Teruntuk; Zulfikar, S. Pd
Dari Mantan Kadermu
Sejarah telah menuliskan dengan tinta emasnya bahwa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah sedikit banyak memberikan sumbangsih bagi perjalanan panjang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Khususnya sejak 1947 sampai 2020 ini. Organisasi yang katanya tertua di kalangan Mahasiswa Islam ini sudah menginjak umur ke 73, pertanyaan saya, Mahasiswa mana yang tidak mengenal HMI? Iya benar, jawabannya benar. Banyak Mahasiswa yang tidak kenal HMI, apalagi pasca banyak konflik dan perpecahan di era Soeharto yang menjadikan HMI terbelah jiwanya menjadi dua, MPO dan Dipo.
Dulu memang HMI terkenal, tapi sekarang tidak ada yang mengenal. Apalagi banyak konflik internal yang hampir setiap kader tidak mampu menyelesaikannya, salah satunya anda, Mas Zulfikar.
Konflik di HMI Cabang Semarang nampaknya bisa ditebak, meskipun yang memimpin malaikat. Apa yang menjadi masalah? Kepengurusan yang korup menjadi permasalahan inti bagi kapal besar HMI Semarang. Idealnya cabang hanya memiliki masa kepengurusan satu tahun, itu saja yang dipegang. Jangan melihat apologi lain yang memberikan kelonggaran dalam terkait masa jabatan di HMI. Ingat kelonggaran hanya untuk mereka yang tidak mampu, dan biasanya pemimpin pasti mampu. Jika pemimpin tidak mampu, perlu diragukan arti pemimpin mana yang ia gunakan.
Kepengurusan anda dimulai sejak Agustus 2018, sekarang sudah Februari 2020. Sebentar, tapi 2018 Konfercab sudah berlarut2 selama dua bulan, dan berakhir tiga bulan sebelum anda dilantik, kira-kira Mei 2018. Februari 2020 ini kepengurusan anda menginjak angka 18 bulan, itu sebagai tanda mau tidak mau anda harus melaksanakan Konfercab dengan sangat segera. Jika ada masalah atau persoalan yang membutuhkan bantuan, saya Insyaallah siap jiwa dan raga untuk ikut mensukseskan Konfercab tersebut, asal tidak melebihi tanggal 10 Februari 2020, ini nomor gawai saya yang bisa dihubungi 085747400937.
Tapi sebentar, sebenarnya apa yang telah merasukimu mas ketum? Kita bolehkan mundur satu langkah untuk bercerita masa lalumu?. Saya bersaksi bahwa anda orang baik, tidak pernah mencuri, berkata dengan visi jauh ke depan, memiliki wajah yang lumayan, dan memiliki banyak penggemar bukan?. Tapi apakah ada yang mengetahui kapan ajal anda, saya dan kita berakhir?. Kita tidak mengetahui ajal kita, dan kita juga sama memiliki sisi baik yang bisa mengantarkan kita mendapatkan Ridho-Nya. Bukankah itu bagian dari tujuan HMI? Pasal Empat Anggaran Dasar HMI?.
Saya tidak mau nama anda tercemar sebab perilaku anda yang korup terhadap masa jabatan di HMI, Khususnya HMI Cabang Semarang. Semua orang di Semarang juga sudah tahu bahwa anda orang yang cerdas, lulus LK 1, LK 2, Guru di HMI (Senior Course) dan LK 3. Masih kurang? Atau ingin LK4?. Aku sebenarnya tidak ingin mengupas sesama saudara seIslam. Tapi bukankah kita memiliki kewajiban untuk mengingatkan sesama saudara kita jika berada pada jalan yang menyimpang?
Mas ketum yang saya banggakan (dua tahun yang lalu), anda masih ingatkan? Agustus 2019 lalu saya pernah curhat dengan anda, bahwa saya juga melakukan kesalahan di kepengurusan Koordiantor Komisariat. Saya sempat curhat sekaligus meminta pertimbangan kepada anda, karena saya tidak memiliki kepentingan apa-apa dan memang sudah harusnya melakukan laporan pertanggungjawaban. Saat itu kader-kader ingin menurunkan saya dengan paksa sebab saya pergi ke NTT selama dua bulan untuk kepentingan magang kerja. Kesalahan saya tidak menyerahkan jabatan sementara secara tertulis sehingga banyak kader yang tidak terima dan ingin menurunkan saya dengan paksa, tapi Alhamdulillah persoalan itu bisa terselesaikan dengan baik.
Bulan Oktober 2019 tanggal 30 kami melaksanakan Muskom dan Alhamdulillah berakhir dengan Khusnul Khatimah. Begitupun juga dengan anda, aku juga ingin melihat dirimu berakhir dengan khusnul khatimah. Apa ukurannya? Setidaknya aku memberikan satu ukuran, yaitu ketepatan waktu sehingga tidak menjadi seorang koruptor. Ukuran selanjutnya mungkin teman-teman pengurusmu bersedia hadir dalam acara pertanggungjawaban kerja sekaligus bagaiamana kesolidan selama ini. Tidak perlu dengan ukuran program kerja yang luar biasa, sebab nampaknya belum mampu kesana.
Aku masih ingat, engkau melantik diriku pada 30 September 2018, kita sekaligus memperingati Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI). Engkau begitu berwibawa saat itu, tapi coba lihatlah saat ini, apakah wibawa itu masih ada? Kader yang baru lulus LK 1 kemarin saja langsung berani mencaci anda di media sosial sebab ketidakkonsisten ucapan anda dengan perilaku. Aku masih ingat bahwa engkau memiliki niat yang kuat untuk mengakhiri kepengurusan tepat waktu, malam ini aku sadar dengan sesadar sadarnya, bahwa itu hanya Prank semata. Engkau telah memberikan dusta yang lara bagi seluruh kader HMI yang memiliki akal sehat. Mereka yang telah mempromosikan anda kemana-mana, mendukung dengan mati-matian saat pencalonan anda, nampaknya saat ini menyesal dengan sejadi jadinya. Ini Aib, Ini Aib, dan Ini adalah aib kita semua.
Sejauh yang aku lihat, engkau nampaknya bungkam. Tidak memberikan solusi atas kegaduhan ini, Sejak November, tiga bulan yang lalu mataku tertuju pada dirimu. Berharap engkau baik-baik saja dan masih sehat wal Afiyat, tapi tiga bulan telah berlalu, kasihku tidak engkau balas dan engkau biarkan semua aku terpaksa untuk membuka bungkaman yang kian menyakitkan. Kami hanya ingin engkau mengakhiri jabatan dengan bahagia, dan Mati dengan Taqwa. Sepuluh hari kedepan, jika engkau mencariku aku selalu ada di sudut kota ini. Aku siap membantu jalannya Konfercab yang wajib engkau selenggarakan.
Jika ketum belum bisa melaksanakan konfercab sampai tanggal 10 besok, aku kira solusi paling tepat adalah melakukan konfercab istimewa. Apakah Iya Tuhan lebih membela satu pemimpin yang dholim dibandingkan seribu kader yang berusaha berperilaku benar?. Pesanku untuk teman-teman se Cabang Semarang. Jika kepentingan teman-teman hanya ingin mencari ridho Allah SWT, mari kita bersama satukan suara untuk melakukan konfercab istimewa. Ayah kita telah banyak jasa bisa menurunkan presiden Soeharto, tapi kita sangat hina jika tidak mampu menurunkan seorang Sarjana Muda.
Terimakasih telah membaca surat cintaku, semoga engkau segera dibukakan hati yang jernih oleh Allah Swt dan segera melaksanakan Konfercab. Semoga kita selalu mendapatkan ampunan dari Allah Swt, astagfirullah, astagfirullah, Astagfirullahal Adzim
Oleh Kader Terhina Sepanjang Masa; Muhammad Ismail Lutfi