Kaum Rebahan Bergerak untuk Perubahan

Baladena.ID/Istimewa

Sebutan kaum rebahan menjadi sebuah tren di era milenial. Rebahan, tentu menjadi sesuatu yang berharga setelah menguras pikiran, waktu, dan tenaga untuk berbagai kegiatan. Bersamaan dengan munculnya covid-19,  sebutan kaum rebahan semakin melejit dengan sebuah gagasan baru: “Saaatnya kaum rebahan membantu negara”.

Generasi milenial yang tumbuh ditengah kemajuan teknologi, tentu tak dapat dijauhkan dengan kecanggihan teknologi yang membuat segala sesuatu serba instan. Namun sayang, kaum rebahan sering dikaitkan dengan kaum pemalas. Aktivitas bersantai dengan berbaring dianggap tidak produktif.  Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui berbagai kegiatan yang dapat diakses via online, sehingga rebahan menjadi pilihan.

Berbagai stigma mengenai kaum rebahan mulai bermunculan, tak banyak yang mengaitkan kaum rebahan dengan stereotip negatif, dan tak sedikit pula yang mengaitkan dengan stereotip positif. Stereotip negatif yang menyatakan kaum rebahan sebagai kaum pemalas, tidak dapat dibantah. Pada realitanya, para generasi milenial hanya rebahan tanpa melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan dampak positif. Rebahan terlalu lama tanpa melakukan aktivitas, tentu tidak baik untuk kesehatan tulang. Hal ini pula yang menimbulkan stereotip negatif pada kamum rebahan.

Sebuah riset yang membatah rebahan sebagai stereotip negatif, menyatakan bahwa dengan rebahan, berbagai tanggung jawab tetap dapat diselesaikan tanpa harus menguras tenaga. Pandemi covid-19, juga menjadi bukti, bahwa berbagai aktivitas, seperti belajar mengajar tetap dapat dilaksanakan tanpa harus tatap muka secara langsung. Sebuah pembelajaran baru, agar masyarakat tidak hanya memanfaat gadget sekedar untuk hiburan semata.

Kedua stereotip tersebut memiliki argumen masing-masing, dengan realita yang ada di masyarakat. Stereotip negatif perlu kita patahkan, bahwa kaum rebahan bukanlah kaum pemalas. Dunia teklogi yang semakin luas, memungkin generasi milenial, sembari berbaring ber-multitasking menciptakan perubahan.

Kaum rebahan harus bergerak untuk menciptakan sebuah perubahan yang berdampak positif untuk khalayak luas, bukan sekedar berbaring tanpa tindakan. Para muda-mudi yang mendominasi para kaum rebahan mulailah tancap gas untuk melaju membangun sebuah peradapan baru untuk kemajuan bangsa.

Banyak akses yang dapat kita jadikan media untuk mengorek berbagai wawasan dan pengetahuan, menjadikan kaum rebahan sebagai generasi yang open minded dan kritis. Di tengah berbagai permasalahan yang ada di negeri ini, banyak gerakan yang dapat dilakukan generasi rebahan, salah satunya menyumbangkan pemikirannya melalui sebuah tulisan. Tak dapat di pungkiri bahwa jejaring sosial memiliki jangkauan yang lebih luas, dalam hitungan detik sebuah kabar dapat tersebar keseluruh penjuru negeri, tanpa harus berkeringat karena teriknya matahari.

Twitter, dewasa ini menjadi media sosial yang unggul. Hampir setiap tokoh penting negeri memiliki akun. Sebuah hastag dapat menjadi pengaruh yang besar. Gunakan jejaring sosial sebagai wadah berbagai ide pemikiran baru. Bergerak untuk perubahan, menjadikan rebahan sebagai aktivitas yang produktif.

Oleh: Wiedya Listrina, Mahasiswa PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar