Periode 2022 tinggal hitungan jam sebelum pindah ke 2023. Sementara itu, tahun 2023 menjadi momok yang menakutkan sejak munculnya berita dari berbagai media terkait resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun tersebut. Apakah tahun ini akan mengulang peristiwa yang terjadi pada dua tahun sebelumnya, setelah merebaknya virus covid 19.

Pada November 2022, partai buruh mengadakan demonstrasi besar-besaran dalam upaya untuk menolak masalah resesi. Dengan narasi bahwa isu tersebut dinilai hanya dimaksudkan untuk menakut-nakuti para pekerja. Tanpa kepastian tentang prediksi resesi, apakah itu akan terjadi atau hanya strategi para kapitalis untuk mengurangi gaji pekerja atau bahkan melakukan PHK besar-besaran terhadap para pekerja.

Resesi global memang akan terjadi, namun menurut Said, belum bisa dipastikan apakah Indonesia akan merasakan dampaknya atau tidak, mengingat kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik.

Sejak beberapa bulan terakhir, isu resesi sudah tidak asing lagi dan kerap menjadi trending panas di media massa, bahkan tak jarang masyarakat yang dipercaya menjadi pejabat negara juga menyuarakan berita resesi 2023 seolah menakut-nakuti masyarakat.

Apakah kondisi ekonomi Indonesia sudah pasti baik-baik saja? Sementara itu, di sisi lain dari apa yang dikatakan Said sebelumnya, angka kemiskinan masih terbilang tinggi, selain itu ketidakseimbangan dalam hal ekonomi juga masih merajalela, orang kaya semakin kaya dan orang melarat semakin melarat. Namun, pada intinya, pemiskinan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh ketidakseimbangan antara penduduk dengan usia produktif bekerja atau membutuhkan pekerjaan dengan jumlah pekerjaan yang tersedia.

Baca Juga  Obsesi UMKM Go Internasional

Jika kita mencoba menepis anggapan resesi di internet maka kita akan menemukan bahwa resesi adalah kondisi ekonomi suatu negara yang sedang memburuk, hal ini dibuktikan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, meningkatnya pengangguran, dan menurunnya pertumbuhan ekonomi riil selama dua tahun berturut-turut.

Jika kasus pengangguran adalah contoh dampak resesi, bukankah dulu sulit bagi masyarakat Indonesia untuk meraih pekerjaan di masa lalu? Jika iya, berarti Indonesia sudah lebih dulu mengalami resesi. Begitu juga kemiskinan masih tinggi, pembangunan belum merata karena masih terkonsentrasi di pusat-pusat pertumbuhan seperti di pulau Jawa, berbeda dengan Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Papua yang menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani merupakan daerah dengan pembangunan yang tidak merata.

Di bidang pendidikan, Indonesia masih tertinggal dari Singapura, negara tetangga yang wilayahnya tidak banyak dibandingkan dengan ukuran Indonesia namun kualitas pendidikannya jauh lebih tinggi. Mengapa demikian? Kondisi ekonomi suatu negara akan menentukan nasib masyarakat negara tersebut. Jika kondisi ekonomi relatif baik, maka akan mempengaruhi kondisi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan lainnya.

Salah satu contohnya adalah jika seseorang mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak, maka akan ada kebebasan untuk menghidupkan kembali anggota keluarga dan tidak segan-segan menyekolahkan anaknya setinggi mungkin karena pertimbangan finansial tidak lagi menjadi halangan untuk memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak yang saat ini sedang tumbuh bangsa.

Memperbaiki kondisi ekonomi dalam rangka meningkatkan kualitas menjadi negara maju yang mampu bersaing. Jangan sampai Indonesia terus terjebak dalam labirin resesi yang belum terealisasi selama ini.

Baca Juga  Corona dan Ekonomi Indonesia

Wallaahu a’lam bish shawab

 

 

 

Wa Ode Alyana Putri Amsya
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang

    My Mom is My Hero in Real Life

    Previous article

    Sederet Kata Tentang Sesal

    Next article

    You may also like

    Comments

    Ruang Diskusi

    More in Ekonomi