DAJJAL DALAM BINGKAI MODERN

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ , وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.” (HR. Muttafaq ‘alaih).

Begitu menakutkan fitnah Dajjal ini, maka Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa terhindar dari fitnah Dajjal yang dianjurkan dibaca sebelum di tahiyat akhir sebelum salam. Dajjal banyak dikisahkan sebagai makhluk yang jahat yang muncul menjelang hari kiamat. Membawa ujian atau fitnah terbesar yang akan mempengaruhi keimanan seseorang agar ikut masuk ke neraka.

Pada akhir zaman disebut juga bahwa Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan yang bisa menciptakan segala sesuatu, termasuk surga palsu. Dalam suatu riwayat dijelaskan, seseorang yang masuk surga Dajjal berarti masuk dalam neraka Allah. Ketika muncul Dajjal, menurut sejumlah riwayat, tidak akan diterima iman seseorang yang telah terpengaruh dan mengikutinya.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Dunia semakin tua, apa yang dulu tidak mungkin, sekarang menjadi sesuatu yang lumrah. Ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat, ditandai dengan adanya temuan-temuan yang baru saat ini. Namun sayang, kemajuan iptek saat ini malah membuat sejumlah ilmuan terutama dari barat menjadi enggan mengakui adanya Tuhan, salah satunya Steven Hawking.

Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), contoh perkembangan teknologi saat ini. Temuan ini mampu memudahkan pekerjaan manusia, bahkan tidak perlu mengerjakan sama sekali. Kecerdasan buatan membuat manusia menjadi tidak terlalu aktif bergerak, melainkan komputerlah yang akan mengganti pikiran manusia atau robot lain yang akan menggantikan segala pekerjaan manusia.

Melihat temuan-temuan saat ini, bukan hal yang mustahil bahwa ke depannya akan tercipta temuan-temuan yang membuat manusia terkagum-kagum. Bahkan, penulis pernah mendengar bahwa akan diciptakan alat yang mampu mengabulkan semuanya. Inilah yang penulis takutkan, manusia akan melupakan eksistensi Tuhan sebagai Maha Pencipta, sehingga misi Dajjal sukses membuat manusia ingkar kepada Tuhan.

Tidak perlu bersiap menunggu lama datangnya Dajjal, karena perangkat teknologi saat ini telah menjadi alat untuk menyebarkan kebohongan, layaknya tipu daya Dajjal. Dapat dilihat dari beberapa perangkat yang sering bergelut dengan manusia, seperti komputer dan smartphone yang diwarnai dengan jaringan internet.

Tipu Daya Modern Dajjal

Dengan memanfaatkan jaringan internet, setiap orang bisa mengetahui berbagai informasi di dunia ini dengan cepat. Media massa online adalah salah satu sarana informasi tersebut. Tapi sayang, di era saat ini, eksistensi dari media massa sering tidak diperhatikan lagi.

Menurut Hard D. Laswell, fungsi media massa ada tiga, to inform (informasi), to educete (mendidik), to entertain (menghibur). Merujuk kepada tiga fungsi, penulis mencoba berpikir, apaka media messa sudah berperan sesuain dengan tiga fungsi di atas? Sifat independensi dari media itu adalah jawabannya. Tidak memihak kepada siapa pun, kecuali hanya dengan realita peristiwa yang akan diinformasikan.

Masyarakat Indonesia pada khususnya, kebebasan pers yang berlaku di Indonesia seharusnya tidak menjadikan berita yang dikabarkan sebagai berita hoax. Namun kenyataannya, masyarakat kian terbengkalai dengan pemberitaan di media massa. Inilah kenapa istilah Jawa ‘seng bener disalahno, seng salah di benerno’ mulai terkenal.

Secara keseluruhan, media massa memegang prinsip ‘bad news is a good news’. Logikanya, media masa akan mendapatkan perhatian besar dari masyarakat, apabila berita-berita tersebut adalah membawa informasi negatif, seperti pencurian, pembunuhan, perkelahian, dll.

Kecenderungan menyampaikan pemberitaan tidak baik inilah yang akan menciptakan ketidakseimbangan pemberitaan di negeri ini. Masyarakat akan terus tersugesti bahwa yang ada di negeri ini sangat buruk. Sebab, masyarakat jarang mendengarkan kesuksesan-kesuksesan negeri yang berhasil dilakukan.

Namun, kekurangan-kekurangan ini tidak bisa hanya dilemparkan kepada media masa saja. Sebab, masyarakat sendiri seharusnya dapat kembali melihat fitrahnya sebagai manusia, cenderung kepada kebenaran. Untuk itu masyarakat harus pintar dalam menganalisis informasi-informasi yang datang. Teliti dan bijak merupakan sifat yang harus dibangun oleh masyarakat, sehingga dapat mengetahui kebenaran informasi yang akan datang. Wa Allah A’alam bi al-Shawaab



Oleh :Triana Sri Hartati, Ketua Umun Forum Kajian Tematik (FKT) Daerah Semarang, Mahasiswi Tafsir Hadis UIN Walisongo Semarang



banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *