Saat Fajar tiba,
Embun meneteskan diri ke dedaunan
Matahari tanpa sungkan bersinar ceria
Burung-burung pun berkicauan
Ku ambil secarik kertas suci
Dengan hati tanpa dosa
Kunodai dengan tinta hitam
Begitu lihai jemari ini menari-nari
Menggambarkan sebuah rasa yang ada
Rasa yang mungkin,
Tidak bisa di ucapkan
Tidak bisa di gambarkan
Tidak bisa di bayangkan
Perlakuanmu sungguh sangat manis
Membuatku selalu ingin bersama
Menikmati indahnya hari
Dengan alunan nada cinta
Tiada kabar yang lebih penting
Melainkan mendengarkan kau bahagia
Dunia begitu menyenangkan
Sehingga kau melupakan rasa
Menggambarkan sebuah rasa yang ada
Rasa yang mungkin
bagiku kau segalanya
Karena dekapanmu yang terasa
Oleh: Lilik Husna Mufidah
puisinya memiliki diksi yang hiperbolis, tapi kata-katanya masih klise dan dianggap biasa atau lumrah dalam dunia puisi.