Cantik Mengundang Penyakit

Kurniawati Surya Ningrum

Cantik adalah harapan dan juga impian semua wanita. Menurut sebagian besar wanita, bahkan cantik bukan hanya sekedar keinginan melainkan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan pemahaman yang demikian, berbagai usahapun dilakukan, mulai dari melakukan perawatan ke salon, menjaga pola makan, atau bahkan sampai operasi plastik. Semua hal tersebut dilakukan hanya untuk suatu tujuan, yaitu “CANTIK”. Melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan adalah hal yang benar, namun ketika usaha itu justru menimbulkan banyak mudlarat alias merugikan dan bahkan membahayakan, maka tetap saja itu bukanlah hal yang baik dan tentu menjadi paradoks.

Di zaman sekarang, banyak wanita yang berlomba lomba untuk mempercantik diri salah satunya yaitu dengan menjaga bentuk tubuh yang ideal atau mungkin yang sesuai dengan artis favorit mereka. Dengan penuh ambisi, mereka selalu beranggapan bahwa dirinya gendut dan melakukan diet yang ketat meskipun pada kenyataannya mereka sudah ideal. Ini merupakan suatu gangguan pola makan yang banyak dialami para remaja terutama di zaman milenial ini.

“Wanita gendut adalah wanita yang jelek”, itulah mindset yang mereka tanamkan untuk melakukan hal hal yang menunjang pengurusan badan mereka hingga mencapai tubuh yang mereka inginkan, gangguan ini dinamakan anoreksia nervosa. Mereka telah menjadi korban iklan yang tentu saja hegemoni kelompok tertentu untuk kepentingannya sendiri.

Jika kita menilik sejarah peradaban manusia, maka akan ditemukan bahwa standar kecantikan konsisten berubah sesuai perkembangan zaman dan perabadan. Cantik tidak selalu yang langsing seperti yang mendominasi paradigma manusia era sekarang. Dalam era Yunani Kuno (sekitar 500-300 SM), misalnya, cantik justru anti-skinny. Semakin montok seorang perempuan, maka ia tampak tampak makin cantik. Begitupun pada era Renaissance Italia (sekitar tahun 1400-1700), bahkan cantik itu mereka yang betul-betul gemuk dan berisi. Pada era Ratu Victoria memimpin Inggris (1837-1901), wanita berisi jua masih dipuja. Ya, walau mereka gemar menutupinya dengan korset demi pinggang yang terlihat sangat ramping. Terutama jika cerdas dan berwawasan luas, wanita montok tipe ini paling diidamkan seorang laki-laki.

Dalam konteks ini, selama jauh dari ancaman obesitas dan diabetes, apalagi bila kadar gula dan kolestero masih normal, selama itu pula gemukmu yang relatif itu baik-baik saja. Dengan demikian, sejarah membuktikan bahwa cantik tidak harus langsung. Jika sekarang banyak disinggung bahwa cantik dari dalam (innerbeauty) itu lebih penting dan tidak akan pudar seiring dengan menuanya usia seorang perempuan. Oleh sebab itu, penting bagi perempuan untuk lebih memperhatikan ini dibanding kecantikan luar yang pasti akan pudar pada saatnya nanti. Bukan berarti merawat kecantikan luar itu tidak penting, tentu saja penting. Akan tetapi berusaha tampil cantik yang membayakan diri sendiri itu sangat tidak dibenarkan.

Ganguan Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa merupakan suatu gangguan pola makan akibat ketakutan terhadap berat badan berlebih biasanya ditandai dengan membatasi asumsi makanan hingga mengalami kekurangan berat badan hingga 85% dari berat badan ideal mereka. Hal-hal yang sering mereka lakukan diantaranya, yaitu diet ketat, olahraga berlebihan, gugup saat makan dan memotong motong kecil makanan yang akan mereka konsumsi. Padhal. ketika seseorang telah mengalami kekurangan energi maka akan timbul berbagai masalah dalam dirinya.

Seseorang dengan kekurangan energy atau kekurangan berat badan maka juga akan mengalami kekurangan zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan seperti lemak, protein, karbohidrat ataupun mineral mineral yang seharusnya sangat  dibutuhkan oleh tubuh. Tentu saja itu merupakan masalah yang serius jika kita mampu berpikir panjang. Lemak merupakan suatu cadangan enrgi yang alah satu fungsinya yaitu untuk menghangatkan tubuh, seseorang dengan kekurangan lemak maka dia akan lebih sensitif terhadap suhu dingin.

Protein merupakan suatu senyawa yang sangat penting dalam perkembangan sel ataupun perbaikan sel sehingga apabila seseorang mengalami kekurangan protein maka tentu saja akan mengalami gangguan sperti mudah rapuhnya kuku, kulit, rambut yang mudah rontok, kehilangan masa otot bahkan mengalami penurunan sistem imun dalam tubuh sehingga mudah terkena infeksi, virus dan sebagainya. Sedangkan karbohidrat adalah sumber utama energy kita yang apabila kekurangan maka akan menimbulkan lemahnya fisik kita, tidak semngat dsb.

Orang yang terlalu kurus terutama wanita akan berakibat sampai turun temurun ke bayi yang mungkin dia kandung. Maka jangan mencari cantik dalam jalan penyakit, jika menjadi menjadi cantik itu perlu maka lakukan dengan cara yang benar dan tidak berlebihan, karena cantik tidak harus mengundang penyakit.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Makasih atas wawasanya sangat bermanfaat sekali buat Saya terutama untuk kekasih saya supaya lebih disiplin dalam pola kesehatan. XD