Ferry Firmawan, Ph.D, CEO Jatengland Industrial Park Sayung (JIPS).
Saya mengenal beliau lebih dari dua dasawarsa. Dari sebuah organisasi pengkaderan yang membentuk kami menjadi seorang aktifis mahasiswa. Tak hanya organisatoris, tapi menjadi seorang instruktur training yang bertanggung jawab mencetak ratusan kader berkualitas ‘insan cita’ di Kota Semarang. Pahit getir perjuangan pernah kami rasakan berdua. Hingga kemudian kami lulus sarjana dari perguruan tinggi yg berbeda dan takdir membawa kami ke ibukota melanjutkan studi magister di Universitas yang sama, Universitas Indonesia. Di sinilah saya lebih mengenal keseharian beliau, betapa tidak, hampir setahun kami ditakdirkan hidup bersama dalam satu kamar asrama.
Hari-hari kebersamaan kami diisi dengan dialektika merajut mimpi-mimpi Kaum Muda Indonesia untuk republik yang lebih mensejahterakan dan bermartabat yang tak hanya untuk segelintir orang namun menciptakan kemaslahatan orang banyak. Tak jarang kami berdebat, berselisih paham, hingga berujung pada perbedaan pendapat dalam konsepsi untuk mencapainya. Uniknya sering kali diskusi waktu itu selesai dengan ‘adem’. Beliau lebih memilih mengalah, karena sadar abangnya hanya kuliah di teknik jarang membaca buku-buku sosial humaniora.
Saya mengenal arti egalitarian, inklusif, dan persahabatan sejati dari beliau. Di almamater ini jualah yang telah memberikan kesan yang mendalam pada babak perjuangan hidup kami ke depan. Berangkat dari sebuah kebersahajaan, terus bersahaja dan selalu konsisten dengan kesahajaannya adalah kesan yang kita dapatkan jika sudah kenal lama dengan sosok satu ini. Walaupun berbagai jabatan telah menghampiri beliau dari seorang tenaga ahli di DPR hingga seorang Komisaris Utama sebuah konsultan BUMN karya, posisi tersebut tidak menggoyahkan idealismenya untuk tetap sederhana tapi dengan cita-cita yang besar. Asa untuk mencetak anak bangsa yang berilmu, berharta, berkuasa dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridloi Allah swt dengan keterbatasan yang dimilikinya.
Menemukan seorang guru yang tergolong masih muda serta memiliki keilmuan tinggi di masa kini bukanlah hal yg sulit. Namun jika ingin mencari sosok pendidik yang visioner dalam membangun sebuah peradaban nilai untuk kurun waktu yang lama adalah hal yang nyaris utopis. Hal itu hanya bisa dibangun oleh keteladanan seorang guru dan ketawadlu’an sekelompok pemuda yang mempunyai cita-cita besar nan luhur. Doktor Muhammad Nasih adalah orangnya dan kami bersama sahabat-sahabatnya tak akan pernah meninggalkan beliau berjalan sendirian meniti jalan peradaban yang kami impikan sejak lama itu.