Halo, Guys. Kembali lagi bersama Atana Hokma Denena. Kali ini saya akan menceritakan cerita yang masih berhubungan dengan kisah sebelumnya yang berjudul “Jatuh dari Tebing demi Kambing“. Nah, sekalian satu paragraf karena saya ingin menulis empat paragraf. Jadi sekalian dimudahin jadi saya tinggal menulis tiga paragraf saja. Tolong komentarnya ya, Guys yang cakep.
Sebelumnya, saya telah menceritakan akibat dari jatuh dari tebing demi kambing adalah kepala saya di gundul, karena dijahit. sekarang saya akan menceritakan cerita yang berjudul “Menjadi Khalid bin Walid”. Oke, kita langsung ke ceritanya ya, Guys. Ini masih tentang saya yang gundul. Saya benar-benar merasa senang karena tidak lama kalau mandi. Kalian tahukan, apa sambungan antara tidak lama di kamar mandi dengan gundul?
Ya karena kalau tidak gundul nanti lebih lama kalau mandi. Sebab, harus shampoan, kalau tidak, nanti rambutnya rusak dan kutuan. Tapi kalau gundul tidak shampoan juga tidak apa-apa, karena tidak ada rambutnya. Lebih baik kalian meminta ibu/ayah kalian agar kalian digundul, hihihi kan cakep. Kalian tahu tidak kenapa saya menjudulkan cerita ini dinamakan “Menjadi Khalid bin Walid” ?
Karena dulu saya sering menonton film Oemar yang diberikan Abah saya. Di film Oemar itulah, saya terpengaruh oleh perang-peranan yang seru. Saya sangat suka dengan Khalid, karena dia kuat dan selalu menang dalam perang. Tertanya dia gundul. Jadi pas saya gundul senang sekali karena bisa menurunkan Khalid.
Karena di film Oemar lebih banyak perangnya akhirnya saya ya, tergoda oleh suasana di film Oemar itu. Mulai saat itulah saya perang-perangan. Saya ingin dibelikan pedang, ketapel, panah, dan anak panah.
Akhirnya saya dibelikan pedang, panah, ketapel, dan anak panah dari plastik. Karena saya tidak puas, akhirnya saya meminta tolong kepada Mas Arif untuk dibuatkan pedang, panah, dan anak panah yang memakai bambu dan kayu. Setelah dibelikan dan selesai dibuatkan semua senjata, saya akhirnya menantang untuk berperang.
Saya menantang Mas Selamet untuk bermain perang-perangan dan kemudian saya menyarang membayangkan sedang berhadapan dengan Musailamah al-Kadzab. Tapi Musailamah al-Kadzabnya pura pura tok lho. Yang berperan sebagai Musailamah al-Kadzab adalah Mas Selamet, sehingga saya memanggilnya Musailamet. Dan karena saya menjadi Khalid, jadinya menang terus.
Oke, Guys sampai sini dulu ya cerita saya kali ini. Saya akan membuat cerita yang lebih menarik lagi. Da Da.
Editor: Anzor Azhiev
Sekarang Mas Hokma kok sudah tidak gundul lagi, kenapa?
Apa sudah tidak mengidolakan Khalid bin Walid?
Mbak jangan nakal ya.