Benarkah Perempuan Diciptakan dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Benarkah Perempuan Diciptakan dari Tulang Rusuk Laki-laki?
Internet

Pada hakikatnya, Tuhan menciptakan manusia—baik laki-laki maupun perempuan—di bumi dengan banyak kelebihan, bahkan memiliki kemuliaan kedudukan tertinggi di bumi.

Dibekali dengan akal dan intuisi pada segala keadaan, untuk mengetahui kebenaran-Nya dan selalu beribadah kepada-Nya. Sebagai khalifah di muka bumi yang selalu bertasbih kepada-Nya, manusia diciptakan dengan kebebasan, merdeka bahkan tanpa paksaan dalam mementukan peran untuk mencapai keridhaan Allah Swt.

Namun di era yang serba canggih ini, kebebasan tersebut belum sepenuhnya didapatkan setiap individu, terutama kaum perempuan. Pandangan masyarakat yang ada bahwa perempuan masih dipandang sebagai makhluk yang lemah, tidak mampu menentukan keputusan, tidak dapat menggunakan logikanya dan hal- hal buruk lainnya. Bahkan, saat ini masih banyak kebencian dalam status keperempuanan, serta masih banyak ditemukan pembatasan aktivitas bagi perempuan.

Perempuan diciptakan tidak sama dengan laki-laki, maka perempuan dianggap cukup berada dalam lingkup domestik. Isu semacam ini telah mengakar dalam masyarakat karena dianggap mempunyai kaedah-kaedah ilimiah dengan hadits maupun al-Qur’an.

Perempuan hampir selalu ditempatkan pada posisi lebih rendah dari pada laki-laki. Semua ini terbukti dengan adanya teks- teks perempuan yang selelu berkonotasi negatif. Penguatan ini dikarenakan salahnya pemahaman mengenai proses penciptaan perempuan pertama kali, yakni Hawa.

Proses Penciptaan Perempuan

Allah telah memberikan kesempurnaan dalam menciptakan manusia di dunia. Tahta, kenikmatan bahkan garis kehidupan semua telah digariskan dalam catatan-Nya, tak terkecuali penciptaan perempuan. Namun, masih ada perbedaan dalam memahami proses penciptaan perempuan pertama kali yakni Hawa.

Terkait proses penciptaannya, dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

اِ سْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ, فَإِنَّ اْلمَرْاَةَ خُلِقُتْ مِنْ ضِلْعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ  شَيْئٍ فِي الضِّلْعِ أَعْلَاهُ. فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ, وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ, فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ.

“Berwasiatlah kalian kepada wanita, karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Bagian yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian paling atasnya. Jika kamu berusaha meluruskannya,  maka kamu harus mematahkannya dan apabila kamu baiarkan saja, maka dia tetap bengkok. Karena itu, berwasiatlh kepada wanita dengan baik.” (HR.Bukhari Muslim: 454)

إِنَّ اْلمَرْاَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ فِإِنِ اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَ بَهَا عِوَجٌ وَاِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرَهَا طَلاَقَهَا

“Sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk di mana kamu tidak akan dapat meluruskannya dengan hanya mengandalkan satu cara. Jika kamu ingin bersenang-senang dengannya, maka kamu bisa bersenang- senang dengannya dalam keadaan tetap bengkok. Dan jika kamu ingin meluruskannya, maka itu berarti kamu mematahkannya, dan mematahkannya berarti menceraikannya” (HR. Muslim:455)

Potongan hadits ini seolah-olah mengandung isyarat bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam yang paling atas sebelah kiri dalam keadaan tidur. Menurut Zaitunah Subhan bahwa hadits di atas tidak bisa dipahami secara harfiyah. Oleh karena itu, diperlukan interpretasi yang bisa dimengerti secara metaforis karena sejatinya berisi peringatan kepada kaum laki-laki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana, tidak kasar dan tidak keras.

Sabda Rasulullah, “dan jika kamu ingin meluruskannya, maka itu berarti kamu harus mematahkannya, dan mematahkannya berarti menceraikannya”. Pengarahan sabda Nabi ini secara tidak langsung menyuruh laki-laki untuk sabar dalam bersikap menghadapi perilaku yang timbul dalam diri perempuan.

Ketika seorang suami tidak sabar dan ingin meluruskan kebengkokan tulang yang ada dengan selurus-lurusnya sehingga tidak ada kebengkokan padanya, niscahaya akan mengantarkan pada perselisihan bahkan dapat pula berakibat pada perpisahan. Dengan demikian, perlakuan seorang laki-laki kepada perempuan harus ada perlakuan khusus

Dalam al-Qur’an QS. An Nisa’ ayat 1 telah dijelaskan bahwa satu jiwa membentuk pasangan Adam dan Hawa.

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Ungkapan min nafs wâhidah berarti dari diri yang satu dan wa khalaqa minhâ zawjahâ  artinya dan menciptakan darinya pasangannya  menjelaskan asal kejadian perempuan. Menurut Quraish Shihab, beliau tetap mengakui bahwa nafsin wâhidah adalah Adam as. yang merupakan ayah nenek-moyang seluruh manusia. Namun, ini tidak secara otomatis bisa dijadikan sebagai dasar kesimpulan bahwa Hawa_istrinya_ diciptakan dari Adam sendiri.

Ayat di atas, menurut Quraish Shihab menjelaskan perkembangbiakkan manusia dari pasangan Adam dan Hawa. Akan tetapi, Hawa sendiri tidak diciptakan dari Adam, melainkan dari jenis yang sama dengan Adam.

Demikian Al-Qur’an menolak pandangan-pandangan yang membedakan lelaki dan perempuan dengan menegaskan bahwa keduanya berasal dari satu jenis yang sama dan bahwa dari keduanya secara bersama-sama Tuhan mengembangbiakkan keturunannya. Hal yang menjadi pembeda antara manusia satu dengan lainnya adalah ketaqwannya.

Respon (2)

  1. Ayat di atas, menurut Quraish Shihab menjelaskan perkembangbiakkan manusia dari pasangan Adam dan Hawa. Akan tetapi, Hawa sendiri tidak diciptakan dari Adam, melainkan dari jenis yang sama dengan Adam.

    kesimpulan ini salah.

    Hawa tidak mungkin diciptakan dari sisah ciptaan adam, karena adam telah sempurna atas kejadiannya sebagai manusia dan lagipula tidak mengena dengan surat an nisa ayat1.
    oleh karena kesempuraan adamlah maka diciptkan isterinya dari dirinya sendiri yaitu dari sel nya adam.

    wassalamualaikum wr.wb,
    ustadz sayyid habib yahya

  2. hadits tersebut patut dipertanyakan. Al Quran sudah jelas2 mengatakan bahwa “manusia diciptakan dari tanah”

    manusia artinya : pria dan wanita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *