Suatu hari, aku, ibu dan kakak perempuanku, pergi ke sebuah pondok yang berada di Kota Semarang. Pondok itu bernama Monash Institute. Di sana, kami bertemu dengan Abah Nasih, pengurus pondok tersebut. Saat pertama kali saya bertemu dengan Abah, saya merasa takut. Hati saya terasa tegang, karena kelihatan dari mukanya, Abah termasuk orang yang galak. Tetapi selama beberapa hari saya bertemu dengan beliau, ternyata beliau orangnya ramah. Buktinya, saya dibelikan tas, sepatu dan peralatan sekolah lainnya.
Di hari yang lain, saya dan Abah manuggu temanya yang baru pulang dari Amerika. Sambil menunggu, saya cerita-cerita sama Abah. Dan malamnya saya bersama Abah dan istrinya, berangkat ke Rembang untuk mondok di sana. Sampai di tengah perjalanan, Abah teringat kalau besok pagi Abah ada acara pernikahan. Jadi, kami harus putar balik, kembali ke Semarang.
Saya bertemu Abah Nasih untuk belajar agama Islam lebih dalam. Karena sebelumnya, saya adalah pemeluk agama Katolik. Sebenarnya, saya tidak mau di pondokkan. Lama-lama, saya merasakan kalau mondok bikin saya mandiri dan di situ lah saya mengenal Islam lebih dalam bersama Abah Nasih.
Oleh: Cardenas Sakti Basunjaya, Santri Remaja (Sanja) Sekolah Alam Planet NUFO Rembang