Puisi  

Sajak Cinta

Saat Fajar tiba,

Embun meneteskan diri ke dedaunan

Matahari tanpa sungkan bersinar ceria

Burung-burung  pun berkicauan

 

Ku ambil secarik kertas suci

Dengan hati tanpa dosa

Kunodai dengan tinta hitam

Begitu  lihai jemari ini menari-nari

Menggambarkan  sebuah rasa yang ada

 

Rasa yang mungkin,

Tidak  bisa di ucapkan

Tidak bisa di gambarkan

Tidak bisa di bayangkan

 

Perlakuanmu sungguh sangat manis

Membuatku selalu ingin bersama

Menikmati indahnya hari

Dengan alunan nada cinta

 

 

Tiada kabar yang lebih penting

Melainkan mendengarkan kau bahagia

Dunia begitu menyenangkan

Sehingga kau melupakan rasa

 

Menggambarkan  sebuah rasa yang ada

Rasa yang mungkin

bagiku kau segalanya

Karena dekapanmu yang terasa

 

Oleh: Lilik Husna Mufidah

Respon (1)

  1. puisinya memiliki diksi yang hiperbolis, tapi kata-katanya masih klise dan dianggap biasa atau lumrah dalam dunia puisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *