Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang rajin beribadah tetapi masih merasakan kegelisahan dalam hatinya. Shalat, puasa, zakat, dan amal ibadah lainnya telah dilaksanakan, namun hati tetap tidak tenang. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kurangnya Keikhlasan dalam Beribadah
Allah SWT berfirman:
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Salah satu penyebab hati gelisah adalah kurangnya keikhlasan dalam beramal. Jika ibadah dilakukan karena ingin dipuji manusia (riya’) atau sekadar rutinitas, maka hati tidak akan merasakan ketenangan. Ibadah yang diterima adalah yang dilandasi keikhlasan hanya untuk Allah SWT.
Masih Melakukan Dosa dan Maksiat
Meskipun rajin beribadah, jika seseorang masih melakukan dosa—baik yang disadari maupun tidak—hatinya akan tetap gelisah. Dosa membuat hati menjadi kotor dan jauh dari cahaya hidayah Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang mukmin jika melakukan suatu dosa, maka akan muncul noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, meninggalkan dosa itu, dan memohon ampun, maka hatinya akan dibersihkan.” (HR. Ibnu Majah)
Terlalu Banyak Memikirkan Dunia
Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka.” (QS. Hud: 15-16)
Terlalu sibuk dengan urusan dunia—seperti harta, jabatan, atau popularitas—dapat membuat hati gelisah. Ibadah yang dilakukan tidak lagi menghadirkan ketenangan karena fokusnya telah teralihkan pada hal-hal duniawi.
Kurang Bersyukur
Rasulullah SAW bersabda:
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam hal materi), dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih pantas agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Kurang bersyukur membuat hati selalu merasa kurang dan tidak puas. Padahal, nikmat Allah begitu banyak, tetapi manusia sering lalai untuk mensyukurinya.
Tidak Menjaga Hubungan dengan Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS. Ar-Ra’d: 28)
Al-Qur’an adalah obat bagi hati yang gelisah. Jika seseorang jarang membaca, mentadaburi, dan mengamalkan Al-Qur’an, maka hatinya akan mudah resah.
Tidak Tawakal kepada Allah
Kegelisahan sering muncul karena terlalu banyak khawatir terhadap masa depan atau takut kehilangan sesuatu. Padahal, seorang muslim harus yakin bahwa segala sesuatu telah diatur oleh Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)
Hati yang gelisah meskipun rajin beribadah bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurang ikhlas, masih melakukan dosa, terlalu cinta dunia, kurang bersyukur, jauh dari Al-Qur’an, dan tidak tawakal.
Solusinya adalah dengan memperbaiki niat, bertaubat, memperbanyak dzikir, bersyukur, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga Allah memberikan ketenangan dalam hati kita semua. Aamiin.