Perkembangan zaman semakin pesat, semua informasi bisa diakses melalui internet. Termasuk Industri game online, yang bergabung dalam game online tidak hanya laki-laki namun perempuan juga ikut ke dalam game online. Tapi, gamer perempuan masih menghadapi beberapa masalah yang mungkin jarang dialami oleh  gamer laki-laki. Riset menunjukkan 40% gamer perempuan pernah mengalami pelecehan secara verbal dari gamer laki-laki saat bermain game online. Seksisme dan diskriminasi gender dalam game online ini banyak dialami oleh perempuan.

Apa itu seksisme? Menurut Medical News Today, Seksisme adalah prasangka dan diskriminasi terhadap orang berdasarkan jenis kelamin mereka. Seksisme paling sering dialami oleh perempuan. Seksisme menjadi salah satu masalah yang signifikan dalam game online dan bentuk-bentuk perilaku tersebut terus meningkat. Hal ini  karena adanya stigma negatif yang dinormalisasikan atau bahkan didukung oleh beberapa orang. Masih ada orang yang merasa superior dan berpikir bahwa game online hanya diciptakan untuk laki-laki saja. Mereka sering kali mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan tidak mahir untuk bermain game online terhadap para gamer perempuan.

Banyak dari gamer perempuan yang mengeluhkan dan menyuarakan isu-isu seksisme dan diskriminasi yang tentunya menimbulkan rasa takut dan tidak aman bagi mereka untuk bermain game online. Namun, hal seperti ini masih dianggap lumrah bagi sebagian orang. Banyak gamer perempuan yang memilih jalan aman untuk menyembunyikan identitas gender saat bermain game online. Hal ini dilakukan supaya terhindar dari serangan seksisme.

Baca Juga  Perempuan Tidak Tercipta dari Tulang Rusuk Laki-laki

Hal seperti ini pastinya akan membatasi ruang perempuan untuk berekspresi pada plaform game online. Padahal, komunikasi dalam game online merupakan hal yang esensial untuk mengatur strategi dalam permainan. Beberapa pelecehan seksual yang terjadi dalam game online seperti lelucon seksis, penghinaan, rayuan seksual yang tidak diinginkan, lelucon tentang pemerkosaan, dan komentar mengenai penampilan perempuan.

Hal tidak normal yang harus dihadapi oleh perempuan saat bermain game. Dalam dunia game online tentunya pemain akan melakukan komunikasi berupa suara, tapi saat gamer perempuan berbicara, maka beberapa gamer laki-laki melihat pemain perempuan sebagai hal langka dalam dunia game online. Nah, saat-saat itulah gamer laki-laki akan melakukan rayuan yang berbau seksual yang tidak pantas. Bahkan, banyak gamer laki-laki yang menerka-nerka dan mengomentari mengenai penampilan asli dari gamer perempuan dan menjadikannya bahan lelucon. Hal seperti ini masih sulit dihindari untuk gamer perempuan dan hal tersebut juga menjadi sebab mengapa gamer perempuan lebih sering tidak mengaktifkan saluran komunikasi dalam game online.

Laporan dari perusahaan riset pemasaran Bryter menunjukan bahwa 40% gamer perempuan pernah mengalami pelecehan dari gamer laki-laki saat bermain, dan 28% pernah mengalami pelecehan seksual dari gamer laki-laki lainnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan dan membuat para gamers perempuan memutuskan untuk berhenti bermain game online.

Sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk megurangi atau menghindari perilaku diskriminasi dan seksisme. Mungkin dengan melakukan edukasi terhadap para pemain tentang dampak diskriminasi seksual dan tindakan seksisme. Bahkan akan lebih baik jika ada dukungan dari developer game untuk melindungi gamer perempan dan ciptaan lingkungan yang aman bagi para korban pelecehan.

Rosyidah Nur Husainiyah
Ketua Umum Kohati HMI Komisariat FITK Walisongo Semarang 2023-2024 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas FITK UIN Walisongo Semarang Penulis Novel Asmara yang Terpendam

Suhbah Sebagai Solusi Gangguan Interpersonal Skill Pada Generasi Z

Previous article

10 Pekerjaan Sampingan Mahasiswa di Tahun 2023, Cocok Buat Kamu yang Pengen Penghasilan Tambahan

Next article

You may also like

Comments

Ruang Diskusi