Jurus Mungkas, Santri Gunungpati

Delima, salah satu buah lokal yang menjadi primadona Adimungkas

Mungkas (24) atau nama lain dari Adimungkas Erkanto merupakan alumni pondok pesantren  Almadani Gunungpati Kota Semarang Jawa Tengah. Saat ini ia menekuni usaha budidaya bibit buah bersama dengan kakaknya. Budidaya ini didirakan oleh kakanya Ismanto (40) di Kelurahan Wonolopo Rt 02, Rw 08 Kecamatan Mijen Kota Semarang.

Budidaya ini sudah berdiri 10 tahun, yaitu pada tahun 2009 bermula saat sang kakak memiliki hobi budidaya bibit bunga hias dan menjualnya dengan keliling kampung,  hingga akhirnya ingin belajar budidaya buah dan saat ini menjadi hobi yang mendatangkan uang.

“Dulu kakak jadi tukang pembibitan bunga lalu mencoba melihat di daerah Gunungpati ada yang mempunya budidaya buah, lalu ia belajar disana.” Cerita Adimungkas kepada tim baladena.

Tentunya tidak mulus, selama sepuluh tahun tersebut kakaknya berusaha untuk mengumpulkan uang dan hutang untuk bisa mendirikan pembibitan sendiri karena ia sudah belajar bertahun-tahun di Gunungpati untuk mengembangkan hobinya.

“Setelah mencoba untuk budidaya buah, kakak hutang kepada saudaranya yang profesi TNI senilai 20.000 dan mendirikan sendiri, yaitu memulai dengan budidaya bibit sawo mamey sapote” ucap Mungkas kepada Baladena.Id

Adimungkas berpose bersama salah satu bibit sawo yang berhasil dibudidayakan bersama kakaknya

Bibit sawo tersebut ia beli dari luar negeri dengan titip ke teman, saat itu dikembangkan sendiri dan bisa berkembang sedikit demi sedikit hingga bisa memiliki budidaya besar seperti ini.

Mungkas dan Ismanto memiliki tanah pribadi seluas 1,5 Ha dan tanah sewa seluas 2 Ha. Dari total tanah 3,5 Ha setidaknya ada 25.000 bibit buah yang mereka kelola.

“Total bibit ada 25.000 dengan berbagai jenis, kebanyakan alpukat dan klengkeng. Lainnya ada bibit mangga, jeruk, sawo, anggur, stroberi, jambu, buah tin, plum, dan buah delima” tutur mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Walisongo.

Untuk sementara ini, memiliki karyawan delapan orang dengan model pemasaran melalui sales dan juga kerjasama dengan petani lain.

Kedepannya mereka ingin mengembangkan usaha ini lebih besar lagi. Agar bisa memiliki temuan untuk jenis buah baru hasil stek, cangkok, okulasi, sambung susu dan sambung pucuk.

“Kedepannya kami ingin mengembangkan usah ini di tempat lain dan memperluas jaringan” pungkas mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir kuliah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *