86 %

Baladena.ID/Istimewa

Warren Buffet, pemilik Berkshire Hathaway yang saat ini berusia 86 tahun menjadi salah satu investor terbesar di dunia. Kekayannya berjumlah sekitar US$ 85 miliar atau sekitar Rp 1.151 triliun (asumsi kurs Rp 13.549 per dolar Amerika Serikat). Pada 26 Juni 2006, Warren Buffet sebagai orang nomor dua terkaya di dunia saat itu, menyumbangkan 85% harta kekayaannya (30,7 milliar US Dollar) kepada yayasan amal, dan salah satunya adalah yayasan Bill and Melinda Gates Foundation yang dimiliki oleh Bill Gates (orang terkaya nomor 1 saat itu dengan kekayaan 50 milliar US Dollar). Selain itu, ia juga menyumbangkan harta berupa saham di Berkshire sebesar US$ 6,7 miliar untuk yayasan Susan Thompson Buffett.

Akan tetapi, banyak kaum muslim justru tidak mampu dan atau tidak mau menginfakkan hartanya. Melihat realita yang ada, orang-orang Islam kebanyakan memiliki jumlah harta kekayaan jauh dibawah orang non-Islam. Menurut Mohammad Nasih, orang Islam tertinggal jauh dari orang non-muslim dalam bidang ekonomi karena mereka enggan menginfakkan hartanya. Alasannya, mereka takut harta yang dimiliki akan habis apabila diinfakkan dan merasa cukup dengan kewajiban membayar zakat tanpa perlu memberikan infaq. Padahal, mereka yang menginfakkan harta sudah dijanjikan balasan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqoroh ayat 274 yang artinya;

Orang-orang yang menginfakkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Kata ‘kaya’ dalam Bahasa Arab adalah Ghoniyun (mufrod, jama’ : aghniya’). Nasih mengatakan bahwa, kebanyakan manusia tidak sadar bahwa konsep  aghniya’ sebenarnya adalah ketika seseorang sudah mampu mencapai tingkat laa haajata ilaihi yakni, tidak membutuhkannya, pun tidak terlalu bergantung padanya ( red : harta ). Hal tersebut dikarenakan ia merasa harta yang ia miliki, sejatinya bukanlah miliknya. Melainkan titipan dari Allah yang tidak lepas dari pertanggungjawaban.

Menurut Pendiri SMP Alam Planet Nufo tersebut, ketika seseorang benar–benar sudah kaya, maka ia akan hidup dalam kesederhanaan karena menyadari bahwa hartanya adalah milik umat. Ia akan selalu berusaha menjaga hartanya agar dapat diinfakkan kepada umat secara istiqomah.

Nasih menekankan kepada santrinya agar kelak bisa menginfakkan hartanya dengan persentase diatas Warren Buffet, terutama santri program Wirausaha. Hal ini dilakukan karena suami dari Ibu Oky ini sadar bahwa, umat Islam sudah tertinggal jauh dari umat non-muslim dalam hal ekonomi.

Guna merealisasikan keinginannya, ayah dari empat orang anak tersebut tidak hanya sekedar meminta para santri untuk melaksanakan instruksi tersebut. Akan tetapi, dia juga mencontohkan langsung. Mohammad Nasih menggunakan hartanya untuk memberikan beasiswa UKT kepada santrinya yang memiliki kualitas serta mampu mencapai target-target tertentu.

Pernah suatu ketika, dosen Universitas Indonesia ini menghadiri acara buka bersama di Rumah Dinas ketua DPRD Jawa Tengah. Dalam acara tersebut, Nasih kehilangan  tas selempang yang berisi Handphone, dompet, serta barang penting lainnya. Jika menginginkan barangnya kembali, ia bisa saja mengusut ke Kantor Polisi Karena di Rumah Dinas tersebut dipasang CCTV. Akan tetapi, ia memilih untuk membiarkannya dan menyerahkan segala segalanya kepada Allah. Karena apa?, tidak lain dan tidak bukan adalah karena dia sadar akan konsep laa haajata ilaihi.

Doktor Ilmu Politik tersebut selalu berusaha menginfakkan harta dengan persentase diatas Warren Buffet yakni, minimal 86%. Ia menekankan santrinya untuk melakukan hal yang sama agar umat islam tidak tertinggal jauh dari umat non-muslim. Ketika sudah mampu menginfakkan harta dengan presentase minimal 86% maka harus ada keyakinan bahwa Allah akan memberikan balasan setimpal dengan apa yang dilakukan hamba-Nya. Hingga pada akhirnya, Allah memberikan kemudahan dalam mendapathan harta yang dapat digunakan sebagai dana perjuangan guna memajukan umat. 

Oleh: Lainy Ahsin Ningsih, Disciple 2018 Monash Institute, Sekretaris Umum HMI Korkom Walisongo Semarang Periode 2019-2020.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *