Rumah Intelektual untuk Semua

Aristoles pernah menyatakan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk mencapai tujuan Negara, yaitu berpegang pada asas kebahagian manusia. Mengeyam pendidikan tinggi seringkali mejadi suatu hal yang dapat dibanggakan dan dijadikan tolok ukur kemuliaan oleh beberapa golongan. Setiap orang dengan gelar yang tinggi merupakan dia yang sering dianggap mumpuni dan ahli suatu bahkan banyak ilmu pengetahuan di lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan bermasyarakat, dia dicintai, disegani dan dihormati karena kelimuwannya.

Namun, tidak semua orang mampu mendapatkan keberuntungan tersebut. Jenjang pendidikan yang semula dianggap oleh beberapa kalangan sebagai sesuatu yang mudah digapai, menjadi suatu hal yang sangat ruwet di beberapa kalangan terutama golongan  pra sejahtera. Bukan hanya untuk mengeyam pendidikan tinggi, untuk makan saja mereka masih mengais dimana-man. Hal yang lebih memprihatinkan lagi ketika pekerjaan tersebut berlangsung setiap hari.

Hal ini yang menjadikan salah satu faktor penghambat bagi Negara kita untuk mencapai tingkat kemajuan. Tingkat mendidikan merupakan salah satu neraca kemakmuran suatu Negara. Selain itu, dalam UUD 1945 alinea terakhir disebutkan pula tujuan Negara Indonesia yang mulya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk memperoleh niat muya itu salah satunya adalah dengan pendidkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu hal yang sangat mendasar guna mendukung berlangsungnya proses keberhasilan bangsa terutama dalam lingkup pendidikan.

Untuk memperoleh pendidikan yang memadai, diperlukan beberapa perkara yang harus dilengkapi terutama perkara biaya. Hal ini yang kerap kali menjadi kendala yang sangat signifikan dalam berbagai golongan. Banyak sekali anak-anak, para remaja dan dewasa yang rela berhenti bahkan tidak mengeyam bangku sekolah karena terbentur dana. Dalam menghidupi kebutuhan sehari-hari saja, mereka harus tunggang langgang mencari uang dan kadang menguutang. Mendapatkan makanan dalam sehari saja merupakan suatu hal sangat mebanggakan. Pada akhirnya, mereka mengaggap bahwa rumah intelektual merupakan suatu hal yang sangat mewah dan susah.

Selain itu, banyak sekali orang yang beranggapan bahwa rumah intelektual tidak pantas untuk para kaum jelata. Stigma yang berkembang ini yang menjadikan rakyat tak berada harus berfikir statis dan tak terarah. Mereka telah dikucilkan oleh pikiran semu yang beredar dan tanpa sadar dapat membuat pola pikir mereka melemah. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya pemberian pendidikan kepada semua golongan.

Namun, ketika kita melihat seorang anak petani kecil di Kabupaten Nganjuk bernama Moch. Jazil Ainul Yaqin Nur Hidayat alias dr. Jazil yang berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan jurusan pendidikan dokter di UNAIR, membuat kita yakin bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan tanpa memandang status sosial. Jazil yang awalnya berfikiran bahwa dirinya tidak akan mampu mengeyam pendidikan tinggi, menjadi terbantu oleh bantuan yang disalurkan pemerintah kepadanya. Melalui bantuan pemerintah dalam bidang pendidikan, diharapkan mampu menjadikan kita semakin semangat untuk meraih cita-cita. Rumah intelektual bukanlah beban bagi rakyat tak berada dan bukan pula hal sepele bagi orang kaya.

Selain itu, telah banyak bukti konkrit lain yang menunjukkan bahwa biaya bukan suatu kendala untuk menempuh pendidikan terarah guna mengubah tatanan kehidupan yang lebih kaya. Mendapatkan pendidikan adalah hak semua manusia, karena hamba yang paling mulya diberikan wahyu pertama kali tentang membaca yang mengindikasikan pentingnya ilmu pengetahuan untuk selalu ditelaah. Untuk mencapai pemahaman pengetahuan yang mendalam, diperlukan pendidikan sebagai salah satu sarana.

Mulai berfikir bisa adalah salah satu cara menggapai suatu hal yang diinginkan terutama pendidikan. Setelah itu, usaha yang tinggi juga harus dikerahkan agar rumah intelektual tidak hanya jadi fatamorgana bagi semua kalangan terutama masyarakat pra sejahtera. Dengan meratanya pendidikan di Negara kita, diharapkan mampu menjadi salah satu unsur yang membentuk “Negara Berjaya”. Hal ini dikarenakan sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu mampu mengubah pola pikir masyarakat untuk lebih maju.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *