Generasi Muda dalam Cengkraman Algoritma Media Sosial

Oleh: Siti Thoifatun Najiah, Peserta LKK HMI Cabang Bogor 2024 asal Cabang Semarang

Era digital menjadikan media sosial sebagai sesuatu yang berharga bagi generasi muda. Algoritma dalam berbagai platform media sosial dirancang untuk menampilkan konten yang paling relevan dan menarik perhatian. Hal tersebut berdampak pada perubahan cara mereka berpikir, berinteraksi, dan mengambil keputusan. Akibatnya mereka cenderung menganggap pandangan yang paling benar yaitu mereka sendiri tidak menyadari adanya sudut pandang lain yang lebih objektif.

Algoritma media sosial bekerja dengan memprioritaskan engagement yaitu interaksi seperti like, komentar, dan share. Hal ini memicu munculnya konten sensasional, kontroversial, atau bahkan misinformasi yang lebih mungkin viral dibandingkan dengan informasi yang akurat. Generasi muda yang menggunakan media sosial sebagai sumber informasi utama sering kali sulit membedakan antara fakta dan opini. Akibatnya, pola pikir kritis mereka terancam oleh banjir informasi yang tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan.

Tidak hanya itu, algoritma juga menciptakan efek echo chamber. Dimana pengguna hanya melihat konten yang sesuai dengan preferensi dan keyakinan mereka. Efek ini memperkuat polarisasi sosial dan menghambat dialog yang sehat di kalangan generasi muda. Selain itu, eksposur yang terus-menerus pada konten serupa dapat membentuk persepsi yang tidak realistis tentang dunia. Hal tersebut akan membatasi wawasan generasi muda. Dalam jangka panjang, hal ini akan dapat melemahkan kemampuan generasi muda untuk berpikir kritis dan menerima keberagaman.

Dampak negatif algoritma media sosial juga terlihat dalam aspek kesehatan mental generasi muda. Tontonan terhadap kehidupan yang “sempurna” di media sosial sering kali memicu rasa tidak puas diri dan rendahnya kepercayaan diri. Algoritma yang menampilkan konten yang paling menarik perhatian dapat membuat mereka terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini berpotensi menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, hingga body dysmorphia.

Meski demikian, bukan berarti media sosial sepenuhnya buruk bagi generasi muda. Dengan pemanfaatan yang bijak, media sosial dapat menjadi alat untuk memperluas jaringan, mengekspresikan diri, dan memperoleh edukasi. Namun, tanpa pemahaman yang mendalam tentang bagaimana algoritma bekerja, generasi muda akan terus menjadi korban manipulasi digital. Oleh karena itu, edukasi literasi digital menjadi kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi oleh pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan program literasi digital di sekolah dan universitas. Program ini harus mencakup pemahaman tentang cara kerja algoritma, identifikasi hoaks, serta pentingnya diversifikasi sumber informasi. Dengan literasi digital yang kuat, generasi muda dapat lebih kritis dalam menyaring informasi dan menghindari jebakan algoritma. Selain itu, mereka juga perlu diajarkan untuk memanfaatkan fitur-fitur di media sosial seperti kontrol privasi dan preferensi konten untuk mengurangi dampak negatif algoritma.

Pemerintah dan platform media sosial juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat. Pemerintah dapat mengatur regulasi yang mewajibkan platform untuk transparan dalam penggunaan algoritma dan data pengguna. Di sisi lain, perusahaan teknologi harus mengembangkan algoritma yang tidak hanya berorientasi pada engagement tetapi juga mempertimbangkan nilai edukasi dan keberagaman informasi. Dengan kolaborasi ini, diharapkan dampak buruk algoritma pada generasi muda dapat diminimalisasi.

Selain literasi digital dan regulasi, generasi muda sendiri harus lebih sadar dan bertanggung jawab dalam penggunaan media sosial. Mereka perlu mengatur waktu penggunaan media sosial, mengurangi konsumsi konten yang bersifat sensasional, dan memperluas jaringan informasi. Dengan begitu, mereka dapat keluar dari cengkraman algoritma dan memanfaatkan media sosial sebagai alat yang memberdayakan.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *