Masa masa emas pada tahun 2015 saya menginjak umur ke-14 masih MTs kelas 2 pada saat itu saya masih dianggap mafia sering bergabung dengan temn-teman yang tidak jelas jalan hidupnya. Dari pagi sampai malam kegiatan yang masih saya ingat yaitu main play stasion rokok ngopi sampai malam, setelah itu malamnya nongkrong-nongkrong. Semua itu tidak ada mannfaatnya tapi anehnya saya melakukan itu kenapa? Karena menurut saya hal tersebut terlihat keren dan pasti banyak teman juga.
Ketika malam sunyi dan tidak ada satupun kegiatan yang bermanfaat bagi saya tapi, banyak juga malam yang menyenangkan saya selalu melakukan nongkrong sambi main game bareng (mabar) sambil mengisap rokok dan ada secangir kopi untuk melancarkan tenggorokan. Selain itu,saya melakukan ngaji pasaran di desa saya yang pengajian itu sangat membosankan teman-teman saya juga merasakan hal yang sama pengajian yang tidak seru dan membuat ngantu.
Setelah saya merasa bagaimana hidup ini bernfaat dunia and akhirat saya mencari informasi di Fb yang kira-kira membuat saya dan teman teman bisa berubah. Ternyata ada yang membuat saya tertarik yaitu hadroh atau qosidah yang membuat rohani tenang dan jasmani senang. Apa itu ternyata Solawat kepada Muhammad SAW.Sudah banyak yang mengikuti pengajian dan solawat pakai alat musik yang pertama saya dengar musik yang berjudul Deen Assalam versi indonesia yang liriknya seperti ini
Setiap ucap dan juga sikap
Pastilah mengandung hilaf
Banyak pula khianat
dalam setiap apa yang di perbuat
Bait pertama ini menyadarkan saya bahwa prilaku semua manusia pasti melakukan kesalahan. Baik yang saya kerjakan hanya solat tidak dengan kehidupan sehari-hari ketika itu saya mengajak teman-teman saya untuk ikut pengajian dengan dibumbui dengan adanya hadroh yang meramaikan suasana. Ada beberapa teman saya yang tidak mau ikut karena dia sibuk kerja masih tetap yang nongkrong sambil mabar.
Dengan senyuman dan keikhlasan
Mari saling memaafkan hiasi kehidupan
dengan damai dan sebar kebaikan
dengan cinta dan senyum tutur kata yang santun
Pada bait kedua saya mempraktekan kepada teman saya yang masih nongkrong tersebut dengan senyuman dan keikhlasan saya berharap dia bisa ikut dengan kami bergabung dalam lautan surga saya berkata padanya “hidup ini hanya sekali,bro.toh tuhan masih memberi ampunan untuk hamba yang masih keras seperti loo” dia menjawab dengan nada yang tinggi dan lucunya dia mukanya sperti suneo ssttt sory dia berkata “so suci loh perbaiki diri sendiri aja belum benar apalagi sudah ngajak orang “ dia meludah ke arah kiri saya , dan langsung pergi.Di dalam hati untumg tidak kena saya kalau kena sudah habis wkwk.Mungkin lain kali dia belum dibukakan pintu hidayah.positif thingking saja lah.
Setelah banyak yang ikut bersolawat hari itu saya merasa tenang dan damai poster poster atau pamplet-pamplet mulai bermunculan karena say dan sudah bergabung dengan grup solawat indonesia semenjak itu saya membuat caption ketika majelis solawat yaitu’Yang jauh mendekat dan yang dekat merapat’ tenang rasanya ketika dalam majelis solawat. Solawat yang dilntunkan oleh Habaib itu menyuntuh hati dan suara hadroh yang mengiringinya.
Memang ada salah satu yang membid’ahkan solawat karena, ada yang solawat sambil joget-joget dan saya termasuk diantaranya ketika lagu solawat di ubah menjadi nada dangdut tubuh ini tidak bisa ditahan secara otomatis dia bergerak layaknya Angin yang meniup pepohonan.
Setelah kurang lebih mengikuti majeli solawat selama 3 tahun saya mencoba mendekati kembali orang dulu nongkrong bareng saya dia mulai malu dan ketika ketemu saya pasti menghindar untuk tidak mendengar nasihat lagi dari saya .
Suatu saat desa kami mengadakan pengajian yang mengusulkan pengajian di desa kami yaitu kami sendiri dan mulai itu saya mulai berada di panggung bukan ceramah akan tetapi,mensyiarkan syari’at islam melalui solawat. Setelah selesai saya dan teman-teman kembali untuk mengajak teman yang lain ikut bergabung. Ketika saya hendak ke tmpat nongkrong mereka tidak pergi mereka menerima saya. Dan ini kesempatan saya untuk mensehati mereka. misi saya untuk membuat mereka kagum dengan saya sudah terlaksana dengan saya di panggung saat pengajian desa tersebut mereka itu seprti meluarbiasakan saya.
Padahal, seperti itu menurut saya biasa saja dan misi yang sudah terlaksana yaitu menyebarkan kemuliaan dengan mereka melihat pengajian tersebut itu adalah cara yang paling mulia karena sebelumnya tidak ada yang seperti itu. Terakhir mengatakan kepada mereka islam adalah agama perdamaian jadi, mereka setelah diberi nasihat dan diberi motovasi oleh teman-teman yang lain akhirnya mereka menerima kami kembali akan tetapi mereka minta sesuatu yaitu “ ketika majlis solawat kita harus membawa bendera supaya terlihat keren” saya memandang mereka dengan berkata saya akan memberi anam bendera itu “Mafia solawat” kalian setuju….
Serentak mereka menjawab setuju…..
Akhirnya yang dulu malam kami mempersiapkan rokok,kopi, ataupun teh. Sekarang kami sibuk untuk mencari mobil untuk berangkat ke tempat majlis solawat. Ketika dulu seharian melihat postingan yang tidak bermanfaat sekarang kita mencari postingan solawat.
Oleh : Syukur Abdillah, Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang