Menyoal Stunting Pada Anak

Stunting pada dasarnya memang bukan perihal masalah yang biasa ,mengapa begitu? karena stunting ini bisa berhubungan langsung dengan masa depan Negara,seperti contohnya merupakan klasifikasi kesuksesan atau kelancaran dari kesejahteraan ,pendidikan dan pendapatan tiap keluarga. Selain itu juga akan berdampak lebih lebar lagi pada ekonomi ,kualitas kecerdasan dan bentuk bangsa kedepannya yang secara otomatis akan sangat berpengaruh terhadap masa depan anak tersebut.

Dilihat dari data WHO,ditunjukkan bahwax37% anak Indonesia mengalami gizi buruk lalu kurang lebih 9 juta anak Indonesia mengalami stunting,maka  dapat diartikan 4 dari 10 anak Indonesia ini sudah pasti terkena stunting.Jika diubah menjadi persen maka akan menjadi 40% , angka ini tergolong lebih tinggi dari ambang yang ditentukan oleh WHO yaitu 20%.

Lebih parahnya lagi Indonesia merupakan terbesar ke dua dari  tingkat asia tenggara dan menjadi urutan ke empat  dalam tingkat dunia dengan kategori stunting tertinggi.Data tersebut sudah sangat menggambarkan bahwa stunting memang harus ditangani lebih lanjut oleh pemerintah agar stunting di Indonesia tidak semakin tinggi persentasenya .

Apasih itu stunting? Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang berawal dari kurangnya asupan gizi dengan jangka waktu yang lumayan lama akibat dari pemberian kebutuhan gizi yang tidak tepat.Gejala stunting terlihat apabila masih didalam kandungan serta saat anak berusia 2 tahun. Stunting ini akan menyerang pada perkembangan dan pertumbuhan anak  menjadi terganggu sehingga anak terlihat lebih pendek dari anak lain seusianya.

Perlu diketahui juga bahwa masalah stunting ini tidak hanya merupakan masalah individu saja melainkan termasuk juga dalam masalah keluarga,  masyarakat, bangsa dan Negara. Data kemenkes menjelaskan bahwa jika dibiarkan dalam kurun waktu yang panjang dapat menyebabkan perekonomian rugi dengan kisaran 2-3% dari produk domestic bruto(PDB) setiap  tahunnya.

Potensi terjadinya kerugian bisa mencapai 390 triliun setiap tahunnya jika PDB nya 13.000  triliun. Maka dari itu, stunting ini bukan cuma berhubungan dengan kekurangan gizi saja melainkan kembali lagi pada masalah stunting yang memang bisa berhubungan dengan masa depan Negara seperti kecerdasan dan resiko penyakit yang nanti bisa berakibat pada produktifitasnya saat sudah memasuki usia dewasa.

Apakah stunting juga dapat dilihat dari terjadinya 1000 hari pertama kehidupan? Ya, memang stunting juga dapat dilihat dari segi terjadinya 1000 HPK (hari pertama kehidupan). Pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1000 hari pertama kehidupan ini memang sangat penting untuk diperhatikan  para orang tua yang baru saja melahirkan, karena pada massa ini anak akan banyak mengalami perubahan perkembangan dan pertumbuhannya sehingga harus diamati dan dipahami.

Tetapi selain 1000 HPK, ada keadaan lain yang juga dapat melihat adanya  kejadian stunting pada anak yaitu saat masih dalam bentuk janin atau dalam kandungan. Menurut hasil dari Riskesdas, menunjukkan bahwa angka stunting pada tahun 2007 presentasenya bertambah sebesar 36,8 % kemudian pada tahun 2010 sempat mengalami turun walaupun sangat sedikit yaitu sebesar 35,6 %,dan pada tahun 2013 nilai stunting ini malah menjadi bertambah lagi presentasenya menjadi 37,2 %. Karena presentase stunting yang semakin bertambah, jadi sangat perlu sekali untuk saat ini menjadi focus pemerintah agar bisa berupaya mencegah stunting lebih dini.

Perlu diketahui,bahwa peran orang  tua sangat erat sekali kaitannya dengan pengaruh terjadinya stunting. Pengaruh stunting dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu factor dari luar dan factor dari dalam. Faktor dari luar diantaranya yaitu budaya,bangsa dan masa depan Negara. Diambil contoh salah satu nya yaitu bangsa,jika banyak anak yang mengalami stunting otomatis anak tersebut memiliki IQ yang rendah sehingga akan berdampak pada bangsa Indonesia kedepannya menjadi  tidak baik dan bukan  hanya pada bangsa saja namun pada anak  tersebut yang mengalami stunting juga akan susah mengikuti kegiatan akademik karena IQ nya lebih rendah dari anak lain seusianya.

Kemudian factor dari dalam ada 3 ialah tingkat pengetahuan ibu,tingkat pendapatan orang tua dan kehidupan sehari-hari.pada tingkat pengetahuan ibu,jika anak mempunyai ibu yang berpendidikan rendah dan tidak berusaha mencari informasi atau mengikuti penyuluhan maka akan berdampak pada anak.

Sehingga kemungkinan bisa mengalami stunting karena kurangnya pengetahuan atau pemahaman ibu tentang kebutuhan gizi yang tepat diberikan kepada anak baik masih dalam kandungan maupun saat sudah dilahirkan. Kejadian stunting yang ternyata banyak dialami oleh masyarakat Indonesia maka sebaiknya perlu adanya kegiatan rutin penyuluhan tentang Stunting. Untuk para orang tua yang minim terhadap pengetahuan agar nilai stunting di Negara Indonesia ini bisa semakin berkurang.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *