Kawah Canda di Muka HMI Cabang Semarang

Hijau-hitam Semarang sedang geram.
Komitmen pengurus hanya ajang bergaya, bak kostum badut hiburan malam.
Sejenak melirik, momen silam kandidat ketum beradu dagang visi yang sempat laris.

Kini janji manis hanya berujung tangis.
Naskah pertanyaan mulai terlontar, tapi sayang hanya terlantar.
Kapan Konvercab?

Sekejap pemimpin gagah itu menjadi gagap.
Aziz dengan gaya gagap, menghibur pemirsa berbuah uang.
Lain dengan Kanda, bergaya gagap menjadi lelucon di balik layar, berbuah belang.

Sudah, Kanda.

Lelucon ini tidak akan menghibur Dinda.
Dan tak akan bisa mengubur luka.

Kanda,

Tidak hanya satu hati, melainkan banyak hati yang bersatu.
Serentak berseru, supaya tidak terlalu lama keliru.
Celotehan HMI sekarang hanya sebatas haha hihi.
Tak heran pejabat cabang hanya “ninggal janji.”
Kasihan dindo-dindo komisariat, bersorak bijak sampai gigi berkarat.
Kanda-Yunda juga berasal dari komisariat, pernah berproses di wilayah akar rumput.

Sama-sama menikmati racikan kopi dengan gaya sruput.
Atau karena kadar gula yang terlalu tinggi.
Kanda-Yunda jadi menghiraukan konstitusi.
Jika periode molor karena Senior.

Maka sama halnya pertunjukan topeng monyet naik motor.
Hanya mengikuti perintah pemegang iringan musik, tanpa memakai celana kolor.
Jika periode molor karena Kongres.
Maka jenjang perkaderan Kanda-Yunda, LK I sampai LK III tidak beres.

Kanda…
Yunda…

HMI itu Kawah Candradimuka
Bukan Kawah Canda di Muka.
Semoga segera sadar dan diberi Ampunan Oleh Yang Maha Kuasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *