Sebuah negara akan semakin maju apabila pewaris kemajuan mampu mengubah arah yang lebih baik. Di era persaingan yang semakin marak ini, para generasi penerus tidak bisa jika hanya tinggal diam hanya duduk manis melihat kejayaan indonesia. Mereka harus melakukan sesuatu yang berbeda, kreatif dan kritis. Melihat betapa pesaing berlomba-lomba agar mendapat posisi terbaik dan teratas menciptakan ambisi yang kuat. Tak jarang, sesama pesaing berusaha saling menjatuhkan satu sama lain demi mencapai kemenagan yang diharapkan. Lalu, dengan cara bagaimana kita sebagai generasi terpelajar mewujudkan indonesia jaya?

Indonesia memang telah lama merdeka. Namun, sumber daya manusia yang belum mencukupi syarat menjadikan negara kita masih dalam tahapan berkembang. Ada banyak persoalan yang menjadi tantangan bagi bangsa kita yang sampai sekarang masih belum menemukan titik cerah. Satu persoalan terpenting yang memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan bangsa kita ialah belum maksimalnya kualitas pendidikan bagi tiap individu. Masih banyak anak-anak yang tidak mengenyam bangku pendidikan di luar sana. Padahal, sebuah pendidikan merupakan sarana pengimplementasian yang paling dasar sebagai wujud kreativitas terciptanya generasi unggul.

Salah satu implementasi pendidikan di Indonesia dapat diaplikasikan dengan semboyan yang tak asing dengan identitas indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinekaan adalah pandangan seseorang tentang ragam kehidupan dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragamaan yang berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan dan politik yang mereka anut. Sebagai bangsa yang beragam, indonesia memiliki resiko yang tinggi terhadap munculnya konflik. Akar munculnya konflik dalam masyarakat multikultural disebabkan oleh adanya perebutan sumber daya, alat-alat produksi, kesempatan ekonomi, perluasan batas-batas sosial budaya, benturan kepentingan politik, ideologi dan agama.

Baca Juga  Prinsip-Prinsip Dasar al-Qur'an dalam Membangun Masyarakat Ideal

Dari paparan di atas mengindikasikan bahwa pendidikan kebhinekaan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diimplementasikan dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan kebhinekaan berfungsi sebagai sarana alternatif pemecahan konflik. Oleh karena itu, pendidikan kebhinekaan diharapkan mampu membentuk karakter tunas bangsa indonesia yang dapat memposisikan diri dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, lingkungan dan kebangsaan.

Karakter inilah yang sejatinya pengokoh karakter keindonesiaan kita sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki identitas. Jika karakter tersebut telah menjadi katrampilan bertindak manusia indonesia, bangsa indonesia akan menjadi besar karena semua problem kehidupan selalu dapat diatasi dengan kekokohan karakter kebangsaannya. Selain itu, pendidikan multikulturalisme juga diharapkan mampu membentuk karakter religius, menghargai keragaman orang lain, toleransi, percaya diri dan jiwa nasionalisme. Perwujudan karakter tersebut dapat dilakukan melalui praktik pembelajaraan karakter keindonesiaan. Pembelajaraan ini dilakukan dengan pembentukan pola pikir, sikap, tindakan dan pembiasaan.

Terwujudnya karakter keindonesiaan tersebut menjadi landasan kuat sebagai ciri khas manusia indonesia yang kuat. Kekuatan keindonesiaan ini menjadi energi besar untuk menjadi indonesia sebagai bangsa besar ditengah percaturan bangsa-bangsa di dunia. Bangsa besar hanya dapat mewujudkan melalui karakter manusia yang kuat. Karakter keindonesiaan melalui pendidikan kebhinekaan inilah salah satu harapan menuju indonesia besar di masa depan dengan keyakinan kolektif sebagi bangsa.

Kebhinekaan bukan penyeragaman, sesuai ungkapan yang terkandung didalam kalimatnya, Bhineka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Artinya, tak semua generasi harus memiliki pola pikir yang sama. Untuk mewujudkan indonesia jaya, para generasi berlomba-lomba menguras pikiran mereka sekeras mungkin agar mendapatkan ide yang hebat sehingga mampu mengubah pandangan bangsa. Kondisi inilah yang menuntut kita agar senantiasa berpedoman pada visi kebhinekaan sehingga kita memiliki sikap toleransi terhadap segala perbedaan dengan cara menghargainya.

Baca Juga  Sudah Dekatkah Anak Pelosok dengan Buku?

Keberagaman pemikiran memberi tuntutan kepada kita agar berfikir keras menjadikan perbedaan itu saling melengkapi dan memberi manfaat. Perlu diketahui, generasi hebat bukanlah mereka yang mampu memenangkan pertikaian atas perbedaan, tetapi generasi hebat ialah mereka yang mampu menyatukan segala perbedaan agar menjadi kesatuan yang sempurna. Banyak kontribusi yang diberikan oleh pribadi berpendidikan kebhinekaan, dimana mereka dituntut untuk bertarung, berfikir cerdas terhadap tantangan dan persoalan zaman. Generasi ininjuga dituntut untuk terus meningkatkan kecerdasan intelektual, kemampuan teknis serta mempelajari sistem melalui pendidikan formal. Hal ini perlu diimbangi dengan kemampuan kerja secara dinamis dan mampu beradaptasi guna menghadapi kondisi persaingan yang terus berubah, yang terpenting, mereka mampu berkreasi dan berinovasi untuk terus mencari gagasan dan peluang serta solusi atas berbagai permasalahan.

Mengingat fakta mengenai kondisi generasi muda bangsa yang dewasa ini sangat memprihatinkan, seperti contoh: tawuran meningkatnya pengguna narkoba dan tindakan kriminalitas lainnya harus segera dihentikan karena mereka adalah generasi penerus bangsa yang justru menjadi garda terdepan dalam upaya penanggulangan kasus di atas. Membangaun dan menumbuhkembangkan budaya ilmiah adalah salah satu solusi terbaik dalam mencegah terjadinya perilaku dan pergaulan remaja yang memprihatinkan. Melalui budaya ilmiah setiap generasi muda dituntut untuk membudayakan hal-hal yang bersifat keilmuan dengan tanpa melupakan kebhinekaannya.

Dengan kultur akademik yang positif diatas, generasi muda diharapkan menjadi generasi bangsa yang cerdas, yang berwawasan dalam ilmu pengetahuan dan menjadi SDM yang unggul dalam berbagai bidang dengan basis semangat kebhinekaan.

Baca Juga  Salahkah Berpoligami?

 

Oleh: Imroatun Solekhah, Disciples Monash Institute Angkatan 2020

Ayam Berkokok Menitil Suara Rakyat

Previous article

Kesehatan Mental yang Ditinggal

Next article

You may also like

Comments

Ruang Diskusi

More in Gagasan