Kamulah yang Terbaik

Masih ingatkah? Kapan terakhir kamu berdoa dan mengucapkan rasa syukur atas semua yang kamu miliki? Hari ini, sudahkah mengucapkan terima kasih kepada Sang Maha Kasih? Atau malah menjadikan mengeluh sebagai tindakan yang kamu pilih?

Mungkin bukan hanya kamu saja, ada banyak sekali orang yang lupa akan hal itu. Bahkan tak sempat mereka pikirkan. Mengeluh? Ya tentu, bagaimana tidak? Jika alasan sederhananya adalah sibuk mengamati pola hidup kanan kiri dan mengabaikan banyak hal dalam diri sendiri.

Sebagian besar, orang selalu melihat dan menganggap kehidupan orang lain begitu mudah, begitu simple, begitu menyenangkan, atau bahkan begitu beruntung. Seolah orang lain tak mempunyai beban berat dalam hidupnya. Bukan hanya orang lain yang terlihat seperti itu, tetapi teman dekat bahkan saudara sendiri pun juga terlihat selalu “lebih” dari pada kamu.

Kamu akan mulai sibuk menghitung semua yang dimilikinya, semua yang ada pada dirinya dan tidak pada dirimu, atau bahkan semua hal yang mudah dilaluinya untuk menuju puncak suksesnya. Lalu, bagaimana denganmu? Tidak adakah pekerjaan lain yang lebih berbobot yang seharusnya kamu lakukan? Jangan jadikan hal sereceh itu menyita ratusan menit dalam hidupmu. Kamu tidak perlu memikirkan takdir orang lain. Kamu bukan dia atau mereka.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Kamu tidak salah. Jika dengan melihat dan menyaksikan kelebihan dan juga keberuntungan orang lain ternyata dapat membuatmu lebih bersemangat dan terpacu untuk menjadi lebih baik lagi dari saat ini. Dengan begitu akan menjadi nilai positif bagi dirimu. Namun pada kenyataannya, hal seperti itu justru seringkali membuat kamu membandingkan dan menghitung kekurangan yang kamu miliki, tentunya akan ada banyak rutukan yang muncul dalam hati, misalnya; aku tidak secantik dia, hidungku tidak semancung dia, aku tidak sepintar dia, aku tidak mempunyai prestasi seperti yang dia miliki, aku tidak seberuntung dia, aku tidak layak, dan masih banyak keluhan lainnya.

Bukannya membenahi diri atas semua hal itu, kamu justru hanya terpaku dan membayangkan jika kamu menjadi dia, hingga rasa benci dan kesal kerap membuat resah hatimu. Bukan hanya itu saja, rasa kecewa yang berlebihan kepada diri sendiri pun akan muncul dan membuat pikiran gelisah, lalu menyalahkan diri sendiri dengan menganggap tidak cukup baik dan sebanding dengan orang lain.

Jangan biarkan pikiranmu terkurung pada hal yang dapat merusak keimanan   dan ketakwaan pada Sang Pemberi Pikiran. Apalagi selalu tidak terima atas apa yang Dia berikan. “Mengapa aku tidak seperti dia, Tuhan. Mengapa dia yang di posisi itu, kenapa bukan aku” seringkali terucap dan dibarengi rasa kesal. Padahal, tanpa disadari hal itulah yang membuat dirimu jauh dariNya.  Pemikiran-pemikiran seperti ini jelas salah dan harus segera dihentikan.

Cobalah membuka mata. Pandanglah dirimu di depan cermin. Dan katakan sekali lagi ‘kamulah yang terbaik’, bukan dia atau mereka.  Mulailah untuk menghargai dan menghormati dirimu sendiri. Sebab, kamu lebih daripada layak untuk di posisi itu. Kamu bisa dan mampu untuk mengupayakan hidup serta berbagai hal lainnya yang kamu inginkan. Jadi, mulailah berusaha untuk segera berbenah.

Pahamilah satu hal penting, bahwa kamu adalah pribadi terbaik dan memiliki kepribadian baik yang bisa mengantarkan kamu kepada langkah-langkah keberhasilanmu nanti. Yakinlah, akan ada jalan mulus setelah jalan penuh bebatuan kamu lalui dengan tulus. Melangkahlah dengan tekad untuk menjadi diri yang lebih kuat.

Mulai saat ini, bersyukurlah atas apa yang telah kamu miliki, baik itu nikmat sehat atau bahkan berbagai hal lainnya yang selama ini tidak pernah kamu anggap sebagai sebuah nikmat. Dengan begitu kamu akan merasa bebas dan tidak hidup di bawah bayang-bayang milik orang lain. Sebab, kamu juga memiliki banyak hal berharga yang tak kalah penting untuk selalu disyukuri olehmu. Kamu pantas dan layak untuk selalu bahagia setiap saat. Nikmati saja apa yang kamu miliki saat ini, sehingga kamu bisa menjalani hidup dengan lebih bahagia dari sebelumnya.

Jangan mengecilkan dirimu dengan cara melihat orang lain. Sebab, hal seperti ini akan selalu membuatmu surut dan terbebani. Jika bukan kamu, maka siapa lagi yang akan mengupayakan kebahagian itu untukmu? Karena akan datang masa dimana orang lain tak akan memperdulikanmu. Kamu punya sukses yang membutuhkan tenaga keras dalam pencapaiannya. Kamu bukan dia atau mereka. Jadi, bersyukurlah, maka itu akan membuat dirimu lebih bahagia.

Oleh: Wahyuningsih, Secretary General of the Islamic Youth Da’wah Institute (IYDI) Jawa Tengah.

 

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *