Katanya perempuan masa depan
Tapi perilakumu sungguh memalukan
Katanya perempuan harapan bangsa
Tapi kau hanya suka tebar pesona
Katanya ingin mengangkat derajat wanita
Tapi waktumu kau gunakan dengan sia-sia
Wahai kalian yang katanya Kartini masa kini
Sudahkah kalian merenung hari ini?
Untuk inikah Ibu Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan?
Apakah kalian tahu bagaimana ia berjuang?
Sudahkah kalian mewujudkan harapannya?
Sudahkah kalian berjuang mati-matian mewujudkan mimpinya?
Hidupnya dia habiskan untuk memperjuangkan kalian
Harta, jiwa dan raganya telah dia korbankan demi kalian
Demi kalian hidup dengan selayaknya
Tapi apa yang kalian lakukan?
Kau bilang perempuan itu harus jaga kehormatan
Tapi setiap hari kau nongkrong di angkringan
Kau bilang kau adalah pejuang hak-hak perempuan
Tapi kau sangat suka mendapatkan puji-rayuan
Apakah kau sadar; sudahkah kau melaksanakan kata-kata yang sering kau umbar?
Kau bilang, ibu adalah sekolah pertama dan yang paling utama bagi anaknya
Tapi kalau hari-harimu kau gunakan untuk rebahan,
bisakah kau menjadi wanita impian?
Wahai Kartini masa kini
Sadarlah dengan apa yang telah kau perbuat selama ini
Sudahkah kau menyumbang karya untuk negeri?
Jikalau belum, lekaslah kau sadari
Daripada malammu kau habiskan untuk nongkrong
Lebih baik kau gunakan untuk menyongsong
Menyumbang karya untuk negeri yang masih kosong
Apalagi hanya kau habiskan untuk bengong
Wahai Kartini harapan bangsa
Sadarlah
Bangkitlah
Berkaryalah
Sudahi tongkronganmu di angkringan
Mulailah gerak nyata merakit masa depan
Tak apa kau lakukan pelan-pelan
Teruslah menjadi garda terdepan perjuangan
Oleh: Rojul al-Munir, Penikmat Senja