Dzikir dalam Tuntunan Qur’an dan Sunnah

Kata dzikir apabila ditinjau dari segi bahasa (lughatan) artinya adalah mengingat. Sedangkan dzikir secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan memuji Allah SWT.

Apabila ditinjau secara etimologi, dzikir berasal dari kata “dzakara” yang berarti menyebut, mensucikan, menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari. Oleh karena itu, dzikir berarti mensucikan dan juga mengagungkan, serta dapat diartikan dengan menyebut dan mengucapkan nama Allah Swt atau menjaga dalam ingatan (mengingat).

Dzikir merupakan ibadah hati dan lisan yang tidak mengenal batasan waktu. Bahkan Allah mensifati ulil albab kepada mereka-mereka yang senantiasa menyebut Tuhannya, baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan dalam keadaan berbaring.

إِنَّ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلٰفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَءَايٰتٍ لِّأُولِى الْأَلْبٰبِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (Q.S. 3 : 190)

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعُودًا وَعَلٰى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. 3 : 191).

Oleh karenanya, dzikir bukan hanya ibadah yang bersifat lisaniyah, namun juga bersifat qalbiyah. Imam Nawawi menyatakan bahwa yang utama adalah dzikir yang dilakukan dengan bersamaan antara lisan dan hati. Jika harus salah satunya, maka hatilah yang lebih utama. Meskipun demikian, menghadirkan maknanya dalam hati, memahami maksud dari dzikir merupakan suatu hal yang harus diupayakan pula dalam dzikir.

Dzikir, apabila dikaji secara mendalam termasuk “Tauhid Uluhiyah” atau “Tauhid Ibadah”, bila ditinjau dari ilmu tasawuf, dzikir termasuk dalam aliran atau madzhab tasawuf amali. Madzhab tasawuf ini adalah madzhab untuk mencapai ma’rifatullah dengan pendekatan melalui dzikir.

Pada hakikatnya, orang yang sedang berdzikir adalah orang yang sedang berhubungan dengan Allah SWT. Seseorang yang senantiasa mengajak orang lain untuk kembali kepada Allah akan memerlukan dan melakukan dzikir yang lebih dari seorang muslim biasa. Karena pada dasarnya, ia ingin menghidupkan kembali hati mereka yang mati, akan tetapi jika ia tidak menghidupkan hatinya lebih dulu, keinginan atau kehendaknya untuk menghidupkan hati yang lain sulit untuk dilakukan bahkan tidak mampu.

Menurut Syeikh Abu Ali ad-Daqqaaq yang dikutip oleh Joko S. Kahhar & Gilang Vita Madinah mengatakan, “Dzikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah SWT. Sungguh dzikir adalah landasan bagi thariqat itu sendiri. Tidak ada seorangpun yang dapat mencapai Allah SWT, kecuali mereka yang dengan terus menerus berdzikir kepada-Nya.

Dzun Nuun al-Mishry menegaskan pula mengenai dzikir, bahwa. “Seseorang yang benar-benar dzikir kepada Allah SWT, maka ia akan lupa segala sesuatu selain dzikirnya. Allah SWT akan melindunginya dari segala sesuatu, dan ia akan diberi ganti dari segala sesuatu.

Rasulullah dalam berbagai hadist mengenai dzikir, beliau menyebutkan bilangan-bilangan dzikir yang tentu menjadi acuan atau patokan dalam berdzikir kepada Allah Swt. Walaupun hal tersebut tidaklah menjadi suatu keharusan. Sebagaimana hadist Rosulullah Saw;

عن ابي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
من سبح لله في دبر كل صلاة ثلاثا وثلاثين حمد الله ثلاثا وثلاثين وكبلر الله ثلاثا وثلاثين فتلك تسعة وتسعون. وقال: تمام المئة: لااله الا الله وحده لا شريك له, له الملك وله الحمد, وهو على كل شئ قدير. غفرت خطاياه وانكانت مثل زبد البحر.(رواه مسلم)

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa yang bertasbih setiap hari sebanyak tiga puluh tiga kali, dan bertahmid sebanya tiga puluh tiga kali, maka semua berjumlah sembilan puluh sembilan. Rasulullah SAW menambahkan: lengkap seratusnya adalah (Tiada Tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan kepunyaan-Nya adalah semua pujan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) akan diampuni semua dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim).

Dalam hadist lain, disebutkan bahwa kecintaan seseorang kepada Tuhannya adalah dengan senantiasa berdzikir kepada Nya. Rasulullah Saw bersabda;

عن معاذ بن جبل رضى الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم اخذ بيده وقال: يا معاذ والله اني لاحبك, والله اني لاحبك. فقال.اصيك يا معاذ, لا تدعن في دبر كل صلاة تقول: اللهم اعني علي ذكرك وشكلرك وحسن عبادتك
.(رواه ابوداود والحاكم)

Artinya: ”Dari Muadz bin Jabal, Rasulullah SAW, memegang tanngannya seraya bersabda:”Wahai Muadz, demi Allah saya mencintaimu, demi Allah saya mencintaimu. Lalu baginda bersabda:”Aku berpesan kepadamu wahai Muadz untuk tidak meninggalkan membaca sesudah setiap kali shalat perkataan (Dzikir): Ya Allah tolonglah aku dalam mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan-Mu dengan baik. (HR. Abu Dawud dan Hakim).

Doa dan juga zikir sangat dianjurkan kapan dan di mana saja, terlebih lagi setelah shalat lima waktu. Dzikir dan doa setelah shalat lima waktu lebih dekat pada ijabah atau pengabulan sebagaimana hadits riwayat At-Tirmidzi berikut ini:

وسئل النبي صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع أي أقرب إلى لإجابة قال جوف الليل ودبر الصلوات المكتوبات
(رواه الترمذي)

Artinya, “Rasulullah SAW ketika ditanya perihal doa yang paling didengar, yaitu doa yang paling dekat dengan ijabah menjawab, ‘(doa) Di tengah malam dan setelah shalat lima waktu,’ HR At-Tirmidzi”.

Dari keterangan ini dapat disimpulkan bahwa doa dan zikir setelah shalat lima waktu sebaiknya tidak ditinggalkan karena itu merupakan salah satu waktu ijabah. Adapun doa dan zikir berjamaah memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah SAW menyebut kehadiran malaikat, kedatangan rahmat, munculnya ketenteraman, dan pujian Allah SWT. Keutamaan ini dikemukakan dalam hadits riwayat Imam Muslim berikut ini:

عن أبي هريرة و أبي سعيد الخذري أنهما شهدا على النبي صلى الله عليه وسلم أنهُ قال : لا يقعد قوم يذكرون الله عزوجل الا حفتهم الملائكته, وغشيتهم الرحمة, ونزلت عليهم السكينة, وذكرهم الله فمن عنده
(رواه مسلم)

Artinya, “Dari Abi Hurairah RA dan Abi Said Al-Khudri RA bahwa keduanya telah menyaksikan Nabi SAW bersabda, ‘Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berzikir kepada Allah ‘azza wa jalla kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, dan ketenangan turun di hati mereka, dan Allah menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya,” (HR Muslim).

Dzikir dan doa setelah shalat lima waktu lebih dekat pada ijabah atau pengabulan

Zikir dan doa berjamaah dapat dilakukan oleh imam shalat yang kemudian diikuti oleh makmum. Tetapi zikir dan doa berjamaah ini dapat juga dipimpin oleh salah seorang makmum yang kemudian diikuti oleh imam shalat dan makmum lainnya. Zikir dan doa di waktu malam atau setelah shalat wajib lima waktu dibaca dengan suara perlahan (sirr) jika dilakukan sendiri. Tetapi zikir dan doa dibaca dengan suara lantang (jahr) jika dilakukan secara berjamaah sekadar terdengar oleh mereka. Sebagaimana keterangan Syekh M Nawawi Banten berikut ini:

ويكون كل منهما سرا لكن يجهربهما إمام يريد تعليم مأ موين فإن تعلمو أسرا قال ذالك شيخ الاسلام فى فتح الوهاب

Artinya, “Doa dibaca perlahan (sirr) pada keduanya (tengah malam atau setelah shalat wajib), tetapi dibaca lantang (jahar) oleh imam yang ingin ‘mengajarkan’ para makmum. Kalau mereka ‘mempelajarinya’, maka doa dibaca perlahan (sirr).
Demikian pandangan Syekhul Islam Abu Zakaria Al-Anshori dalam Fathul Wahhab,”. Kami menyarankan zikir dan doa berjamaah dibaca lantang sekadar terdengar oleh jamaah. Jangan sampai zikir dan doa dibaca terlalu lantang sehingga mengganggu konsentrasi orang yang sedang shalat di dalam area tersebut.

Dzikir setelah shalat atau bacaan dzikir sesudah shalat fardhu yaitu bacaan kumpulan bacaan doa, dzikir, dan wirid yang dilafadzkan setelah shalat wajib (fardhu) yang lima waktu. Dzikir setelah shalat merupakan ibadah yang sangat disunnahkan dan salah satu kebiasaan Rasulullah. Beliau juga melakukannya dengan suara keras. Bagi imam ketika usai shalat disunnahkan membalikkan muka ke arah makmum.

Bacaan dzikir sesudah shalat fardhu ini dapat dijumpai di dalam Isnul Muslim sebuah buku saku dzikir yang populer di dunia Islam dan dalam kitab-kitab shohih maupun sunnah yang disusun oleh para ulama Islam. Wallahu a’lamu bi al-shawab

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *