Kisah  

Kisah Orang Orang Faqir Muhajirin yang Hasad kepada Orang Berharta; Ini Tanggapan Rasulullah

Sebagai seorang muslim tentu saja tidak asing dengan kata hasad. Banyak orang beranggapan bahwa perilaku hasad ini sudah pasti tidak boleh dimiliki setiap orang muslim. Sebab perilaku hasad  dapat membuat permusuhan dan perpecahan antar umat muslim. Lalu bagaimana kisah orang orang faqir Muhajirin yang mengadu kepada Rasulullah terkait keinginannya agar menjadi seperti orang kaya yang bisa melakukan berbagai amal kebaikan?

Dalam hadist riwayat Muslim, yang merupakan hadist Qutaibah bahwa orang orang faqir Muhajirin menemui Rasulullah sambil berkata:”Mengapa orang kaya telah memborong derajat derajat ketinggian dan kenikmatan yang abadi. ”

Dalam hadist tersebut singkat cerita menjelaskan bahwa orang-orang faqir Muhajirin ingin seperti mereka orang orang yang memiliki harga dan kemudian mereka gunakan untuk bersedekah dan mampu untuk membebaskan tawanan perang. Sementara orang-orang faqir Muhajirin tidak mampu melakukan hal tersebut padahal mereka juga melaksankan aktivitas spiritual sama halnya dengan orang orang kaya tadi. Lalu Rasulullah memberikan amalan supaya mereka orang orang Muhajirin bisa seperti orang kaya yaitu dengan cara bertasbih, bertakbir dan bertahmid setiap habis sholat sebanyak tiga puluh tiga kali. Mengenai jumlah hitungan terdapat perbedaan pendapat.

Setelah melakukan  amalan tersebut (Abu shalih) berkata bahwa mereka kaum faqir Muhajirin datang kepada Rasulullah dan mengadu bahwasanya orang yang banyak harta tadi mendengar apa yang dikerjakan oleh orang-orang faqir Muhajirin. Lantas tanggapan Rasulullah mengenai hal tersebut yaitu bahwa apa yang dimiliki orang yang punya harta tadi merupakan keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Demikian singkat cerita dari hadist panjang yang diriwayatkan oleh imam Muslim yang merupakan hadist dari beberapa sahabat.

Terkait cerita tadi terdapat gambaran bahwa orang-orang faqir Muhajirin merasa hasad atau bisa dikatakan iri kepada orang-orang yang memiliki harta banyak. Menjadi seorang muslim yang baik tentunya perasaan takut jikalau memiliki sikap hasad pasti ada karena perbuatan tersebut tidak diperbolehkan kecuali pada dua hal. Pertama, sikap hasad kepada orang dikaruniai oleh Allah ilmu yang agama dan yang kedua yaitu orang yang diberkahi harta banyak dan digunakannya untuk berjihad di jalan Allah. Sebagaimana yang diceritakan dalam H.R Bukhari tentang keutamaan ilmu yang bermanfaat dan harta untuk jihad.

Maka dari itu, sudah tentu kita harus memiliki keduanya yaitu ilmu dan Harta. Ilmu untuk menggetahui dan menghindari hal hal yang menyimpang, dan harta untuk berjihad dan memperdayakan umat. Lantas bagaimana anggapan kebanyakan orang yang mengatakan bahwa harta tida dibawa mati, dan harta tidak perlu banyak banyak karena hisabnya lama? Perlu diluruskan bahwa harta bisa digunakan sebagai  alat untuk menuju tujuan kita sebagai hamba muslim, yaitu surga. Bukan harta yang dimaksudkan tujuan hidup, melainkan surga lah tujuan akhir dari kehidupan umat yang beriman. Dan dengan harta yang bnyak nantinya bisa diharapkan untuk digunakan sebagai perjuangan dan modal untuk memperdayakan umat. Karena sesuai teladan kita yaitu Rasulullah yang sejak kecil sudah mencontohkan kepada umatnya untuk mempunyai usaha dengan cara beliau berdagang. Dan Rasulullah merupakan seorang pemuda yang kaya, namun kekayaannya tidak kemudian dimakan sendiri apalagi ditimbun. Akan tetapi digunakan untuk berjihad memperjuangkan agama Allah. Jadi, sebagai seorang muslim harus memiliki harta dan kemandirian finansial supaya kita tidak terbelakang dan bisa bersedekah dan mampu membantu saudara saudara yang kurang mampu agar merasakan damainya hidup sesama umat muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *