Islam dan Perubahan Sosial

Baladena.ID

Berbicara Islam dalam konteks perubahan sosial sebenarnya kita diajak membahas Islam dalam berbagai bidang kajian yang sangat luas baik secara hukum, budaya, teknologi, politik dan lain sebagainya. Dalam kajian ini diperlukan dukungan berbagai kerangka analisis keilmuan yang sangat kompleks. Namun terlepas dari semua itu, Islam hendaknya ditempatkan dalam posisi yang strategis, terarah dan sejalan dengan karakteristik Islam sebagai ajaran universal.

Para ilmuwan sosial mendeskripsikan corak perubahan masyarakat di masa kini dan yang akan datang dengan ditandai trend-trend sebagai berikut :

Pertama, terjadinya teknologisasi kehidupan sebagai akibat adanya revolusi iptek. Masyarakat teknologi ditandai dengan adanya pembakuan kerja dan perubahan nilai yaitu makin dominannya pertimbangan efesiensi dan produktivitas.

Kedua, kecenderungan perilaku masyarakat yang makin fungsional, hal ini ditandai dengan pola hubungan sosial atas dasar kegunaan dan kepentingan saja. Artinya, keberadaan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana ia dapat memberi manfaat pada oranglain.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Ketiga, masyarakat peduli informasi. Posisi  seseorang  dalam  masyarakat  ini ditentukan oleh sejauh mana ia menguasai informasi yang dibangun oleh system nilai secara objektif dan terbuka dalam masyarakat.

Seiring dengan ciri perubahan masyarakat di atas, maka sebenarnya masyarakat cenderung tertarik pada budaya terbuka yang menghargai pluralitas sosial dengan bersikap demokratis, kosmolit, dan egaliter. Sikap semacam ini oleh Said Agil Husin Al Munawar dalam bukunya Islam dan pluralitas social sebagai budaya inklusif.

Manusia sebaga pemeran utama perubahan hendaknya tidak melepaskan diri  dari bimbingan agama. Agama tidak pernah berubah, yang bisa berubah adalah pemikiran manusia tentang ajaran agama. Pemikiran yang berubah inilah yang memengaruhi perkembangan sejarah manusia dan kemasyarakatan.

Islam bukanlah agama yang anti perubahan, pedoman pokok ajaran Islam dalam al-Qur`an dan Hadist selalu sesuai dan seimbang untuk semua situasi, kondisi dan tempat. Ajaran Islam sangat menghargai perubahan, termasuk di dalamnya perubahan karena adanya perbedaan geografis, ekonomi, politis dan sebagainya.hal ini senada dengan dengan sebuah aksioma “al Islam shalihun likulli zaman wa makan”, Islam sesuai untuk setiap waktu dantempat.

Posisi geografis Indonesia yang berbeda dengan wilayah negara lain, tentu saja, berpengaruh kepada model perubahan di wilayah ini. Kondisi wilayah dengan dua musim dan keadaan alam yang relatif stabil pola hidup bahkan perubahannya jelas berbeda dengan wilayah-wilayah yang ekstrim seperti wilayah kutub, utara-selatan, atau wilayah tandus di benua Afrika misalnya. Begitu pun sistem politik dan ideologi yang dianut tidak kurang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap adanya perubahan.

Namun dengan berkembangnya zaman yang seakan tidak ada batas antara satu negara dengan negara lain memudahkan untuk masuknya berbagi pengaruh kebudayaan yang apabila tidak di filter terlebih dahulu akan membahayakan budaya bangsa Indonesia sendiri. Karena bagaimanapun model westernisasi tidak akan cocok bagi masyarakat Indonesia    yang    beradat ketimuran.So, Modernisasi Yes, Westernisasi No.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *