Perempuan Itu Unik atau Problem?

Baladena.ID/Istimewa

Perempuan adalah salah satu makhluk Allah yang sangat menarik untuk diperbincangkan, terutama oleh mereka para laki-laki, makhluk yang terkenal dengan ketinggian pemikiran rasionalnya. Ke mana pun dan kapan pun akan terus dicari untuk dijadikan pendamping dalam hidupnya. Paras cantik yang selalu menawan ribuan pasang mata tiap kali memandang, ditambah lagi keanggunan dan keindahan yang melekat pada dirinya membuat ia semakin menarik banyak perhatian.

Ia merupakan anugrah terindah dari Sang Maha Indah. Perhiasan berharga bagi siapun yang memilikinya. Mutiara bening memukau yang tidak ternilai harganya. Pelangi yang membuat kehidupan semakin berwarna. Membuat kehidupan tenang, layaknya hembusan angin di pegunungan.

Keindahan yang tidak akan habis digambarkan dengan kata-kata. Tidak akan usai pula dilukiskan dengan pensil warna dan juga tinta, meski air setelaga sebagai tintanya. keunikannya tiada bisa ditebak bahkan oleh orang terdekatnya sekalipun. Hatinya selalu berubah-ubah seiring berjalannya detik jarum jam.

Keberadaannya selau dicari bahkan hingga ke pelosok negeri. Kehadirannya mampu menghilangkan luka serta nestapa yang berhasil melemahkan jiwa. Ia begitu istimewa. Akan tetapi tak banyak orang menyadari keberadaanya bahkan seringkali menganggapnya sebagai pemuas nafsu dan pembantu belaka. Sungguh merekalah yang belum sepenuhnya sadar akan ketinggian derajat dan  pentingnya makhluk ciptaan Allah yang disebut dengan perempuan.

Sejatinya ia merupakan pilar peradaban. Ketika berbicara tentangnya berarti kita membicarakan sebuah masa depan dan segala peradaban yang akan dibangunnya. Dengan izin-Nya, Allah menitipkan rahim untuk kemudian diisi oleh seorang bayi yang nantinya akan ia didik hingga tumbuh dewasa dan menjadi generasi penerus  bangsa. Dari sinilah, peran perempuan (read: ibu) sebagai madrasah al-ula harus benar-benar diperhatikan.

Segala kelembutan dan kesabaran  serta sebuah komitmen ketekunan yang bersemayam dalam dirinya mampu mampu mendidik anak-anaknya  semenjak di dalam kandungan hingga dewasa bahkan ajal menjemput. Dengan itu pula ia mampu menjadi batang yang begitu kuat menopang beban suami dalam meraih karir maupun kesuksesan yang hendak ia raih dan wujudkan di dalam hidupnya.

Namun, apakah semua hal di atas masih bisa dikatakan relevan bila mengingat zaman semakin milenial? Semuanya penuh tipu daya dan juga banyak sekali mudharat yang timbul dari gemerlapnya lembah kemaksiatan. Tentu saja tidak. Mengingat sebagian besar perempuan mengumbar auratnya di mana-mana atau bahkan mengenakan hijab tapi kelakuan masih biadab. Sungguh fenomena yang seringkali membuat orang berucap.

Meskipun sebelum kedatangan Islam ia hanya dianggap barang yang mudah dipindah tangankan, tetapi banyak di antara mereka yang berhasil membawa perubahan besar dan memperjuangkan hak-haknya dari penindasan dan diskriminasi yang telah merenggut kehidupannya. Seperti ibunda Khadijah (istri Nabi Mihammad SAW), ia merupakan saudagar yang sangat kaya raya dan hartanya tersebut sepenuhnya digunakan untuk jihad rasulullah.

Barulah, kedatangan Islam yang merubah seluruh tindak diskriminasi dan segala bentuk penindasan yang dilakukan kepada perempuan. Meski masih tercampur dengan budaya patriarki, namun perempuan selalu berusaha agar ia selalu bisa berkarir. Tentunya dengan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai istri dan juga ibu rumah tangga.

Dari hal di atas akhirnya banyak jalan dan ide yang dia lakukan dan eksekusi agar semuanya mencapai titik keberhasilan yang maksimal. Karena dengan segala keunikan yang ada pada dirinya mampu membuat ia lebih kreatif dan inovatif terutama dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang perempuan yang dipanggil dengan ibu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *