Masjid sebagai salah satu pusat kegiatan umat Islam memiliki peran yang sangat urgen dalam urusan social, terutama pada hal pembanguna aspek moral dan perilaku Islami. Telah lama masjid menjadi ikon sekaligus tonggak masyarakat Indonesia dan merupakan komponen yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan umat Islam di Aceh. Masjid merupakan simbol sebuah masyarakat, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.
Semangat masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam dalam aspek pembangunan memanglah sangat tinggi dan solid. Ini terlihat di hamper semua kota dan desa yang berdiri dengan berbagai macam desain arsitektur, ukuran, bahkan fasilitas. Tak heran jika ada salah satu kota di Indonesia yang mendapat julukan sebagai kota seribu masjid, yaitu Lombok.
Namun, semangat mendidiran masjid secara fifik tidak diimbangi dengan semangat meramaikan masjid dalam hal ibadah. Banyak masjid di Indonesia yang senantiasa ramai namun hanya digunakan untuk berwisata semata. Yang tidak lain disebabkan oleh keindahan bangunan yang dibuat. Meskipun masjidnya terlihat gagah dan mewah, namun sepi akan jamaah dan berbagai kegiatan yang bersifat kerohanian.
Keadaan seperti ini mesti disayangkan. Sebab, masjid yang pada dasarnya menjadi tempat belajar, baik formal maupun non formal seperti pada zaman Rasulullah Saw saat ini tidak lebih dari sekadar banguna mewah nan megah untuk bertamasya bersama teman dan keluarga. Ini yang harus dipikirkan bersama-sama.
Masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama untuk meramaikan masjid-masjid dengan menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan yang bersifat Islami dengan berlandaskan al-Qur’an, seperti pendidikan, pengajian, dan berbagai aktivitas lainnya, baik mahdloh maupun ghairu mahdloh
Oleh sebab itu, strategi dan sistem pengelolaan masjid adalah hal yang sangat perlu diperhatikan secara kontinyu, baik oleh pihak pengelola maupun para jamaah (masyarakat). Sehingga kehadiran masjid tidak hanya sebatas bangun besar untuk berteduh, tapi sebagai tempat mencerdaskan dan senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Perlu diketahui bahwa tingkat kelayakan pendidikan di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari berbagai peristiwa pelanggaran ham antar siswa, seperti pembulian, tawuran, minum minuman keras, hingga melawan guru. Peristiwa ini tidaklah mencerminkan perilaku Islami yang seharusnya diterapakan dan dijunjung tinggi oleh umat Islam.
Lebih jauh lagi, pola piker masyarakat yang seakan anti akan kemajuan menjadikan umat Islam selalu di belakang, baik dalam teknologi maupun teologi. Tak ayal, masih banyak masyarakat yang dengan mudah mempermasalahkan perbedaan ormas yang dianutnya. Pola berpikir semacam inilah yang menjerumuskan Islam kejuaran kejumudan, sehingga mudah sekali diadu domba dan diprovokasi, terutama masyarakat awam oleh kelompok tertentu.
Dengan memanfaatkan masjid sebagai wadah membangun paradigma dan kualitas di samping kuantitas, umat Islam mampu merasakan dan menyahuti perkembangan dunia yang selalu dinamis dan kompleks, baik social, politik, ekonomi, maupun budaya.
Pengelolaan masjid diibaratkan dengan manajemen perusahaan yang penting untuk dikelola dan diperhatikan secara detail. Agar hasil yang didapat optimal dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Begitu juga dengan pengelolaan masjid haruslah dilakukan secara optimal dengan mengerahkan seluruh potensi, baik pada aspek aset mapun sumber saya umat Islam.
Dengan demikian, harapan atas kemakmuran masjid untuk kepentingan umat Islam dan lingkungan dapat diwujudkan dengan salah satunya tata kelola masjid yang apik. Namun, untuk mencapai harapan tersebut haruslah ada upaya yang kontinyu dan konsisten serta komitmen yang tinggi. Padahal, jika melihat sejarah lebih jauh lagi, manajemen masjid telah dilakukan dengan baik oleh beberapa negara Islam, seperti Turki, Arabia, Cordova dan Mesri. Namun, timbul pertanyaa, kenapa sekarang justru mengalami kemunduran?
Oleh Karena itu, dengan memperbaiki sistem manajemen masjid sebagai salah satu penyokong dalam upaya memakmurkan masjid dan sekaligus meningkatkan kualitas serta kualitas umat Islam saat ini akan menjadikan umat Islam di Indonesia melangkah lebih maju dan mampu mengejar ketertinggalannya.
Sebab, terbinanya pribadi muslim adalah modal dasar bagi terbentuknya masyarakat muslim. Karena itu, pembinaan pribadi muslim perlu ditindaklanjuti ke arah pembinaan suatu masyarakat yang Islam dalam berbagai aspek. Sehingga masjid yang saat ini sering dijadikan lapak menjual janji-janji manis saat kampanye, beralih menjadi tempat pendidikan yang syarat akan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan Sunnah serta mengembalikan kembali kejayaan Islam dahulu.