Tepat pada hari ini, tanggal 20 Mei merupakan hari kebangkitan nasional. Dilansir dari detiknews (20 Mei 2021), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan bahwa lebih dari setahun pandemi telah mencengkam negara Indonesia. Pendemi sudah mengglobal dan seluruh elemen masyarakat harus bersatu untuk membendung dampaknya.

Selaras dengan pendapat orang nomor satu di negara Indonesia tersebut, penulis mendukung penuh bahwa seluruh masyarakat Indonesia harus bersinergi, bersatu, bangkit dari keterpurukan pandemi di bumi pertiwi. Pandemi tidak akan berakhir apabila Sumber Daya Manusia yang menjadi objek sasarannya tidak pernah bersatu.

Kesatuan itu akan terwujud pula apabila SDMnya bangkit, bukan semakin terpuruk dan pasrah akan adanya pandemi yang menyerang.  Apabila masih ada SDM khususnya pemuda yang hanya mengeluh mengahadapi masa pandemi, maka kini adalah waktunya untuk bangkit. Bukan berpangku tangan mengaharapkan bantuan dari pihak-pihak terkait, namun ciptakan sesuatu yang dapat mendobrak roda perekonomian.

Roda perekonomian di masa pandemic seperti ini semakin menurun. Karyawan-karyawan di wilayah Indonesia di PHK. Penghasilan semakin mengecil, tidak menentu bahkan tidak ada sama sekali. Dikutip dari CNN Indonesia (23/12/2020) Menteri Keuangan Sri Mulyani Inrawati memprediksi bahwa rasio hutang Indonesia akan mencapai 38, 5 % terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2020.

Kemudian, bagaimana di tahun ini? Sebagaimana diketahui bersama bahwa covid masih merajalela hingga tahun telah berganti. Namun, keberadaan covid tidak kunjung berakhir. Bahkan sesekali sudah tidak terdengar kabar, namun karena kelalaian dari SDMnya terdapat penambahan klister-klaster baru dalam jumlah yang besar.

Baca Juga  Lebaran: Dilema Keinginan Mudik dan Takut Pandemi Covid-19

Jumlah penambahan klaster ini dapat terjadi di manapun dan kapanpun, serta menyerang siapapun. Masyarakat mulai abai terhadap virus corona. Umumnya cenderung berranggapan bahwa virus mematikan ini sudah tidak ada, musnah dan kembali ke negaranya. Namun hal tersebut merupakan anggapan yang salah. Padahal virus corona ini masih bersemayam bebas di tempat-tempat yang memungkinkan untuk berkembang.

Pemberitaan yang tidak aktif seperti biasanya di media-media mendukung untuk masyarakat terus abai, serta sedikitnya iklan layanan masyarakat untuk mengajak mencegah virus corona juga menambah sebab virus corona hingga kini masih ada di negara Indonesia. Namun, hal tersebut sebetulnya berpusat pada masih terninana bobokan oleh keadaan yang ada. SDM dan pemerintah belum ada gerakan kesinergian yang optimal.

Permasalahan perekonomian yang menjadi salah satu bidang yang terdampak adanya pandemi ini hingga kini belum teratasi. Mereka yang tidak mempunyai keberanian, keterampilan, dan jaringan yang luas maka akan semakin terpuruk perekonomiannya. Maka dari itu melalui tulisan ini penulis mengajak agar seluruh SDM untuk bangkit melawan corona, agar tidak mudah terjangkit, dan berlatih serta membiasakan diir menjadi pribadi yang lebih produktif dengan memanfaatkan kemudahan yang tersedia di zaman melenial saat ini. Salam Pemuda Pembawa Perubahan. wallahu a’lam bi al-shawab

Oleh Yulia Mayasari, Mahasiswi Pendidikan Agama Islam dan Disciples Monash Institute Semarang

 

 

 

Lebaran Di Tanah Rantau, Bukan Alasan Untuk Tidak Punya Saudara

Previous article

Diklaim Demi Kenyamanan Nasabah, Tarik Tunai dan Cek Saldo di ATM Bank BUMN akan Kena Tarif Rp5.000

Next article

You may also like

Comments

Ruang Diskusi

More in Gagasan