Siapa yang tidak mengenali Rasulullah SAW? Bahkan dapat dipastikan mayoritas orang di dunia mengenalinya. Rasulullah merupakan teladan yang sangat baik bagi umat Islam di berbagai penjuru dunia. Rasulullah adalah sosok teladan yang berada di berbagai aspek, salah satunya yitu dalam bidang kepemimpinan. Di dalam kepemimpinannya Rasulullah memiliki cara atau pola yang dapat kita contoh bersama.
Ketika Rasulullah menjadi seorang pemimpin di Kota Madinah, Rasulullah selalu berbuat adil ke seluruh masyarakat Madinah. Tanpa membandingkan masyrakat satu dengan masyarakat yang lain. Rasulullah juga sangat toleran dan bersikap baik kepada masyarakat Madinah yang latar belakangnya bukan sebagai umat muslim. Rasulullah tidak pernah melarang masyarakat nonmuslim dalam menjalankan ibadahnya. Dan Rasulullah juga memberikan kebebasan kepada mereka dalam menentukan ajaran apa yang akan mereka anut.
Di dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرࣲ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبࣰا وَقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوۤا۟ۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِیمٌ خَبِیرࣱ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat ini menjelaskan mengenai Allah SWT menciptakan manusia yang beraneka ragam. Dan Allah SWT menyuruh umatnya untuk saling tolong menolong satu sama lain. Serta saling menghormati dan memberikan keadilan sesuai dengan porsinya masing-masing. Sifat Rasulullah SAW ini sangat mencerminkan bahwa pemimpin itu harus memiliki sifat adil dalam memimpin Negaranya. Apalagi bagi para pemimpin Indonesia. Dapat kita lihat bersama, Indonesia memiliki beraneka ragam budaya, suku, bahasa, ras, Agama, dan masih banyak lainnya. Jika pemimpin Indonesia memiliki sifat adil dan toleransi, Indonesia akan menjadi negara maju dengan rasa damai tanpa adanya permusuhan.
Pemimpin merupkan sebuah cerminan bagi masyarakat yang dipimpinnya dan negaranya. Ketika pemimpin itu sangat cakap dalam kepemimpinannya Dia akan dijadikan sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari, dan banyak masyrakat yang akan memberikan sisi postif kepadanya. Ataupun sebaliknya, jika pemimpin itu tidak bisa dalam mempin, dapat dipastikan masyarakat dan negara yang telah Dia pimpin akan menjadi hancur.
Rasulullah memiliki empat sifat yang harus kita teladani bersama sebagai pemimpin di muka bumi yang pertama adalah Shidiq (Jujur). Di dalam kehidupan sehari-sehari semasa di dunia beliau selalu berbuat jujur apapun keadaannya. hal inilah kunci keberhasilan Rasulullah sebagai pemimpin. Dapat kita pastikan pemimpin yang memiliki sifat shidiq (jujur) negara yang dipimpinnya pasti akan sejahtera.
Yang kedua adalah Amanah (dapat dipercaya), Sifat ini adalah kunci bagi para pemimpin untuk mendapatkan kepercayaan dari rakyatnya. Dan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena ketika seorang pemimpin telah mendapatkan kepercayaan kemudia pemimpin itu mengkhianatinya, maka jangan berharap masyarakat akan percaya lagi kepadanya. Ketika pemimpin itu berani berkhianat maka dapat dikatakan bahwa pemimpin itu masuk kata gori orang munafik.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، عَنِ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : أَربعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقاً ، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ فِيْهِ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفاقِ حَتَّى يَدَعَهَا : مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Artinya:
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada empat tanda seseorang disebut munafik. Jika salah satu perangai itu ada, ia berarti punya watak munafik sampai ia meninggalkannya. Empat hal itu adalah: (1) jika berkata ia berdusta; (2) jika berjanji ia mengingkari; (3) jika berdebat, ia berpaling dari kebenaran; (4) jika berselisih ia akan berbuat zalim.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Ketiga yaitu, Tabligh yang berarti menyampaikan. Di poin ini seorang pemimpin harus menyampaikan kebenaran tanpa adanya penambahan-penambahan yang tidak benar atau bahkan menutup-nutupi sebuah kebaikan. Untuk melakukannya tidaklah mudah, tetapi bagaimanapun juga entah itu berita buruk atau baik bagi masyarakat sekitar ataupun bagi diri sendiri, semuanya harus disampaikan dengan benar.
Dan yang terakhir yaitu, Fathanah yang artinya cerdas. Sebagai seorang pemimpin bukannya hanya memiliki harta yang banyak yang dapat kita sebut sebagai mandiri secara financial, tetapi seorang pemimpin juga harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau yang kita sebut mandiri secara intelektual. Ketika seorang pemimpin memiliki dua katagori ini dapat dipastikan pemimpin itu akan cakap dalam memimpin masyarakatnya dan tidak akan takut untuk memperjuangkan kebenaran. Itulah empat kunci keberhasilan Rasulullah dalam mencapai kejayaannya. Dan keempat ini harus kita amalkan sebagai khalifah dimuka bumi.