Oleh: Avin Avicenna, Mahasiswa UIN Salatiga Angkatan 2023
Dalam kehidupan perkuliahan, kerja sama menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk menyelesaikan tugas, proyek, atau kegiatan kelompok. Mahasiswa dituntut untuk bekerja bersama dalam mencapai tujuan yang sama, baik dalam tugas akademik maupun organisasi. Namun, dalam beberapa kasus, kita sering menemui teman kuliah yang tidak peduli dengan kesibukan atau keadaan orang lain. Teman-teman seperti ini cenderung meminta bantuan atau menyelesaikan tugas tanpa mempertimbangkan jadwal atau tanggung jawab teman lainnya. Mereka mungkin meminta untuk diselesaikan tugas dengan segera, meskipun kita tengah menghadapi kesibukan lain yang tidak kalah penting.
Sikap tidak peduli ini dapat memberikan dampak yang cukup besar, baik dalam konteks kerja sama kelompok, hubungan pertemanan, maupun hasil yang dicapai. Ketika seseorang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan mengabaikan situasi orang lain, komunikasi yang sehat dalam kelompok akan terganggu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan dalam bekerja sama, menurunkan semangat, bahkan membuat seseorang merasa tidak dihargai. Ketika kerja sama kelompok terganggu, kualitas hasil yang dihasilkan pun bisa jauh dari harapan.
Selain itu, dampak sosialnya juga tak kalah signifikan. Teman-teman yang merasa diabaikan atau dimanfaatkan oleh teman kuliah yang tidak peduli sering kali merasa kecewa dan tertekan. Perasaan seperti ini bisa merusak hubungan pertemanan yang sudah terjalin lama dan menyebabkan jarak antar individu. Ketegangan yang tercipta juga dapat menurunkan kenyamanan dalam berinteraksi di kampus, yang seharusnya menjadi tempat untuk tumbuh dan berkembang.
Ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan sikap tidak peduli ini muncul. Pertama, kurangnya empati terhadap orang lain. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa setiap individu memiliki kesibukan dan masalahnya masing-masing. Kedua, sifat egois yang terkadang muncul akibat tekanan akademik atau keinginan untuk mencapai tujuan pribadi tanpa memedulikan orang lain. Ketiga, ketidakmampuan untuk mengatur waktu dan membagi prioritas, yang menyebabkan mereka hanya fokus pada tugas yang mereka anggap lebih penting, meskipun itu mengganggu teman-temannya.
Untuk mengatasi masalah ini, komunikasi yang jujur dan terbuka adalah hal yang paling mendasar. Setiap anggota kelompok perlu berbicara tentang kesibukan mereka masing-masing dan berusaha untuk saling memahami. Dengan saling berbagi tentang apa yang sedang dihadapi, kita dapat mencari solusi yang baik untuk membagi tugas dengan adil. Selain itu, penting juga untuk menetapkan pembagian tugas yang jelas sejak awal, agar setiap orang memiliki tanggung jawab yang sama dan dapat berkontribusi dengan maksimal.
Namun, tidak hanya itu, setiap individu juga perlu memiliki kesadaran akan pentingnya empati. Memahami bahwa setiap orang memiliki tantangan dan keterbatasan masing-masing sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang saling mendukung. Dengan menghargai waktu dan kesibukan teman-teman, kita menciptakan hubungan yang lebih sehat dan produktif. Dalam dunia perkuliahan, ini adalah kesempatan untuk belajar tidak hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang cara berinteraksi dengan orang lain secara baik dan penuh pengertian.
Selain itu, membangun rasa tanggung jawab dalam setiap individu juga menjadi hal yang sangat penting. Jika setiap orang memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan mereka, maka kemungkinan besar tugas akan selesai dengan baik, tanpa ada pihak yang merasa terbebani. Membagi beban secara adil akan menciptakan rasa saling percaya dan memperkuat solidaritas di antara teman-teman kuliah.
Pada akhirnya, masa perkuliahan bukan hanya soal mengejar nilai akademik semata, tetapi juga tentang membangun karakter yang baik, terutama dalam hal kerja sama, empati, dan tanggung jawab. Ini adalah pengalaman yang akan sangat berguna ketika kita memasuki dunia kerja, di mana kerjasama tim dan pemahaman terhadap kesibukan orang lain menjadi hal yang sangat penting. Dengan menghargai teman-teman dan kesibukan mereka, kita tidak hanya memperbaiki kualitas hubungan sosial, tetapi juga meningkatkan kualitas diri kita sebagai individu yang lebih bijaksana dan berempati.