Dua Makna Puasa sebagai Perisai yang Jarang Diketahui

Muhammad Najib

Ada yang mengatakan bahwa Ramadhan adalah bulan Alquran (syahrul Qur’an), bulan pendidikan (syahrul tarbiyah), bulan pengampunan (syahrul maghfirah) dan lainnya. Pada kesempatan ini, penulis akan mengupas puasa Ramdhan dalam konteks sebagai bulan pendidikan (syahrul tarbiyah).

Bulan pendidikan di sini adalah mendidik diri dari segala hal agar menjadi pribadi yang beradab dan berintegritas tinggi. Termasuk makna bulan pendidikan adalah mampu menjadikan Ramadhan untuk membentengi diri dari hasutan, adu-domba dan hoax yang belakangan ini menyeruak begitu santer.

Secara jelasnya, makna puasa atau Ramadhan sebagai bulan pendidikan adalah menahan diri dari berbagai hal yang dapat membatalkan puasa dan menaati segala perintah-Nya untuk mendapatkan pahala serta meraih predikat sebagai orang yang bertakwa.

Itulah makna dasar puasa (shiyam), yakni menahan (imsak). Dalam sebuah hadis dikatakan bahwasannya, puasa adalah perisai. Dalam sebuah riwayat, Nabi bersabda:

الصيام جنة. فإذا كان أحدكم صائما، فلا يرفث، ولا يجهل. فإن امرؤ قاتله، أو شاتمه، فليقل: إني صائم، إني صائم

Artinya: “Puasa itu adalah perisai, maka apabila seorang dari kalian sedang melaksanakan puasa, janganlah dia berkata rafats (kotor) dan jangan pula bertingkah laku jahil. Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan “Aku orang yang sedang puasa, Aku orang yang sedang puasa”. (HR. Imam Malik).

Perisai dari Dua Hal

Informasi hadis di atas sangat penting untuk diterjemahkan lebih luas lagi, terutama agar sesuai dengan kebutuhan zaman. Dalam bingkai inilah, penulis akan mengupas puasa sebagai perisai dalam konteks kekinian.

Setidaknya makna puasa sebagai perisai dapat diterjemahkan secara kontekstual dalam dua hal.

Pertama, yaitu bermakna sebagai benteng bagi orang yang berpuasa dari perbuatan keji.

Dalam hadis dari Imam Malik di atas, terdapat pesan yang mendalam, yakni: “Puasa itu adalah perisai, maka apabila seorang dari kalian sedang melaksanakan puasa, janganlah dia berkata rafats (kotor) dan jangan pula bertingkah laku jahil.” Hal ini menunjukkan bahwa perisai yang dimaksud adalah menjauhi diri atau membentengi diri dari perbuatan keji seperti berkata kotor dan tidak bertingkah laku jahil. Tentu tingkah laku jahil dalam hal ini bisa dimaknai dengan tidak menyebar hoax, melakukan adu-domba dan menghasut.

Dengan demikian, orang yang berpuasa harus mampu menjadikan puasanya sebagai perisai dari dosa-dosa, kemaksiatan, syahwat dan lain sebagainya. Kita tahu bahwa menyebar hoax, menghasut dan mengadu domba sangat erat kaitannya dengan syahwat. Untuk itu, mari jadikan Ramadhan sebagai bulan pembelajaran agar puasa kita benar-benar menjadi perisai dari perbuatan keji.

Kedua, perisai bermakna sebagai tameng seorang muslim dari azab api neraka.

Dari Utsman bin Abil-‘Ash radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang diantara kamu dari peperangan”. (HR Ahmad: 16278, Nasai: 4/167, dan Ibnu Majah: 1639).

Diantara lakon yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka adalah mengadu-domba. Hal ini sebagaimana dalam nubuah Nabi Muhammad SAW.  Pada suatu saat, Hudzaifah mengatakan kepada Nabi bahwa ia telah menjumpai seorang laki-laki mengadu domba suatu pembicaraan. Maka Hudzaifah berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR Muslim).

Berdasarkan keterangan di atas, sangat jelas dan tegas bahwasannya adu-domba tidak dibenarkan dalam Islam. Bahkan, ancamannya adalah neraka. Di zaman digital seperti saat ini, informasi yang tersebar di internet banyak yang dibuat untuk suatu kepentingan yang picik.

Adu-doma, yakni informasi yang didesain agar orang-orang saling membenci dan berdebat sampai ‘bodoh’, adalah salah satunya. Biasanya, informasi adu-domba tersebut dibungkus dalam bentuk berita bohong (hoaks). Untuk itu umat diingatkan tidak membuat informasi bohong atau hoaks yang bisa mengadu domba.

Tidak ada makhluk di dunia ini yang dapat memastikan seseorang dapat menjumpai Ramadhan pada tahun depan. Oleh sebab itu, Ramadhan yang sedang kita jalani sekarang ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

banner 300x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *