Menelisik sejarah, Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya pemimpin agama, tapi juga sosok yang sukses dalam bisnis dan perdagangan sebelum kenabian. Jika beliau hidup di zaman sekarang dan menjadi pengusaha, kira-kira prinsip dan gaya bisnis seperti apa yang akan beliau terapkan? Bagaimana nilai-nilai Islam yang beliau bawa memengaruhi cara berbisnis?
Pertanyaan ini membuka ruang refleksi bagaimana nilai-nilai etika dan kejujuran dalam bisnis bisa menjadi pondasi utama dalam dunia usaha modern yang kerap penuh dengan persaingan dan godaan.
Kejujuran sebagai Pondasi Utama
Nabi ﷺ dikenal dengan julukan Al-Amin, yang berarti “orang yang terpercaya.” Dalam dunia bisnis, kejujuran adalah modal utama yang beliau pegang teguh.
Al-Qur’an memerintahkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janjimu.” (QS. Al-Ma’idah: 1)
Bisnis Nabi ﷺ dijalankan dengan penuh tanggung jawab, menjunjung tinggi janji dan kesepakatan. Jika beliau jadi pengusaha zaman sekarang, beliau akan memastikan semua transaksi transparan dan tidak ada unsur penipuan atau manipulasi.
Menjaga Keadilan dan Tidak Eksploitasi
Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada.” (HR. Tirmidzi)
Beliau mengajarkan agar tidak menindas atau memanfaatkan kelemahan orang lain demi keuntungan semata. Dalam praktik bisnis modern, beliau akan menolak praktik riba, monopoli, atau eksploitasi karyawan.
Berorientasi pada Keberkahan, Bukan Semata Profit
Bisnis Nabi ﷺ bukan semata mengejar keuntungan materi, tapi juga keberkahan. Nabi mendorong umatnya untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk sedekah dan membantu sesama.
Al-Qur’an menjelaskan:
وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan apa saja yang kamu nafkahkan, Allah akan menggantinya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Saba’: 39)
Jadi bisnis yang dijalankan Rasulullah adalah bisnis yang seimbang antara keuntungan dunia dan investasi akhirat.
Inovasi dan Keterbukaan pada Perubahan
Meski hidup di zaman sederhana, Nabi ﷺ tidak menolak perubahan dan kemajuan. Beliau pernah berdagang dengan cara yang efisien dan mengatur distribusi barang secara baik. Jika jadi pengusaha masa kini, beliau akan memanfaatkan teknologi digital dan model bisnis modern dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
Kepedulian Sosial dalam Dunia Usaha
Nabi ﷺ menunjukkan bahwa pengusaha bukan hanya mencari keuntungan, tapi juga peduli pada masyarakat. Beliau mengajarkan untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan dan berkontribusi pada komunitas.
Dalam hadis:
“Barang siapa yang memudahkan orang yang kesulitan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
Bisnis Nabi ﷺ tentu bukan bisnis yang eksploitatif, melainkan bisnis yang berkelanjutan dan membawa manfaat luas.
Kalau Nabi Muhammad ﷺ jadi pengusaha di zaman sekarang, beliau akan menjalankan bisnis dengan kejujuran, keadilan, keberkahan, inovasi, dan kepedulian sosial. Nilai-nilai ini menjadi cermin bagi pelaku bisnis modern agar tidak sekadar mengejar laba, tetapi juga membangun dunia usaha yang beretika dan bermanfaat bagi seluruh umat.