Rembang, Baladena.id – Jum’at (2/5/2025), dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Rembang menggelar diskusi ilmiah dengan tema “Manusia Indonesia”, merujuk pada pidato legendaris Mochtar Lubis tahun 1977. Diskusi ini diikuti puluhan pemuda dari berbagai latar belakang organisasi dan partai, seperti HMI, PMII, IPM, Pemuda Muhammadiyah, IKA PMII, IKSPI, hingga kader Partai Nasdem.
Kegiatan ini bertujuan merefleksikan karakter “manusia Indonesia” dalam konteks kekinian, khususnya di wilayah Rembang. Para peserta menggali berbagai problematika daerah sebagai cermin dari tantangan kebangsaan yang lebih luas.
Salah satu peserta dari PMII menyoroti persoalan ekonomi. “Pengangguran memang menurun, tetapi tingkat kemiskinan di Rembang tetap tinggi. Ini paradoks yang perlu kita pecahkan,” ujarnya.
Elmi yang merupakan kader HMI Rembang menyatakan bahwa untuk memperbaiki SDM kita, perlu kita mulai dsri perbaikan mindsetnya, “mindset masyarakat kita harus dibentuk sebagai masyarakat yang sadar untuk maju secara pendidikan dan ekonomi. Mindset pengusaha perlu dipupukkan”, uajarnya.
Sementara itu, perwakilan dari IKSPI menyoroti problem pendidikan. Ia menyatakan bahwa sistem pendidikan saat ini belum menjangkau semua lapisan masyarakat secara merata dan cenderung hanya menuntut ketundukan. “Sistem yang ada belum mengasah potensi dan keterampilan anak didik agar siap menghadapi kehidupan nyata. Mereka harus digali potensinya dan asah skillnya,” tegasnya.
Masalah lain disampaikan oleh kader muda dari Partai Nasdem, yang mengkritisi sistem politik yang semakin transaksional. “Pemilihan pemimpin seringkali hanya soal uang, bukan gagasan. Ini menghambat perbaikan sistemik di Indonesia. Sehingga, jika pemilihan bisa dilakukan secata tidak langsung, mungkin bisa memotong masalah kompleks tersebut,” katanya.
Nuranto, sebagai kader Pemuda Muhammadiyah mengungkapkan bahwa dengan kekuasaan politik, masalah Rembang bisa diselesaikan. Namun, perjuangan politik ini memang yang paling berat, “Perjuangan politik adalah yang paling berat, tapi dengan kekuasaan politik kita bisa membantu masyarakat. Meskipun berat, semua harus sadar untuk berpartisipasi di dalamnya,” ungkapnya dengan tegas.
Ketua DPD PAN Rembang, Su’ud, dalam penutupan diskusi menyimpulkan bahwa ada tiga isu utama yang perlu segera ditangani, yaitu ekonomi, pendidikan, dan politik.
“Masalah ekonomi harus dijawab dengan pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan bantuan langsung untuk warga yang kesulitan makan. Di bidang pendidikan, kita perlu mereformasi sistem agar peserta didik memiliki kemerdekaan intelektual dan finansial. Dan untuk masalah politik, perbaikannya harus dimulai dari dalam. Karena itu, generasi muda harus bersiap secara intelektual dan finansial untuk masuk ke dunia politik, karena perjuangan butuh kesiapan intelektual dan kemapanan finansial,” tegas Su’ud.
Diskusi ini diharapkan menjadi awal dari gerakan kolektif untuk menciptakan manusia Indonesia yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai cita-cita besar bangsa.