Joni adalah anak yang nakal. Setiap hari saat mengaji di masjid dekat rumahnya, ia selalu menyelipkan katak, jangkrik, atau serangga lain untuk menakut-nakuti Santi dan teman-temannya yang ikut mengaji. Pernah suatu hari, Santi kaget sampai demam selama dua hari karena Joni menaruh seekor katak yang melompat ke arah Santi. Pernah juga, Wulan berlari-lari panik sampai jatuh di depan masjid gara-gara Joni mengejarnya dengan laba-laba di tangannya. Santi dan teman-temannya sudah coba menegur dan menasehati, bahkan melapor ke Ustadz-Ustadzah di Masjid. Namun setelah ditegur, Joni malah membolos mengaji selama seminggu. Ustadz-Ustadzah akhirnya cuma bisa sabar dan berdo’a semoga Joni bisa berubah.
Suatu hari, Joni berniat mengerjai Santi dan teman-temannya. Dia yakin, sesudah ini, Santi dan teman-temannya tidak akan berani pergi ke Masjid untuk mengaji lagi.
“Teman-teman, nanti kalau melewati jalan dekat masjid yang ada pohonnya, hati-hati, ada penunggunya lho!” Kata Joni.
“Ah, masak? Aku lewat sana tiap hari tapi enggak terjadi apapun. Bohong kamu!” Kata Santi. Tapi Joni tidak mendengar suara Santi karena sudah menjauh.
Sore itu, sepulang sekolah, Santi, Wulan, Nilam, dan teman-temannya yang lain berkumpul di taman dekat sekolah. Mereka hendak bermusyawarah mau mengaji atau tidak hari ini.
“Jadi bagaimana?” Tanya Santi.
“Aku sih gak mau ngaji, soalnya nanti kenapa-kenapa.” Kata Wulan.
“Tapi kalau nggak ngaji, sayang tahu! Aku kan mau setor juz 30 hari ini.” Timpal Nita. “Nanti kalau enggak setor disuruh ulang.” Lanjutnya.
“Ahaa! Aku punya ide.” Seru Sari. “Kita tetap bisa berangkat ngaji dengan aman, sekaligus membuat Joni jera.” Lanjut Sari.
Dia lalu membisikan rencananya itu di telinga teman-temannya.
“Wah, ide bagus! Aku setuju.” Kata mereka kompak.
“Jadi, kita setuju ya, nanti kumpul lagi di jalan itu jam 17.30.” Kata Santi.
Petangnya, di jalan dekat masjid, “Hihi, aku yakin teman-teman akan lari ketakutan setelah melihatku.” Kata Joni sambil tertawa cekikikan. Dia lalu mengeluarkan sprei putih dan memakainya. Lalu lari ke balik pohon besar, rencananya, ia akan mengagetkan temannya saat lewat. Sehingga temannya itu pun lari. Joni cekikikan membayangkan wajah panik teman-temannya itu. tiba-tiba Joni merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh tangannya. Ketika menoleh ke belakang, Joni terkejut bukan main. Di belakangnya telah berdiri seorang gadis berpakaian putih, rambutnya berantakan, dan wajahnya penuh darah.
“Huaaahhh!”. Teriak Joni, lalu berlari terbirit-birit, kakinya tersandung batu saking paniknya.
“Hahahaha”, terdengar suara tawa. Santi segera membuang es batu yang tadi digunakan untuk mengagetkan Joni. Dia merapikan rambutnya, melepas mukena putih, dan membersihkan wajahnya, lalu memakai jilbabnya kembali.
“Hahaha, Aku yakin Joni engga bakal usil lagi.” Kata Wulan.
“Iya benar, Joni niatnya ngagetin kita, tapi malah kita yang ngagetin dia.” Timpal Sari. Mereka lalu tertawa kembali.
Rembang, 20 Oktober 2019
keren mb Anet…….
belajar lg yahhh……
ayah dan Bunda tunggu cerita – cerita berikutnya….
Wah ayahe bangga Iki mesti…semangat mbk anet…..
Ditunggu crita yg lain nya mb anet
Mb anet hebat…
Semangat terus ya…
Do the best…
Mb anet keren…
Semangat terus yaa…
Do the best…
Luar Biasa Mbak Anet. Daku padamu.
Bagus ceritanya