Dunia menjadi neraka bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah Swt, dengan menjadi muslim orang tersebut sudah pasrah kepada Tuhannya atas apa yang akan didapatnya nanti. Karena tugas menjadi seorang muslim adalah beribadah kepada Allah Swt.
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku”. (Adzariyat:56)
Dengan turunnya ayat tersebut menjadi jelas bahwa tugas manusia adalah beribadah kepada Allah Swt. Tapi tidak cukup bisa beribadah jika tidak diimbangi dengan ilmu beribadah.
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu”. (Ath Thalaq:12)
Dengan ilmu manusia bisa mengetahui bagaimana caranya beribadah kepada Allah Swt. Dengan ilmu pula manusia bisa menjadi makhluk yang paling sempurna di muka bumi. Akan tetapi ada juga manusia yang malah menjadi makhluk yang sengsara hidupnya, yaitu mereka yang memiliki hati keras, air mata membeku, rasa malu berkurang, cinta dunia dan panjang angan-angan.
Pertama, memiliki hati keras. Menurut seorang tabiin, Fudhail bin Iyadh, Hati yang keras bisa membuat orang sengsara di dunia. Orang yang memiliki hati yang keras akan sulit menjalankan kebenaran. Seperti yang digambarkan dalam Al-Quran surah al Hadid ayat 16;
“. . dan Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” (Alhadid: 16).
Kedua, air mata yang membeku. Ini bisa terjadi karena hati yang sudah terlanjur keras, sehingga air matanya pun tidak akan terenyuh dengan bacaan ayat-ayat Al-Quran. Berbeda dengan orang yang hatinya lunak dan bersih, ia akan sangat mudah menangis mengingat dosa dan mendengarkan siksa-siksa yang ada di dalam Al-Quran.
Ketiga, malu berkurang. Lebih jauh lagi, jika sudah air mata membeku akan diikuti dengan rasa malu yang berkurang. Orang yang sudah terkena indikator ini justru akan melakukan hal yang baik menjadi malu, dan melakukan maksiat malah tidak malu. Nabi pernah bersabda; “Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah sesuka hatimu” (HR. Bukhari, Ibnu Majah).
Dalam istilah Bahasa Jawa sabda Nabi tersebut adalah “Nglulu” yaitu menjadi sindiran sekaligus peringatan kepada orang yang sudah kehilangan rasa malu.
Keempat, Cinta dunia. Yaitu orang-orang yang sudah masuk ke dalam lingkaran perilaku di atas akan cenderung cinta dunia. Ia takut mati karena akan kehilangan apa yang ia miliki di dunia. Perilaku cinta dunia ini sudah di peringatkan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya; ketika pintu dunia dibuka seluas-luasnya niscaya umat muslim akan silau padanya (HR. Ma’mar Rasyid).
Kelima, panjang angan-angan. Yahya bin Mu’ad Ar-Razi mengatakan, “Panjang angan-angan (Thulul Amal) itu memutuskan setiap kebaikan, tamak mencegah dari setiap kebenaran, sabar membawa kepasa keberuntungan dan nafsu mengajak kepada setiap kejahatan”.
Panjang angan-angan merupakan perilaku lamunan yang semu tanpan dibarengi amal yang mendukung. Sehingga orang yang bersifat demikian masuk kedalam indikator sengsara di dunia.
Kelima perilaku diatas menjadi indikator bahwa seseorang tergolong manusia yang mengalami kesengsaraan hidup di dunia. Jangan sampai kita sebagai orang yang berIslam masuk ke lingkaran jahat tersebut yang akhirnya mendapatkan siksa di akhirat nanti.
Agar terhindar dari perilaku-perilaku tersebut, cukup meniru kehidupan Nabi Muhammad Saw dalam hal apapun. Karena beliau menjadi satu satunya manusia sempurna yang sangat layak untuk dijadikan contoh dalam berkehidupan di dunia. Semoga kita tergolong menjadi umat beliau, Amin