Di umur bumi yang sudah tidak muda lagi, manusia berhadapan dengan bermacam-macam hal. Kebaikan dan keburukan, sebenarnya merupakan buah dari perbuatan manusia itu sendiri. Tak terhitung berapa banyak kebaikan yang sudah manusia dapatkan dari alam. Alam melimpahkan yang dibutuhkan manusia. Namun, semakin lama manusia menjadi begitu durjana. Manusia tak hanya mengambil yang dibutuhkan, namun melahap semua tanpa memikirkan makhluk hidup lain. Eksploitasi besar-besaran kini terjadi.
Manusia telah memberikan dampak buruk yang tidak sedikit dari perbuatannya. Tanah, air, dan udara telah banyak tercemar. Tanah yang tak lagi produktif, air yang tak lagi bersih, dan udara yang semakin penuh dengan polusi. Ayat al-Qur’an juga telah menyebutkan hal demikian. “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. ar-Rum: 41)
Akibat dari yang telah tangan-tangan manusia lakukan telah tampak di mana-mana. Manusia merasakannya. Namun, tak banyak yang sadar dan mau memperbaiki. Perbuatan buruk yang kecil pun dapat berpengaruh, apalagi yang besar dan massal. Menjaga lingkungan merupakan keharusan bagi setiap manusia.
Di bumi ini manusia menjadi khalifah yang memiliki tanggung jawab menjaga dan merawat bumi yang ditinggalinya. Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara ada pemimpin yang memberikan pengaruh begitu besar. Pemimpin yang akan membawa masyarakatnya kepada kelestarian hidup atau kehancuran hidup.
Mengenai hal kepemimpinan, al-Qur’an telah menyebutkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin mengemban amanahnya.
“Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).“ (Al-Isra’: 80).
Dengan anugerah kekuasaan, manusia bisa menolong semua orang. Dengan kemampuan yang cukup dan berpegang teguh pada tuntutan yang benar (al-Qur’an dan sunnah), manusia akan bisa menolong banyak, bahkan semua orang. Namun, jika amanah kepemimpinan itu tidak dilaksanakan dengan baik, maka kehancuran pun bisa tak terhindarkan.
Kepemimpinan yang menolong telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Permintaan kepada Rabbnya untuk membawa keberhasilan atau kejayaan Islam adalah kekuasaan yang menolong. Dengan kekuasaan, banyak hal buruk yang bisa dicegah dan banyak hal baik yang bisa diharapkan. Kekuasaan yang bisa menyejahterakan yang belum mampu. Yang sudah mampu memberikan kontribusi untuk membantu yang belum mampu.
Jika melihat keadaan kehidupan saat ini, begitu banyak kekuasaan yang digunakan seenak udelnya sendiri. Kekuasaan digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Orang lain tak menjadi urusan. Telah banyak dan mengakar. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Kesadaran terhadap kondisi yang tidak baik-baik ini menjadi sesuatu yang urgent. Kesadaran banyak orang akan memberikan pengaruh yang besar. Pengaruh dari yang manusia lakukan pada alam harus menjadi perhatian serius. Banyak hal kecil yang sebenarnya memberikan dampak buruk bagi alam.
Harapan besar hidup yang aman dan nyaman manusia bergantung pada alam. Jika alam rusak, maka tak ada kehidupan yang aman dan nyaman. Oleh sebab itu, kelestarian lingkungan hidup harus selalu dijaga. Dengan demikian, keberlangsungan hidup manusia akan terus terjaga dengan generasi yang semakin baik. Wallahu ‘alam bi al-shawaab.
oleh: M. Faiz Mubarok