Perempuan dalam Pusaran Globalisasi

Istimewa

“Ketika kau mendidik satu lelaki, kau hanya mendidik satu orang. Namun, ketika kau mendidik satu perempuan itu sama halnya kau mendidik satu generasi”

Ungkapan klasik yang sudah familiar ini memberi pesan bahwa perempuan mempunyai andil yang begitu besar dalam membuat peradaban. Perempuan selalu menjadi objek dari suatu kepentingan dan bahkan dalam sejarah era klasik Yunani kuno perempuan tidak mendapat haknya, tidak diberi pendidikan, selalu diawasi, dan bahkan perempuan dari kalangan elite saja diperlakukan sebagai tahanan, lantas bagaimana nasib mereka yang berasal dari kalangan bawah?

Berbeda peradaban, berbeda pula perbincangan. Masih tentang perempuan. Berbicara tentang dinasti Abbasiyah, tak lepas dari keberhasilan Sang pemimpin Harun Ar Rasyid. Ia mampu membawa Baghdad menjadi salah satu pusat Ilmu pengetahuan dunia yang ketika itu disebut dengan Era Keemasan Islam (The Golden Age of Islam). Namun ternyata, ada yang jarang diceritakan oleh buku- buku sejarah. Sosok perempuan dibelakang kehebatan Harun Ar- Rasyid. Perempuan hebat yang pernah lahir di era Dinasti Abbasiyah. Dialah Zoebaida, Permaisuri Harun Ar Rasyid sekaligus penggagas ide dan gagasan dalam pembuatan jalan air di kota Mekkah dan pelopor berdirinya kembali kota Alexandria setelah diluluhlantakkan oleh bangsa Griek.

Terlepas dari sejarah kelam dan terang, perempuan menjadi objek yang berperan dalam sejarah manusia. Selain dari itu, perempuan merupakan makhluk yang membutuhkan ruang-ruang khusus dalam beraktivitas baik dalam lingkup domestik maupun publik. Hal ini diperkuat dengan adanya kebijakan perundang- undangan khusus perempuan yang membahas mulai dari waktu libur ketika haid, cuti ketika melahirkan, hak dalam menerima pendidikan, ketenagakerjaan hingga hak dalam berpolitik dan menyuarakan pendapat.

Kemajuan tekhnologi yang ada faktanya tidak lantas membuat perempuan menemukan kenyamanan dan keamanan. Banyaknya kasus pelecehan seksual dan pencemaran nama baik masih menjadi ketakutan tersendiri bagi mereka. Maka tak heran, di tengah pusaran globalisasi, makhluk yang mempunyai populasi lebih banyak dari kaum laki- laki ini menjadi fokus utama pemerintah dalam membuat kebijakan hingga akhirnya diresmikannya BKW (Bus Khusus Wanita) untuk pertama kalinya di Jakarta pada tanggal 21 April 2016 lalu, yang juga bertepatan dengan hari Sang Penulis buku “Habislah Gelap Terbitlah Terang”, Raden Ajeng Kartini. Bus yang diresmikan oleh Ketua Tim Peggerak PKK Provinsi DKI Jakarta, Veronica Tan ini bertujuan agar para perempuan merasa nyaman dan terhindar dari hal- hal yang tidak menyenangkan.

Bukan hanya pemerintah saja yang berupaya mewujudkan kenyamanan bagi kaum perempuan. Upaya hebat juga dilakukan oleh Santi Wilujeng, pencetus Jeng Mujek. Ojek online khusus perempuan ini beroperasi di area Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo. Kerja cerdas yang ia ciptakan sungguh berdampak dan direspon baik oleh perempuan sekitar dari kalangan mahasiswi. Walaupun Muslimah Ojek ini belum mampu dipesan lewat aplikasi khusus, nyatanya tidak lantas mengurangi keinginan para perempuan yang ingin berpergian dengan aman dan nyaman.

Pengaruh globalisasi yang sudah di mulai dari awal era modern yaitu sekitar akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 membuat segala hal terasa mudah. Sebuah proses integrasi antar negara karena perkembangan ilmu pengetahuan baik dari aspek sosial, ekonomi dan budaya. Kemajuan infrastuktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan internet merupakan faktor utama pendukung majunya suatu peradaban.

Perempuan yang hidup dalam pusaran arus globalisasi harus mampu dan siap lahir batin untuk berpikir dan berjuang serta menjadi pelopor dalam hal- hal yang berkaitan dengan kelangsungan eksistensi mereka. Bukan lantas menyuarakan feminisme. Namun cukup menjadi perempuan yang bisa menuntaskan persoalan keperempuanannya sendiri dengan menjadi problem solver bagi kaumnya seperti yang telah dilakukan oleh Santi Wilujeng. Memanfaatkan arus globalisasi dengan cerdas sehingga mampu menciptakan ide dan gagasan brilian tanpa keluar dari jalur kodratnya sebagai perempuan. Wallahu a’lamu bi al-shawwab.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *