Akhir-akhir ini, banyak sekali para pemuda turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi perihal naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM). Mayoritas yang mengisi jalalan ialah dari golongan mahasiswa. Hampir semua mahasiswa berbondong-bondong untuk menyuarakan kegelisahan yang sedang terjadi di negara ini. Mereka memiliki antusias tinggi dalam menegakkan keadilan dan kebenaran. Hati nurani mereka terpanggil, karena mereka juga merasakan begitu pedihnya penderitaan. Mereka memiliki tujuan yang mulia yaitu menegakkan keadilan. Selama ini, keadilan belum sepenuhnya merata di kalangan masyarakat, karena banyak sekali yang masih menjerit kelaparan. Meskipun diantara sekian banyak pendemo ada yang hanya ikut-ikutan saja untuk meramaikan suasana. Patut dihargai, namun mereka para pendemo juga diharapkan tetap menjaga kedamaian dan sopan santun saat berucap, mengkritik tanpa memberontak dan tetap damai.
Mahasiswa adalah mereka yang memiliki wawasan luas dan berpendidikan tinggi, kaum elite yang menempati posisi satu tingkat lebih atas dibanding orang-orang yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Mahasiswa adalah mereka yang mempunyai julukan agen of change atau agen perubahan, dimana ia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perubahan. Mahasiswa memiliki tugas yang sangat kompleks. Mulai dari hal-hal kecil menuju hal-hal besar yang dapat merubah peradaban. Menurut Salehuddin Yasin, mahasiswa adalah mereka yang diidentikkan dengan manusia yang memiliki kepribadian ideal. Ideal dalam pemikiran dan tindakannya, tidak neko-neko pikirannya serta kritik dan aksi sosialnya dianggap sebagai murni untuk tujuan perubahan.
Mahasiswa yang mampu dan berani unjuk gigi untuk berdemonstrasi, berarti ia sadar untuk sebuah perubahan yang nyata atas beberapa kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan beberapa orang dan masyarakat pada umumnya. Aksi nyata mahasiswa di jalanan, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membantu negara agar lebih baik lagi dalam mengurus sistem pemerintahan. Dalam diri setiap mahasiswa, harus tertanam jiwa percaya diri yang tinggi. Percaya diri merupakan salah satu kunci untuk mahasiswa dalam memantapkan dirinya dan berani dalam berekspresi di manapun ia berada. Seseorang yang semasa hidupnya takut untuk mengutarakan pendapat, maka bisa dikatakan bahwa ia gagal sebelum berperang. Selain itu, ada sebuah anekdot yang menyatakan bahwa “malu bertanya, maka sesat di jalan”. Benar sekali, segala sesuatu yang ada atau muncul dalam diri kita harus kita tanyakan kepada orang lain yang lebih mengerti tentang hal itu. Supaya segala sesuatu yang kita lakukan tervalidasi oleh beberapa orang, atau istilah gaulnya yaitu adanya pengakuan dari orang lain.
Jika ada banyak mahasiswa yang menyuarakan diri untuk turun aksi, mengapa masih ada mahasiswa yang duduk diam seakan tidak sedang terjadi apa-apa? Pada dasarnya seseorang yang mau dan berani unjuk gigi adalah mereka yang sadar akan fenomena yang sedang ia atau orang lain rasakan. Jikalau ada kejanggalan, maka ia tidak akan tinggal diam. Jika ada kerusuhan, maka ia akan bergerak mencari kedamaian. Jika ada ketidakadilan, maka ia akan bergerak ke medan dengan penuh pengorbanan. Hal ini menunjukkan bahwa ia peka terhadap keadaan dan lingkungan sekitar. Kepekaan inilah yang sekarang ini jarang sekali ditemui di lingkungan akademisi, banyak dari mereka terlalu sibuk mengejar ambisi pribadi hingga lupa bahwa dirinya juga harus berambisi untuk menolong banyak orang. Mahasiswa yang turun aksi untuk berdemo ialah mereka yang telah digerakkan oleh idealisme, di mana idealisme ini mampu menggerakkan otak dan ototnya untuk beraksi.
Demonstrasi merupakan wadah semua orang untuk dapat menyuarakan segala keluhan dan ketidakadilan. Bagi mereka yang menyuarakan diri untuk berdemonstrasi, mereka juga harus memiliki strategi yang apik dan cerdik untuk meluluhkan para penguasa yang kerdil.
Wallahu a’lam bi al-shawab