Agar Malam Tahun Barumu Tidak Sia-Sia

Beberapa hari lagi, bulan Desember 2019 akan habis. Ini berarti tidak lama kemudian tahun baru akan segera datang (baca: tahun 2020). Kebiasaan orang-orang sebelum malam tahun baru datang adalah merencanakan sematang-matangnya mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada malam tahun baru; liburan, pergi ke mall,  puncak dan lain sebagainya.

Dalam perayaan malam tahun baru, kalangan muda menjadi kelompok yang paling antusias menyambut pergantian malam tahun baru. Mereka sangat suka berfoya-foya. Padahal, oergantian tahun seharusnya dijadikan momentum untuk merenungi tentang apa capaian positif yang telah diraih dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki di tahun baru.

Pada era sekarang, bukan hanya kaum muda saja yang merayakan malam pergantian tahun, namun ada banyak sekali orang yang merayakannya dengan aktivitas yang tidak bermanfaat seperti yang sering ditemui di berbagai tempat dan telah menjadi gaya hidup mereka pada malam pergantian tahun. Main petasan adalah salah satu contoh kegiatan yang dilakukan masyarakat era sekarang.

Entah apa yang menjadi alasan mereka untuk main petasan itu sendiri. Apakah dari suara petasan tersebut yang sangat keras sehingga dapat memeriahkan malam itu atau alasan lain yang justru dapat membahayakan banyak orang dari segi material dalam petasan, suaranya dan mungkin dampaknya bagi bumi.

Banyak sekali masyarakat pada tiap tahunnya menjadi korban dari petasan tersebut. Padahal sudah dapat diketahui bahwa main petasan lebih besar madlarat-nya dibanding manfaat yang diperoleh.  Dampak yang terjadi bukan membawa kesenangan, tetapi membawa kerugian yang cukup besar, yaitu rugi karena telah membeli petasan dengan harga yang sangat mahal dan dapat membahayakan banyak orang.

Idealnya, malam tahun baru seharusnya digunakan untuk berbagai aktivitas yang bermanfaat, seperti dzikiran, berdo’a atau melakukan aktivitas yang bermanfaat lainnya.  Pengucapan rasa terima kasih kepada Dzat Yang Maha Kuasa karena dapat bertemu dengan tahun selanjutnya dan harapan untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk kedepannya merupakan wujud berterima kasih karena adanya tahun baru. Akan tetapi, hal-hal tersebut sangatlah berbanding terbalik dengan realitas yang ada pada masa kini. Banyak dari mereka hanya mementingkan kesenangan semata.

Tidak ada hukum yang mewajibkan seseorang untuk merayakan tahun baru, tetapi merayakan merupakan salah satu bentuk apresiasi seseorang terhadap kedatangan tahun baru. Tahun baru termasuk salah satu hal yang bersifat positif jika dilakukan dengan hal-hal yang progresif, seperti membuat rancangan tentang target-target yang ingin dicapai dalam satu tahun mendatang. Akan tetapi, akan berdampak negatif jika seseorang salah dalam menggunakannya, seperti peristiwa yang sering terjadi disetiap tahunnya.

Merayakan tahun baru bukan berarti harus merayakan dengan mewah dan meriah, seperti yang sering kita jumpai di berbagai belahan bumi yang ada. Hal ini jika dibiarkan secara terus menerus akan membawa dampak negatif bagi pribadinya sendiri. Lama kelamaan akan terjadi kesenjangan sosial dalam bermasyarakat.

Tidak salah orang merayakan tahun baru dengan sesuka hati, tetapi juga harus bepikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Apakah yang akan dilakukan itu membawa dampak yang baik atau bahkan bisa merugikan dirinya sendiri sampai membawa dampak buruk yang merugikan orang lain. Terkadang realitas tak sesuai dengan idealitas yang sudah tercanangkan. Namun, dibalik semua kejadian tersebut, menjadikan seseorang sadar bagaimana cara merayakan tahun baru yang  benar.

Sebagai manusia yang hidup hanya sebentar, suatu kebaikan bagi kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Melakukan hal-hal positif yang berguna bagi semua orang dan bukan sebaliknya, yaitu dengan cara mengurangi hal-hal yang berbau merusak dan menghancurkan diri sendiri dan orang lain, tidak membuat suatu kefatalan yang berakibat pada penyesalan dan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.

Jadilah pribadi yang bijak dalam mengatur suasana yang ada agar kelak bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Marilah mengamalkan prinsip hidup yang diajarkan rasulullah yang maknanya “sebaik-baik manusia ialah dia yang bermanfaat bagi orang lain.”

Momen tahun baru dapat dijadikan sebagai wadah bagi semua orang termasuk diri sendiri dalam mengokohkan semangat membendung harapan di masa mendatang. Soichiro Honda, seorang yang sangat terkenal namanya sampai ke Indonesia, pernah mengatakan; “Ada pepatah Jepang yang mengatakan bahwa angkat layar dengan tangan anda yang lebih kuat.” Artinya anda harus mengejar peluang yang muncul dalam kehidupan dengan kemampuan Anda yang paling Anda kuasai.”

Oleh: Hanik As’adah, mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *