan kepada pihak mana pun, tetap memberikan kesempatan kepada siapa pun yang ingin berkontribusi memberikan donasi kepada siswa/i dari kalangan tidak mampu sebagai pintu beramal bagi siapa saja.
Tak hanya itu, lembaga ini juga lintas sekte dan organisasi sosial keagamaan. Para pendiri dan guru yang ada di dalamnya adalah orang-orang yang bergaul secara luas. Memiliki hubungan pertemanan dengan banyak orang dengan beragam latar belakang. Ada yang Muhammadiyah, ada yang NU, ada yang bukan keduanya. Karena itu, Sekolah Alam Planet NUFO menerima semua golongan itu dan menganggap perkumpulan perbedaan itu sebagai warna-warni keindahan bagaikan bunga-bunga berbeda warga di taman. Fanatisme karena perbedaan ormas tidak ditemukan di lembaga pendidikan ini. Justru perbedaan yang ada di dalamnya menjadikan lembaga ini menjadi dinamis, karena mengetahui yang sebelumnya tidak pernah mereka temukan. Fanatisme kelompok dipandang sebagai milik orang-orang yang kurang pergaulan.
Siapa punya kader belia yang diarahkan untuk menghafalkan al-Qur’an agar bisa menjadi muslim intelektual profesional? Sekolah Alam Planet NUFO sangat cocok menjadi pilihan. Bisa hubungi +62813-9031-4446. (AH)
