Zaman yang serba canggih lagi milenial. Membuat siapapun yang menjumpainya semakin tak karuan. Begitupula dengan makhluk ciptaan Allah yang disebut perempuan. Ia yang selalu menjadi bahan perbincangan dalam setiap keadaan. Dengan segala keistimewaan dan keanggungan yang ia miliki, banyak hal yang ia perlu sadari dan ketahui. Terutama, tentang beberapa hal yang bisa membuat ia tak akan menjadi berharga lagi.
Sebenarnya, berbagai fenomena mengenai hal ini sudah banyak terjadi. Namun, lagi-lagi banyak yang tidak bisa mengambil ibrahnya. Ini merupakan sebuah cambukan keras bagi kita semua, makhluk ciptaan Ilahi yang akan melahirkan banyak generasi penerus negeri. Kartini masa kini, itulah sebutan yang sering diperuntukkan untuk para perempuan di era milenial yang serba instan dan berhubungan dengan tekhnologi.
Ia mempunyai segudang perhiasan yang bisa membuat pria tertarik.
Allah menciptakannya begitu indah. Paras wajahnya, binar matanya, kelembuatannya dan tak lupa body tubuhnya. Ya, semua itulah yang terkadang membuat lawan jenis terpikat bahkan memunculakan sebuah nafsu jahat tatkala memandangnya. Namun, jangan salah masih adapula lelaki yang memandang sebelah mata hal di atas. Mereka lebih peduli dengan kualitas dan logika yang tampak dari dirinya.
Beragam fenomena tentang tindak kekerasan maupun pelecehan seksual sering terjadi kepada perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu hal yang salah dan tidak menjadi perhatian khusus. Indikatornya, banyak sekali seseorang yang pernah melakukan hal tersebut dan kemudian merasakan penyesalan yang teramat dalam sepanjang hidupannya. Sekali lagi, ini juga mencakup berbagai alasan melakukan hal tersebut atas landasan cinta.
Berbicara soal cinta, banyak sekali hal yang perlu kita kaji ulang secara masif. Agar, semua hal yang dilakukan sebagai implementasi dari sebuah perasaan cinta tidak salah atau bahkan melanggar syari’at serta Undang-Undang yang ada. Banyak fakta yang menunjukkan hal tersebut terjadi secara berulangkali bahkan menjadi sebuah rutinitas yang tak bisa terbendung lagi. Aturan syari’at yang telah ia ketahuipun dilanggar demi merealisasikan sebuah perasaan yang sedang bersarang di dalam dada.
Beragam nasihat dan perhatian khusus dari orang terdekat sudah berulangkali dilakukan. Namun, apalah daya, ketika seseorang telah dimabuk asmara apapun yang menghalangi pasti akan diterjangnya. Nasihat dan masukan hanya dianggap sebagai angin yang berlalu lalang. Begitu pula orang terdekat yang masih peduli dengan masa depannya hanya akan dianggap sebagai penghalang belaka. Sungguh suatu hal yang sangat sulit diselesaikan apabila tanpa sebuah kesadaran yang sangat mendalam dari orang sedang dimabuk asmara.
Sebenarnya, jatuh cinta itu tidak dilarang bahkan merupakan sebuah fitrah dari Yang Maha Indah. Datangnya tanpa tahu kapan,bahkan terkadang tidak memandang siapa, kapan, dan dimana ia bisa jatuh cinta. Bisa juga hanya bermula dari hal yang paling sepele tanpa kita duga sebelumnya. Namun, yang ditekankan disini bukan melarang seseorang untuk jatuh cinta. Akan tetapi, implementasi atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan syari’at ketika seseorang jatuh cinta itulah hal yang dipermasalahkan.
Saya sangat setuju dengan sebuah perkataan bahwa “cinta itu dapat membuat seseorang buta dan tuli” maksudnya seorang akan terus menerjang apa yang menjadi penghalangnya. Begitupula tak pernah mendengar berbagai nasihat yang selalu dilontarkan untuk dirinya meskipun itu adalah sebuah hal yang sangat baik untuk dirinya. Ini bisa terjadi kepada siapapun, termasuk seseorang yang dipandang tidak akan sampai pada hal yang telah dijelaskan di atas. Bahkan pada orang yang dipandang keimanannya sangat tinggi.
Sebenarnya, ini bukan kesalahan sepihak dari orang yang sedang di mabuk asmara. Ada dua komponen yang sangat berpengaruh, tentu saja seorang laki-laki dan perempuan yang sedang dimabuk asmara ini. Ketika keduanya saling menjaga, insya allah cinta akan menjadi suatu kekuatan untuk terus memperbaiki kualitas diri dan menjadikan hubungan kepada Sang Pencipta lebih dekat. Karena Dialah yang menghadirkan rasa dan menciptakan seseorang tersebut. Mestinya, ia harus banyak bersyukur dengan cara menjaganya termasuk harus menahan diri agar ia tidak sampai merusaknya.
Namun, secara kuantitas hal inilah yang sering dilalaikan oleh mereka. Dengan argumentasi “cinta” pada akhirnya mereka bebas melakukan hal apapun yang diinginkan dengan dalih “aku mencintaimu, aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan nanti. Aku akan menikaihimu” inilah janji yang sering diucapkan oleh seorang laki-laki ketika ia sedang menyerang pertahanan seorang perempuan.
Ya, dalam konteks ini lelaki berperan sebagai seorang penyerang dan perempuan sebagai benteng pertahanan yang akan terus diserang. Ketika seorang laki-laki telah dikendalikan oleh nafsu jahatnya, dengan berbagai cara dan strategi ia akan terus menerus menyerang hingga ia mampu mengalahkan sebuah benteng pertahanan seorang perempuan. Ia akan membuat seorang perempuan merasuk ke dalam jeratannya sehingga sangat mudah untuk dikendalikan. Nah, ketika sudah mencapai titik inilah perempuan dalam keadaan berbahaya, semuanya akan terancam termasuk kehormatan dan juga masa depannya.
Ada beberapa hal yang bisa membuat perempuan mencapai pada fase yang sangat berbahaya tersebut, diantaranya ialah mudah percaya. Ketika seorang perempuan mudah menyerahkan kepercayaan kepada seorang laki-laki yang tidak bertanggung jawab maka, ia akan memperoleh kerugian yang sangat besar. Karena seorang perempuan akan dengan mudah percaya apapun yang dia katakan. Dengan begitu, ia akan dengan mudah melakukan apapun terhadapnya.
Selain perempuan sangat mudah sekali terbawa perasaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang perempuan paling suka ketika dirayu dan dipuji. Ketika dua hal ini diterima oleh seorang perempuan maka, ia akan melayang dan langsung merasa bahwa orang tersebut menaruh hati padanya. Sehingga sebagian besar dari mereka memberikan feedback yang sangat baik bahkan memberikan celah bagi seorang laki-laki untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar memuji dan merayu hingga pada akhirnya bermuara pada sebuah perbuatan yang menyimpang dari akidah dan juga norma yang berlaku.
Semua hal di atas merupakan akibat fatal dan beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika memelihara cinta yang tidak sehat. Jika sudah demikian, maka cinta yang tumbuh tidak sesuai dengan fitrah cinta yang seharusnya yaitu “cinta itu menguatkan, bukan melemahkan” itulah yang seharusnya menjadi patokan sekaligus pengingat bagi semua orang yang sedang dilanda asmara. Ketika cinta yang datang membuat mereka mengalami penurunan kualitas dan membawa banyak kemadharatan maka, dipastikan itu bukanlah cinta yang sebenarnya. Melainkan itu merupakan nafsu belaka. Cinta yang baik akan menjaganya dalam do’a, dan pembuktiannya melalui ijab qobul bukan sekedar pacaran dan sebagainya.
Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang jiwanya masih dipenuhi rasa keingintahuan yang besar,jangan sampai kita diperbudak oleh cinta. Terutama bagi seorang perempuan harus lebih berhati-hati dan mengambil sikap yang tepat. Jangan pernah berikan celah sedikitpun. Jika imanmu belum kokoh dan pertahananmu masih lemah lebih baik menjauhlah dari cinta yang demikian itu. Karena sejatinya bukan pembuktian sejati bahwa ia benar-benar mencintaimu ketika saat itu juga ia berani untuk menikahimu. Bukan nanti atau beberapa tahun lagi.
Mari, para muslimah sejati kita sama-sama menjaga diri agar dijauhkan dari hal-hal yang demikian.
Sibukkanlah dirimu untuk terus meningkatkan kualitas diri. Jangan khawatir, tentang jodohmu. Ketika usahamu sudah maksimal untuk memperbaiki kualitas diri, maka disitulah insya allah Dia akan mengirimkan orang yang tepat yang akan menemanimu dalam perjuangan mengarungi bahtera kehidupan. Wallahu a’lam bi al-shawaab.