Dirgahayu Doktor Utawi Iku

Teruntuk Abah Nasih, Abah Ideologisku.

Tulisan ini bukanlah tulisan kritis yang dibuat oleh disciples Abah Nasih yang hebat, melainkan hanya sebuah tulisan sederhana sang pemula. Melalui tulisan ini, Salsa, salah satu anak ideologis Abah Nasih, ingin mengutarakan suatu hal.

Terhitung sejak akhir 2017. Ayah Salsa mengenalkan Salsa akan sosok Abah Nasih. Ingat tidak, Bah? Saat itu, Abah mengajarkan tashrif kepada Salsa dan adik-adik Salsa?

“Ikuti saya, ya!” pintamu saat itu.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

هو // هما // هم /// هي // هما // هنّ ….

Saat itulah, yang mengantarkan Salsa kini. Mengantarkan Salsa pada sebuah proses isolasi untuk menemukan jati diri seutuhnya. Isolasi yang awalnya dipenuhi tangis dan kini pun masih dipenuhi oleh tangis. Ya, karena Salsa tidak sanggup menahan rindu dengan mereka yang Salsa sayangi, mereka yang selalu mengingatkan Salsa akan Allah.

Ini memang sudah qadar Allah dan Abah diutus untuk turut andil di dalamnya.

Salsa tidak tahu, apakah ada ungkapan yang lebih baik dari terima kasih? Jika ada, maka beri tahu Salsa, mengenai ungkapan itu. Namun, belum ada satu orang pun yang memberi tahu pada Salsa mengenai ungkapan itu, Bah. Maka biarlah ungkapan terima kasih yang kini mewakilkan.

Terima kasih, Bah. Atas apa yang selama ini Abah lakukan untuk membentuk jati diri Salsa yang sebenarnya. Karena Allah, melalui sosok Abah lah, Salsa banyak mengetahui hal baru.

Nahwu dan Sharaf. Especially, utawi iku. Metode yang unik. Metode inilah yang mempermudah Salsa dalam memaknai al-Qur’an. Boleh tidak, Salsa memberi julukan untuk Abah?  “Doktor Utawi Iku” ya, Bah? Hehe.

Dan karena proses isolasi inilah, Salsa yang dahulu adalah anak Ibu kota yang manja, kini menjadi sosok perempuan mandiri dan tidak cengeng lagi. Ada satu hal lagi yang ingin Salsa utarakan, Bah.

Tepat pada hari ini, tepatnya pada 1 April 1979. Empat puluh satu tahun silam, Abah dilahirkan. Dilahirkan oleh Ibu yang luar biasa dan dididik pula oleh lelaki hebat, yang karena didikan beliau lah, Abah berani menyalurkan pemikiran-pemikiran hebat serta merealisasikannya dalam bentuk tindakan nyata bukan sekedar wacana. Meskipun dari tindakan yang Abah ambil banyak menimbulkan pro dan kontra. Bahkan, Ibu Abah sendiri pun sampai terheran-heran, karena anak sulung beliau memiliki pemikiran yang amat berbeda dengan orang-orang pada umumnya.

Namun, semua itu Abah lakukan agar di negeri ini dipenuhi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan memiliki qur’anic habits, kan? Dan Salsa rasa, kini Abah sudah berhasil mewujudkan itu. Berkat ikhtiar Abah selama ini, Abah telah menghasilkan SDM-SDM berkualitas yang memiliki qur’anic habits. Monash Insitute dan SMP Alam Planet NUFO, contohnya.

Harapan Salsa, semoga di usia Abah kini, Misi-misi hebatmu dalam membangun ummat akan terus terwujud serta semakin banyak yang membersamai Abah dalam menempuh jalan sunyi untuk membangun peradaban mulia ini. Dan Abah beserta keluarga selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin, In syaa’a Allah.

Dirgahayu, Abana!

Oleh: Salsa Bila Putri, Santri Muda (Sanda) PT 10 Planet NUFO Mlagen, Rembang asal DKI Jakarta.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *